Prolog

285 17 2
                                    

Angin berhembus menerbangkan helaian rambut kedua gadis yang sedang saling berhadapan. Yang satunya hanya menatap datar sedangkan yang satunya lagi memberinya senyuman.

"Apa yang ingin kau katakan?" gadis yang berwajah datar menatap gadis di depannya.

Gadis itu tetap tersenyum "Daisuki desu," ucapnya menatap gadis berwajah datar itu. Hembusan angin kembali menerpa mereka. Hanya suara angin yang terdengar setelah gadis itu mengungkapkan perasaannya.

"Aku mau kau jadi pacarku," lanjutnya tanpa ragu. Ekspresi gadis berwajah datar tetap sama. Ia tidak kaget sekalipun. Selama ia bersekolah di SMA yang menjadi favorit sahabatnya telah banyak baik siswa maupun siswi yang menyatakan perasaan padanya.

Bahkan dari sekian yang menyatakan perasaan padanya ada dari mereka yang menyatakan perasaannya kembali dan hasil tetap sama.

Aura gadis berwajah datar ini sangat mempesona bagi siapa saja yang menatapnya. Termasuk gadis yang didepannya.

"Maaf tapi sudah ada seseorang yang mengisi hatiku," balasnya datar. Itu kalimat yang selalu ia ucapkan setiap ada seseorang yang menyatakan perasaannya.

Senyum diwajahnya gadis itu tak pernah luntur "Suzumoto-san kan?" gadis berwajah datar itu tidak bisa menutupi keterkejutannya. Bagaimana mungkin ada seseorang yang menyadari perasaannya. Tapi ia tetap mengangguk.

"Sudah tidak ada yang dibicarakan," gadis berwajah datar itu pun berbalik. Ia mulai menjauhi gadis itu.

"Tak masalah bagiku. Aku akan tetap menunggumu hingga 100 tahun sekali pun," gadis berwajah datar itu berbalik.

"Jika hatimu telah kosong maka berbaliklah. Aku akan selalu menunggumu," lanjut gadis itu dengan masih tersenyum. Hembusan angin terdengar begitu jelas di telinga gadis berwajah datar itu. Seakan-akan angin juga menyampaikan perasaan gadis yang sedang tersenyum itu kepadanya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun gadis berwajah datar itu kembali melangkah menjauhinya. Meskipun ia telah ditolak tapi senyumannya tak pernah luntur sekalipun. Ia masih memandangi punggung gadis berwajah datar yang semakin menjauh.

Ia pun menatap pohon yang berdiri tegak tak jauh darinya. Pohon Keyaki, pohon yang menjadi saksi atas keberaniannya mengutarakan perasaannya kepada seseorang yang ia sukai.

Aku akan selalu menunggumu

KataomoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang