12. Hari Bahagia

584 47 7
                                    

"ASSALAMUALAIKUM!!" itu suara, Jullian.

Cowok berkaos putih dengan celana jeans selutut itu datang menyambangi rumah sahabatnya dengan paperbag di bungkus kresek hitam yang entah apa isinya, itu titipan bunda Elina. Jullian sebelumnya sempat mampir ke rumah lama Elina dan ternyata Adira menitipinya sesuatu.

"Ini apaan?" tanya Elina.

"Bunda gak kasih tau." jawab Jullian.

"Kok bunda nyuruh lo?" tanya Elina lagi.

Jullian berdecak. "Ya lo pikir aja kalo ada gue emang bunda mau repot-repot anter sendiri hah? Kan lo sama bunda sama aja, suka ngerepotin gue."

"Gue aduin bunda ah.." ejek Elina.

"Ya jangan, becanda doang." Jullian cengengesan.

Jullian nyelonong masuk ke dalam rumah lalu merebahkan badan di sofa sambil mengambil remot dan duduk seperti tuan rumah, itu jika bukan sahabat Elina mungkin sudah dia tendang karna tidak sopan.

"Dika mana? Kok lo sendirian di rumah?"

"Lagi futsal sama Griffin."

"Lin, ambilin gue minum dong?"

Elina berdecak. "Ambil sendiri lah."

"Gue tamu, masa di suruh ambil sendiri?"

"Spesial buat lo, harus mandiri."

"Linㅡ"

"Kaki lo gak lumpuh, bisa ambil sendiri."

"Tuhh mulut tajem bener!"

Dengan langkah terpaksa Jullian mengambil minuman nya sendiri, ingin mendumel pun juga tidak ada gunanya. Elina kini duduk di karpet bulu depan tv sambil memakan kacang koro kesukaan.

Jullian melirik Elina sekilas. "Gue denger dari Zaskia kemaren lo di labrak Bella, bener?"

"Bahasa lo kek gue apaan aja."

"Iya kan sama aja maksudnya gitu."

"Kenapa si tanya-tanya?"

Jullian menghela, kali ini dia ingin bicara serius.

"Satu sekolah gosipin lo yang aneh-aneh gitu, sampe ada yang ngelabrak segala. Lo gakpapa kan? Maksud gue, Dika udah bener jagain lo kan? Gue gak bisa terus-terusan jagain elo, Lin."

Sebagai sahabat wajar Jullian khawatir, sebab Elina bukan tipe orang yang gampang bercerita jika terkena masalah. Cewek itu terbiasa memendam semuanya sendiri. Tak ayal membuat Jullian termasuk keluarganya juga khawatir.

Elina terkekeh. "Gue gakpapa, Jull. Dika udah bener jagain gue kok, cuma kadang gue sering bikin dia kesel aja. Selebihnya gue aman, gak ada yang perlu di khawatirin."

"Jangan boong!"

"Yaudah kalo gak percaya."

"Lo tukang ngibul soalnya, mana bisa gue langsung percaya. Lin, kita tuh udah temenan dari kecil, gue tau kapan pun lo nyembunyiin sesuatu dari gue. Lo udah gue anggep kek adek gue sendiri, jadi sebagai abang beda 5 bulan dari lo, gue-"

Bad boy to be Husband✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang