16. Saat Kau Pergi

194 36 4
                                    

Sudah beberapa menit Dika duduk melamun di bangkunya dan tak terasa sudah 2 hari juga Dika di larang untuk bertegur sapa apalagi menjemput Elina di rumah orangtuanya. Setiap Dika berusaha mendekati Elina, gadis itu selalu mempunyai cara untuk menghindar darinya. Tak ayal membuat Dika stress karna sangat merindukan Elina.

Renggangnya hubungan mereka pun di sadari oleh anggota Griffin. Seperti saat ini, Brian tak ada hentinya mengoceh mengenai permasalahan Dika hingga membuat keduanya jadi seperti ini.

"Lo bisa diem gak sih, Bri? Kuping gue panas denger lo ngoceh." protes Eric.

"Mana bisa anjirr, ini masalah serius. Lo gak liat Dika sampe sakit?" sahut Brian.

Malam kemarin, Dika sempat mencoba menghubungi Elina tapi istrinya itu malah memblokir nomornya. Tak menyerah, Dika mendatangi rumah orangtuanya tapi na'as papahnya yang membuka pintu. Mahen mengusirnya dengan dalih Dika harus intropeksi diri.

Akhirnya Dika pulang ke rumah dan memilih berbaring saja, tapi keesokan nya lelaki itu sakit. Kepalanya benar-benar pening tapi tetap kekeuh masuk sekolah membuat teman-teman nya kaget. Setahu mereka, Dika jarang sekali sakit karna daya tahan tubuh Dika yang kuat.

"Lo juga, Dik. Tumben amat mau ambis." celetuk Yogi.

Dika tidak menyahut dan hanya merebahkan kepalanya pada sandaran kursi. Btw, saat ini mereka sedang ada di markas Griffin karena ini jam istirahat. Dika tidak membolos lagi demi tidak mengecewakan Elina.

"Lo kira Dika tega biarin Elina di gosipin satu sekolah? Gue kalo di posisi Dika juga bakal milih ambis supaya cewek gue gak di katain orang. Cewek gue emang gak masalah, tapi gue nya yang ngerasa bersalah anjirr, karna gue dia jadi di gituin." sahut Tama.

"Ya tapi gak sampe kebablasan juga, wajar Elina marah." bela Bagas.

Masa bodoh dengan rahasia, Dika yang saat itu kepalang stress akhirnya memberitahu mereka semua fakta bahwa Elina adalah istrinya. Sempat tak percaya, Dika memperlihatkan cincin yang terpasang di jari manisnya dan foto pernikahan nya, baru mereka percaya.

Untungnya tidak ada drama setelah Dika memberitahu rahasianya, teman-teman nya itu cukup mengerti.

"Kalo dari gue nih ya ini salah lo juga, Dik. Mau gimanapun harusnya lo gak kalap sampe lupain makan dan segala macem. Ibaratnya Elina tuh cuma minta lo buat istirahat." ucap Samuel.

"Gue no komen, karna gue di pihak Elina." balas Akbar sambil meminum cola nya.

Dika mengusap wajahnya. "Iye gue tau, gue salah disini. Bilang maap pun Elina tetep minta buat jaga jarak. Niat mau ketemu bini gue malah ketemu papah, akhirnya gue di usir lagi."

"Trus sekarang gimana? Tetep lanjutin ambis lo yang sampe mo gila itu? Lo kemaren udah drop ye, jangan sampe abis ulangan lo beneran masuk ICU. Sampe lo tetep kekeuh ambis tapi gak ada istirahatnya gue aduin Elina beneran lo." omel Eric.

"Iyee aman, gue cuma perlu nahan kangen sampe pengumuman nilai." celetuk Dika.

"Bucin anjir, ngeri gue." sahut Brian.

"Napa lo? Ngiri gak punya bini juga?" sindir Samuel.

"Lo juga gak punya bini ya anjingg!" amuk Brian.

"Gak usah ngatain gue, lo yang anjing." balas Samuel.

"Sama-sama anjing gak usah ribut." ucap Tama membuat mereka menoleh.

Kedua lelaki itu langsung kompak membekap Tama dengan bantal.

***

"SAMLEKOM!!!" seru Jullian di depan pintu rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad boy to be Husband✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang