Dika melangkahkan kakinya malas memasuki koridor sekolah, tangan nya juga memegang totebag yang berisikan buku milik Elina. Awalnya cewek itu sempat jalan berdampingan dengan Dika, tapi tak sampai lama karena Elina di telfon oleh pembina ekskul, jadilah Dika sendirian menuju kelas.
Rencananya ingin membolos lagi hari ini.
Namun Dika ingat jika dia sudah berjanji pada Elina, mau tidak mau dia harus hadir di kelas. Elina berkata Dika harus mengikuti kelas sampai akhir, jadi dia akan terus begini sampai di umumkan nya jadwal ulangan.
"Pokoknya mulai sekarang lo harus belajar, gak usah bolos lagi!" ㅡItu wejangan dari bos kecilnya.
"PAGI KU CERAH KU! MATAHARI BERSINAR!" teriak Brian persis di samping telinganya membuat Dika reflek hampir saja meninju wajah cowok itu.
"Berisik bangke, masih pagi juga!" protes Eric yang berada di belakang.
"Iri bilang babu!" Brian mencibir.
"Goblok!" sahut Eric.
"Apasih? Gue kalem kok." balas Brian.
"Muka lo minta di gampar anjing!" umpat Eric menendang kaki Brian.
"Duhh, papah liat kakak nih. Masa kaki adek di tendang?!" adu Brian menggaet lengan Dika.
"Jauh-jauh dari gue anjirr, gue gak punya anak modelan elo!!" maki Dika setengah jijik.
"MINGGIR!!" Akbar datang memecah perdebatan dan berdiri di tengah-tengah.
"Apa lo liat-liat?!" sewot Brian pada Tama.
Tama melotot. "Lo nape sih?!"
Pikirnya anak ini sedang waras apa gila? Eh tidak, Brian memang gila.
Yogi memijit kepalanya pening. "Sam, lo bawa obat bius gak? Nih beban rasanya pen gue taroh di gudang biar di makan rayap."
"Sadis bener mulut lo, Gi." Brian mencebik.
"Btw, mamah kemana? Kok gak berangkat sama papah sih?" lanjut Brian sambil menatap jahil Dika, berniat menggoda bos mereka itu.
Cari mati dia, pikir mereka semua.
Dika terhenyak sebentar meresapi perkataan Brian, dia baru sadar sejak tadi Brian menjahilinya dengan memanggilnya papah. Detik berikutnya Dika langsung memukul kepala Brian membuat cowok hiper itu mengaduh.
"Iket, bawa ke gudang!" suruh Dika.
Satu perintah yang keluar dari Dika itu membuat mereka semua langsung dengan semangat menggotong Brian, tidak menghiraukan Brian yang berteriak heboh minta di turunkan, akibatnya satu koridor ribut hanya karna cowok itu.
Ting!
Dika merogoh sakunya dan melihat notifikasi pop-up di layar.
Elina
Bel msk bntr lagi bunyi
Jgn bolos, lo udh janji sm gueTanpa perlu membalas lagi, Dika langsung melangkahkan kaki menuju kelas.
***
Mata pelajaran kedua selesai.
Pak Sukur selaku guru Matematika di kelasnya itu membuka buku jurnal, ingin memberikan tanda tangan kehadiran karna telah selesai mengajar di dalam kelas.
"Tumben nih biang kerok gak bolos jam pelajaran." Pak Sukur menatap heran Dika dan dua teman nya.
"Ahh bapak bikin malu aja.." ucap Brian malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy to be Husband✓
Teen Fiction❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗ Apa jadinya jika seorang berandalan sekolah yang tidak pernah mau mengikuti aturan, sukanya berantem sana-sini itu di jodohkan dengan seorang gadis atlet taekwondo kebanggaan sekolah? "Gue gak mau nikah sama lo!" "Lo pikir g...