Pagi ini rumah terdengar ramai dari biasanya.
Tepatnya ketika Delvin, kakak sepupu Dika yang baru pulang dari Solo bersama Kaila istrinya itu meminta tolong pada Elina untuk menjaga anaknya selama 1 hari penuh ini, kemungkinan besok baru mereka akan menjemput.
Bukan tanpa alasan, Delvin berkata jika hari ini adalah hari anniversary pernikahan nya dan Delvin berencana ingin menghabiskan waktu berdua bersama Kaila mengenang seperti masa mereka pacaran dulu.
“Tante Ina, abang nakal!” seru bocah berkucir dua, Davina.
“Tante! Om Jull mukul pantat Dapa!” sahut Daffa kemudian.
Belum ada 2 jam tiga bocah itu di titipkan di rumahnya. Sekarang Elina tahu alasan kenapa Delvin menitipkan anaknya, semata-mata agar anaknya itu tidak merecoki acara orangtuanya.
Dika dan Jullian yang menjadi korban tiga bocah itu hanya bisa mendengus sebal, mereka berdua mendadak jadi babysitter sedangkan Elina masih cuci piring sehabis mereka makan bersama tadi.
“Daniel adeknya jangan di gangguin terus.” tegur Dika pada si sulung.
“Tadi barbienya Dav ngalangin jalan mobilnya Dan.” balas Daniel polos.
“Main nya agak ke pinggir ya? Ngalah sama adek.” ucap Dika pasrah.
Berbeda lagi dengan Jullian yang sibuk menangani Daffa, bocah hiper itu berlarian kesana kemari tanpa pakaian atas, alhasil Jullian harus mengejarnya untuk memakaikan Daffa baju.
“Daffa berenti dong? Om Jull capek nih ngejarnya, pake baju aja susah bener.” dumel Jullian.
“Huuu om Jull cemen, masa tangkep Dapa aja gak bisa.” ledek Daffa lalu kembali berlari.
Jullian mengadahkan tangan. “Ya allah semoga kelak anak hamba tidak semucil ini, amin.”
Tak lama kemudian Elina datang sambil membawa sepiring pudding. Cewek itu menatap keadaan ruang tamunya yang sudah seperti kapal pecah dan juga wajah suntuk Dika yang menemani Davina bermain barbie itu.
“Tante bawa pudding nih, makan dulu yuk?” ajak Elina dan kedua bocah itu menoleh.
Daniel dan Davina melempar asal mainan mereka dan menghampiri Elina dengan senyum lebar. Tangan mungil keduanya itu sibuk mencolek pudding coklat yang Elina letakkan di atas meja.
“Lohh kak Daffa nya kemana?” tanya Elina pada sepasang kembar ini.
“Tadi kak Dapa lagi main sama om Jull di luar.” jawab Davina.
“Dapa gak mau pake baju, jadi di kejar om Jull.” sahut Daniel.
“AAA TURUNIN DAPA OM!” teriak Daffa membuat mereka menoleh.
Jullian datang setelah berhasil menangkap Daffa. Bocah yang sudah lengkap mengenakan bajunya itu cengengesan di gendongan Jullian. Berbeda dengan Jullian yang tampaknya sudah kelelahan.
Cowok itu lalu segera menurunkan Daffa.
Elina tersenyum. “Nah udah lengkap kan? Nih pudding nya di makan. Tante mau ke belakang dulu, mau nyiram taneman. Kalian jangan berantem..” ketiga kembar itu mengangguk.
“Lo berdua? Jagain mereka yang bener, awas aja sampe anaknya ribut kayak tadi..” ucap Elina pada Dika dan Jullian setelah itu melenggang pergi.
“Gue pen resign aja lah ngurus ponakan lo, Dik. Gak sanggup!” keluh Jullian.
“Jangan kan elu, gue aja rasanya pen resign jadi om mereka.” balas Dika.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy to be Husband✓
Novela Juvenil❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗ Apa jadinya jika seorang berandalan sekolah yang tidak pernah mau mengikuti aturan, sukanya berantem sana-sini itu di jodohkan dengan seorang gadis atlet taekwondo kebanggaan sekolah? "Gue gak mau nikah sama lo!" "Lo pikir g...