Dua orang pria masuk kedalam ruangan Nyonya Yamaguchi. Yang satunya bodyguard nya dan satunya lain adalah seorang pembunuh bayaran.
"Nyonya saya sudah membawa Lion" ujar sang Bodyguard sambil menunduk hormat.
Nyonya Yamaguchi menatap pria yang dipanggil Lion. Lalu Nyonya Yamaguchi memberikan sebuah foto.
"Dia Hirate Yurina. Aku ingin kau membunuhnya"
"Ck gadis seperti ini bukan apa-apa bagiku. Tidak sulit untuk membunuh gadis ini. Bagaimana dengan bayaran ku"
"Ku beri kau 10 juta Yen" seringai jahat terpampang di wajah Lion.
"Akan kupastikan gadis itu mati" setelah itu Lion meninggalkan ruangan Nyonya.
"Nyonya apa anda yakin. Maksud saya Nona muda adalah cucu anda satu-satunya" ucap sang Bodyguard angkat bicara.
"Tidak ada yang boleh membantahku. Dan dia membantahku sama seperti yang dilakukan kedua orang tuanya" sang bodyguard meneguk ludahnya kasar. Nyonya Yamaguchi sangat menakutkan.
***
Lion sedang mengikuti Techi dari belakang dengan pistol yang telah siap ditembakkan kapan saja. Ia terus mengikuti Techi hingga di gang sempit. Perlahan ia mulai membidikkan senjata. Ia mulai meluncurkan timah panas dan bersamaan dengan itu Techi berjongkok.
Techi langsung menoleh ke belakang. Ia kaget dengan seorang pria yang masih menodongkan pistol ke arahnya. Seringai jahat terukir di wajah Lion. Sekali lagi Lion kembali menembak Techi. Dengan sigap Techi menghindar dan langsung lari.
"Ck sialan" umpat Lion. Ia mengejar Techi.
Techi terus berlari tanpa arah tujuan. Dan sialnya ia belum menemukan orang-orang.
"Bagaimana mana ini" gumam Techi.
Techi terus berlari hingga tiba-tiba sebuah timah panas bersarang di lengan kirinya. Techi merasakan rasa sakit yang luar biasa. Lion semakin mendekat sambil menodongkan pistol dan juga seringai jahatnya.
Techi mencoba untuk berdiri. Pistol itu sudah sangat dekat dengan dahinya.
"Ada kata-kata terakhir" seringai Lion semakin lebar. Tanpa aba-aba Techi menendang kemaluan Lion dan setelah itu pergi meninggalkan Lion yang tengah kesakitan.
Darah segar mengalir di lengah Techi. Ia telah sampai di apartemennya. Dan mencoba menghubungi Neru. Sudah puluhan kali ia menghubungi Neru tapi Neru belum menjawabnya.
Techi mengambil kertas dan menuliskan sesuatu di kertas itu dengan darah yang masih menetes. Firasatnya mengatakan Neru akan ke apartemennya saat memeriksa ponselnya.
Techi menatap keluar apartemen, dimana Lion sudah masuk kedalam apartemen dengan wajah kesal. Techi mencari cara untuk tidak bertemu dengan Lion. Techi mengikat setiap gorden agar menjadi panjang. Ia pun mengikat gorden itu pada sesuatu yang kuat. Bertepatan dengan Lion berhasil masuk kedalam apartemennya, Techi langsung melompat dari jendela apartemennya dengan berbekal gorden.
Lion langsung lari ke jendela. Ia menatap Techi yang sudah lari meninggalkan apartemen.
"Sialan" umpatnya
***
"Kalian mau pulang dulu atau mampir ke rumah ku"
"Kami mampir dulu. Udah lama rasanya gak ketemu sama Tante" ujar Risa diangguki Kobayashi.
"Benar. Aku juga kangen dengan masakan Tante" tambah Kobayashi. Neru terkekeh. Biasanya Risa dan Kobayashi sering kerumahnya. Tapi akhir-akhir ini mereka semua disibukkan dengan ujian kelulusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi
Hayran Kurgu"Maaf tapi sudah ada seseorang yang mengisi hatiku" Hirate Yurina, gadis dengan sejuta misteri yang mampu membuat orang terpesona. Jawabannya yang singkat membuat ia semakin membuat orang-orang penasaran dengannya. Hirate juga jarang mengekpresikan...