Sudah setengah jam berlalu.
Cowok berjas rapi itu sejak tadi terus memutar gelas dengan perasaan dongkol.
Itu semua berawal dari ketika Dela mamahnya itu meminjam istrinya, Elina untuk ikut berkumpul dengan para wanita yang duduk bersama pengantin wanita yang tak lain adalah sepupu jauh Dika. Cowok itu merutuk sebal, dia jadi sendirian.
Sebenarnya yang di maksud Dika itu sendirian yang tidak benar-benar sendirian. Ada sepupunya yang lain juga ikut menemani agar Dika tidak duduk di salah satu meja sendiri, tetapi Dika yang terlalu penutup itu merasa tak nyaman padahal mereka kerabat.
Paperbag bunda Elina yang di bawakan Jullian kemarin lusa rupanya adalah sepasang baju couple untuk Elina dan Dika menghadiri acara undangan pernikahan sepupu jauh Dika itu hari ini.
“Hoiii, bengong aja lo.” celetuk Elina yang baru datang.
Dika menatapnya sinis. “Tega banget lo sama gue, di biarin sendiri.”
Elina terkekeh lebar. “Ya maap habis ngerumpi disana juga seru sih.”
“Tobat lo kambing, gibah mulu dasar cewek.” ucap Dika mencibirnya.
“Dihh tadi tuh bahas Nita sepupu lo ini loh katanya calon nya itu Pilot. Menurut lo keren gak sih, Dik? Udah badan tinggi, muka cakep terus gajinya juga mantep.” balas Elina menggebu-gebu.
“Gue juga tinggi tuh, cakep terus tajir lagi padahal masih sekolah.” sahut Dika tak mau kalah.
“Beda, ini tuh apa ya? Kerjaan nya itu loh yang keren, Dik. Lo ngerti gak sih?” gemas Elina.
Dika memutar bola matanya malas. “Teross sanjungin aja teros laki orang, emang yaㅡ”
Elina membekap mulut Dika dengan tangan nya membuat Dika makin mencebik sebal.
“Ihh lo apaan si kok gitu ngomongnya? Kan maksud gue tadi gak gitu..” gerutu Elina.
“Iye ini tangan lo pinggirin dulu napa dari muka gue? Engap, Lin.” sahut Dika.
Tidak berselang lama pasangan suami istri itu sibuk mengoceh, Dela dengan seorang lelaki tinggi yang berada di sampingnya itu mendatangi mereka, membuat Elina dan Dika jadi menghentikan perdebatan tak pentingnya.
“Kalian kenapa ribut-ribut?” heran Dela menatap anak dan mantunya itu.
“Enggak mah, bukan apa-apa. Kita lagi becandaan aja tadi tuh.” ucap Dika enteng.
“Boong mah. Dika nya lagiㅡ” ucapan Elina terhenti karena Dika yang membekap mulutnya dengan tangan cowok itu.
“Dika astaga!” sebal Elina mendorong Dika membuat Dela tertawa.
“Kalian nih padahal udah pada gede loh malah ribut terus. Oh iya mamah sampe lupa mau ngenalin, kalian sebelumnya udah pada tau Ardito ini belum? Kebetulan dia ini anaknya tante Winda sahabat mamah itu, Dik.” ucap Dela menjelaskan.
Ardito tersenyum lalu mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan Elina, namun sudah lebih dulu di tepis oleh Dika. Cowok yang berstatus sebagai suami Elina itu memandang anak dari sahabat mamahnya ini tajam.
“Anggep aja gue wakilin dia.” ketus Dika membuat Ardito sempat terdiam.
“Wow santai, gue cuma mau salaman.” ucap Ardito bersikap tenang.
“Dika, jangan gitu dong sama Ardito. Dia cuma mau kenalan kok.” Dela menengahi.
“Gakpapa tante, mungkin Dika nya gak suka.” balas Ardito sambil terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad boy to be Husband✓
Teen Fiction❗FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗ Apa jadinya jika seorang berandalan sekolah yang tidak pernah mau mengikuti aturan, sukanya berantem sana-sini itu di jodohkan dengan seorang gadis atlet taekwondo kebanggaan sekolah? "Gue gak mau nikah sama lo!" "Lo pikir g...