Sudah hampir seminggu ini Elina berangkat lebih pagi dari biasanya.
Bukan tanpa sebab, itu karena jadwal perlombaan yang sudah hampir tiba.
Elina harus extra penuh melatih adik kelasnya yang sebentar lagi akan di kirim lomba taekwondo tingkat provinsi untuk mewakili sekolah. Awalnya Dika sempat protes karena Elina terlalu sibuk, Dika hanya khawatir Elina mengabaikan kesehatan nya sendiri.
Tapi Elina juga selalu berkata jika dia baik-baik saja, Dika tidak perlu khawatir.
Ketika lampu merah mulai berubah hijau, Dika lalu menginjak pedal gas nya namun sesuatu yang tidak di harapkan terjadi. Dika baru saja menyerempet seorang pengguna motor. Keadaan jalanan tidak ramai, hanya ada beberapa pengguna jalan lain.
Dika keluar dari mobil berniat membantu orang yang tidak sengaja tertabrak olehnya tadi.
Bugh!
Dika terjatuh.
“Bangsat!” desis Dika mengetahui siapa yang menendangnya tadi.
Ansen menyeringai lebar dan Dika baru sadar jika geng Ansen itu sudah mengerubunginya.
Dika tertawa remeh lalu berdiri sambil melepas dasi yang di pakainya. Tatapan nya berubah datar sambil mengamati anggota Ansen yang mengerubunginya. Jullian tidak ada disana, mungkin cowok itu masih sibuk mengantar pacarnya ke sekolah.
“Cemen lo anjing, main belakang.” sindir Dika.
“Ngaku kalah aja lah, Dik. Lo udah kalah jumlah.” sahut Ansen.
Dika menyeringai. “Sampe kapan pun lo gak bakal pernah menang lawan gue. Kalo dari awal udah pecundang, sampe akhir pun bakal tetep pecundang.”
Ansen pikir mengepung Dika dengan seluruh anggotanya itu akan membuat Dika gentar dan berakhir mengaku kalah darinya, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Bahkan dari raut wajah cowok itu sama sekali tidak terlihat ketakutan, membuat Ansen makin geram.
“Gak usah banyak bacot lo!” sentak Ansen.
***
Zaskia melangkahkan kakinya menaiki tangga, tetapi ada hal yang membuat cewek itu merasa janggal. Sepanjang koridor masuk tadi, Zaskia melihat beberapa anggota Griffin tampak sangat terburu-buru keluar menuju gerbang.
“Eh, Bar..” panggil Zaskia di tangga saat berpapasan dengan Akbar yang ingin turun sambil membawa jaket beserta helm nya.
Akbar menoleh. "Apaan?"
“Anak Griffin pada keluar, ada apaan emang?” tanya Zaskia.
“Dika di keroyok anak smasix, makanya kita pada mau nyusulin. Dah kan? Gue buru-buru.” jawab Akbar lalu segera pergi dari sana.
Zaskia menganggukkan kepalanya lalu melangkah cepat menuju kelasnya, mencari Elina. Zaskia tebak jika sahabatnya itu pasti tidak mengetahui hal ini. Tapi sesampainya di kelas, Zaskia juga sama sekali tidak menemukan Elina.
Zaskia berdecak lalu kembali melangkahkan kaki menuju suatu tempat, dia yakin Elina pasti ada disana. Cewek itu juga sudah berusaha menelpon Elina, tetapi ponsel Elina sedang tidak aktif.
Gubrak!
Zaskia mendorong kuat pintu ruangan taekwondo.
“Lah, Zas. Tumbenan lo pagi-pagi kesini?” heran Aisyah mendatanginya.
“Sorry, Aii. Elina kemana?” tanya Zaskia.
“Ada di sebelah lagi ngelatih adkel sama yang lain. Ruangan yang ini sengaja di kosongin karna mau di renov.” jelas Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy to be Husband✓
Teen Fiction❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗ Apa jadinya jika seorang berandalan sekolah yang tidak pernah mau mengikuti aturan, sukanya berantem sana-sini itu di jodohkan dengan seorang gadis atlet taekwondo kebanggaan sekolah? "Gue gak mau nikah sama lo!" "Lo pikir g...