09. Menyimpan Rasa

457 52 2
                                    

Alarm di samping nakas berbunyi.

Elina melengkuh pelan sambil merentangkan tangan selebar-lebarnya lalu mematikan alarm.

Cewek itu duduk mengucir rambutnya ke atas, hitung-hitung juga sambil mengumpulkan nyawa sehabis bangun tidur. Dia lalu segera melangkahkan kaki menuju kamar sebelah, kamarnya Dika untuk membangunkan cowok itu.

"Dika, sholat subuh.."

Tidak ada jawaban.

"Dik, bangun ayok.."

"He'em."

"Gue duluan ke mushola.." ucap Elina.

Di rumah mereka memang memiliki Mushola kecil agar mereka bisa sholat berjamaah disana. Elina yang meminta sebab cewek itu tidak mau jika bolak-balik ke kamar Dika hanya untuk sholat disana, tujuan nya agar Dika cepat bangun juga.

Dika mendudukkan dirinya sambil mengucek mata, lalu beralih meregangkan otot.

Cowok itu segera melangkah ke kamar mandi untuk mengambil wudhu setelah itu menyusul Elina di Mushola yang sudah menyiapkan perlengkapan sholat mereka. Setibanya disana, mereka mulai menjalankan ibadah.

"Assalaamualaikum wa rahmatullah.."

"Assalaamualaikum wa rahmatullah.."

Dika mengusap wajahnya sambil berdzikir sebentar lalu setelah itu mulai mengadahkan tangan, berdoa pada yang maha kuasa.

Biarkan hanya dia dan tuhan yang tahu, jika sebenarnya di balik wajah angkuh itu dia tidak pernah lupa untuk selalu mendoakan keluarga kecilnya.

Selesai berdoa Elina seperti biasa langsung mencium tangan Dika, membuat cowok itu menarik senyum tipis. Pemandangan seperti inilah yang paling dia sukai, ketika Elina mencium tangan nya penuh hormat sebagai istri.

Dika merasa begitu di hargai.

***

Tanggal merah, sekolah otomatis libur.

Pas-pasan hari ini Elina juga akan menyibukkan diri membuat sesuatu.

Tepatnya tadi malam Dela mengirimi Elina pesan singkat jika pada hari ini adalah hari ulang tahun Dika. Dia juga memberitahu masakan kesukaan Dika, jadilah hari ini setelah sholat subuh Elina langsung menyibukkan diri dapur.

"Lin, lo liat sepeda gue gak?" tanya Dika.

"Kan lo yang punya sepeda, kok nanya gue?" Elina malah balik bertanya.

Dika mendengus memerhatikan Elina yang bahkan sejak tadi sama sekali tidak mau menatapnya. Cewek itu tampak sangat sibuk dengan makanan yang dia buat.

"Beneran gak ada liat?" tanya Dika sekali lagi.

"Coba cek di garasi, sapa tau ketutupan sama mobil.” jawab Elina.

Sadar akan sesuatu, detik berikutnya Elina langsung berbalik sambil menatap Dika heran.

"Tumben lo tanya-tanya sepeda?" tanya Elina. 

Bad boy to be Husband✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang