26 Gadis Kecilku

42.4K 1.7K 42
                                    

Dia indah, peretas gundah dia yang selama ini ku nanti
Membawa sejuk memanja rasa, dia yang selalu ada untukku
Didekatnya aku lebih tenang, bersamanya jalan lebih terang

_Tulus, Teman Hidup_

“Waaaahh, indahnyaaa.. seperti berada di atas awan. Pantai apa ini Om namanya?” tanya Eva yang kini duduk disebuah gazebo diatas bukit yang ada disisi sebelah kanan vilanya.

Matahari di ufuk timur nampak bersinar redup tertutup kabut tipis yang juga menyelimuti seluruh bibir pantai. Dari atas bukit nampak samar hamparan pantai dengan  batu karang di sekelilingnya. 

“Pantai Watu Karung, banyak yang menjuluki sebagai Raja Ampatnya Jawa timur. Kau tau sayang ini lah tempat pelarianku,” jelas Ardie yang kini melingkarkan tangan kirinya di pinggang Eva.

“Pelarian?” Eva mendongkakan kepalanya melihat Ardie dari samping.

“Iya. Dahulu waktu Om gagal membujuk Mama untuk membatalkan pernikahan, Om kabur kesini. Papamu lah yang berhasil menemukan persembunyian ini,” Ardie memandang hamparan laut di depannya.

“Kenapa Papa senang sekali mencampuri urusan Om?” gumam Eva yang masih bisa didengar oleh Ardie.

“Karena hanya papamu yang paling mengerti gimana Om dan juga tahu titik kelemahan Om,” jawab Ardie.

Eva mengernyitkan dahinya, “Titik kelemahan Om? Emang Papa juga tahu siapa gadis kecil Om? Bukankah kelemahan Om hanya dia.” Raut muka Eva berubah, perlahan senyumnya mulai meredup.

Ah, kenapa aku lupa sama gadis itu. Kenapa terasa sakit sekali dada ini mengingat keberadaan gadis itu. Kenapa dia mengucapkan cinta padaku kalau nyatanya ada gadis lain yang menguasai hatinya. Apa dia melakukan ini semua karena tidak enak hati kepadaku?’

“Sayang, hey kenapa malah melamun?” Ardie menguncang badan Eva pelan.

“Hah, apa Om? Eva nggak melamun kok,” kata Eva yang ditimpali cubitan gemas Ardie di hidungnya.

“Coba kalau nggak ngelamun, apa yang barusan om bilang? Kalau nggak bisa jawab aku cium,” ujar Ardie dengan santainya.

“Eh, Om kan juga belum jawab pertanyaan Eva dari tadi. Itu vilanya punya siapa. Ayo kita temui pemiliknya trus kita beli. Berapapun harganya, Eva pasti bayar ” Eva mencoba mengalihkan pembicaraan.

‘Cup’ sebuah kecupan mendarat di bibir Eva. Seketika Eva menoleh  ke arah Ardie dan mendapati Ardie tersenyum penuh kemenangan. 

“Ooom,,,” protes Eva. 

‘Bolehkah aku egois terhadapmu Om? Bisakah kau menganti nama gadis itu dengan namaku dihatimu? Hanya namaku.’

“Vila itu untukmu sayang,” ucap Ardie yang membuyarkan lamunan Eva.

“Hah, apa? untukku?” tanya Eva bingung.

‘Cup’ lagi-lagi Ardie mendaratkan kecupan singkat dibibir Eva. 

“Jangan melamun terus sayang, apa yang sedang megusik pikiranmu? Ceritakan semuanya.” Ardie kembali mencubit gemas hidung Eva.

Istri Kedua : Gadis KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang