35. Yotte

131 18 8
                                    

Techi memejamkan matanya. Membiarkan angin menerpa wajahnya. Namun ia terpaksa harus membuka mata ketika mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

"Yurina" suara lembut itu menerpa indera pendengarannya. Tapi ia juga membenci pemilik suara itu.

"Kau tidak merindukan nenek. Sudah lama nenek mencarimu" Techi tetap diam. Bahkan dia enggan untuk menatap Nyonya Yamaguchi.

"Yu..."

"Aku tidak ingin berbicara dengan seorang pembunuh" ucap Techi dingin.

"Apa maksud kamu. Nenek tidak mengerti"

Techi tersenyum miris "Kecelakaan yang terjadi kepadaku dan papa mama dan juga kecelakaan yang terjadi pada paman. Kau yang melakukannya bukan?" tuduh Techi.

Nyonya Yamaguchi tidak kaget dengan tuduhan Techi. Tak lama terdengar suara kekehan yang keluar dari mulut Nyonya Yamaguchi.

"Kau sudah mengetahuinya ya" Nyonya Yamaguchi mengangguk beberapa kali.

Neru yang tak sengaja melihat Techi, ingin mendekatinya tapi tak jadi karena melihat Nyonya Yamaguchi. Alhasil ia hanya berdiri saja sambil menunggu Techi selesai berbicara. Namun seorang pria berbadan tegap tiba-tiba menahan tangannya.

"Kau menguping" tegasnya. Dengan kasar pria itu menarik Neru ke arah bosnya.

"Ada apa ini?" tanya Nyonya Yamaguchi meminta penjelasan.

"Neru" gumam Techi.

"Nyonya gadis ini menguping. Dia menguping pembicaraan anda dengan nona muda" jelas sang pria tegas. Nyonya Yamaguchi menatap Neru nyalang.

"Lepaskan Neru" ujar Techi dingin.

"Tidak bisa begitu Yurina. Gadis ini telah mengganggu kita. Jadi hukuman adalah yang pantas untuknya" ujar Nyonya Yamaguchi tak kalah tegas. Neru menelan ludahnya kasar. Padahal ia tidak tahu apa yang dibicarakan antara mereka berdua.

"Touch her you die" sang bodyguard menatap Nyonya Yamaguchi. Lalu Nyonya Yamaguchi mengangguk. Begitu sudah dapat perintah, sang bodyguard melepaskan Neru. Techi langsung membawa Neru pergi dari sini.

"Nenek akan senang kau mau pergi ke Amerika dengan Nenek"

"Gak akan pernah" balas Techi dingin. Setelah itu mereka meninggalkan Nyonya Yamaguchi dan bodyguardnya.

***

Kediaman keluarga Sugai diramaikan oleh siswi kelas 2-B. Mereka berencana untuk berpesta. Tujuannya dua yaitu pesta untuk Techi gak jadi dikeluarkan dari sekolah dan perayaan karena mereka akan menjadi kelas 3 seminggu lagi.

Techi hanya duduk di kursi menatap teman-temannya yang sedang asik bermain kembang api. Tadinya Neru sudah mengajak Techi namun ia menolaknya. Techi merasa kerongkongannya kering, ia pun menuangkan air yang ada didalam botol ke gelas. Begitu Techi meminumnya, dahinya berkerut.

'Kok aneh' pikir Techi. Techi menepis pikiran buruk. Ia menghabiskan minumannya.

Manaka yang baru tiba menepuk pundak Techi "Yo Techi" sapa Manaka.

Techi menatap Manaka dan memberikan Manaka senyum konyolnya "Yoo Manaka" balasnya disertai cengengesan tak jelasnya. Manaka kaget bukan main.

"Manaka" Techi mencengkeram rahang Manaka "Kau sangat lucu hahaha" lanjut Techi dengan tertawa tak jelas.

Manaka melepaskan cengkraman Techi. Ia meletakkan tangannya di dahi Techi "Kau aneh sekali" gumam Manaka.

"Kau yang aneh hahaha" lagi-lagi Techi ketawa gak jelas. Manaka bergidik ngeri.

"Neru pacar kamu aneh" teriak Manaka.

Teriakan Manaka menarik perhatian seluruh orang yang ada di sana. Neru cepat-cepat mendekati Techi. Ia melihat Techi yang meneguk minuman yang dalam gelas. Techi menatap Neru, ia kembali tersenyum konyol.

"Hai Neru" sapa Techi sambil berjalan ke arah Neru dengan sempoyongan. Ia memeluk Neru.

"Kau adalah yang terbaik hahaha" Techi menangkup kedua pipi Neru.

"Techi kau baik-baik saja" Techi tersenyum dan mengangguk cepat.

Yuuka merasa aneh dengan minuman yang diminum Techi. Ia pun mencium baunya.

"Ini Alkohol. Dosisnya tinggi" ujar Yuuka tak percaya.

"Bagaimana mungkin ada alkohol disini Yuuka?"

Yuuka menggeleng "Aku juga gak tahu"

Techi berjalan ke arah Miyu "Hai Miyu. Sudah lama rasanya aku tidak berbicara denganmu. Kau terlalu sibuk dengan Unta Arab" ujar Techi cemberut. Techi juga memeluk Miyu.

Lalu Techi beralih ke Risa "Kau Risa hehehe. Aku mengenalmu" Techi juga memeluk Risa.

"Techi sudah" ujar Neru sambil menjauhkan Techi dari teman-temannya.

"Apa. Aku hanya menyapa teman-teman sekelas" ujar Techi dengan senyum anehnya.

"Neru sebaiknya kau bawa Techi ke kamar sebelum ia makin menjadi" Neru mengangguk dan memapah Techi ke kamar yang disediakan Yuuka.

"Neru aku masih mau disini" cemberut Techi. Neru tak menggubris Techi. Begitu tiba dikamar, ia langsung menutup pintu.

"Neru"

"Apa" Techi langsung melumat bibir Neru tanpa aba-aba. Membuat Neru menjadi kaget. Tangan Techi mulai meraba perutnya. Sehingga Neru merasakan seperti tersengat listrik. Karena tidak bisa menjaga keseimbangan, keduanya jatuh ke ranjang.

***

Neru mulai membuka matanya. Ia menatap wajah tidur Techi yang sangat dekat. Sudut bibirnya terangkat begitu mengingat kejadian malam tadi. Tangan Neru tergerak mengelus rambut pendek Techi.

"Untung aja gak kebablasan" gumam Neru. Waktu mereka berdua terjatuh keranjang, Techi tiba-tiba saja sudah tidak sadarkan diri alias tertidur. Mereka hampir saja melakukannya. Neru menghela nafas lega setidaknya kejadian yang nggak-nggak tidak terjadi.

Dahi Techi berkerut menandakan ia akan bangun. Neru masih menatap wajah Techi meskipun Techi sudah bangun. Tatapan mereka bertemu lalu Neru memberikan senyum manisnya. Techi lantas memegang kepalanya.

"Aw!!! Sakit" ringis Techi dengan suara seraknya. Techi pun duduk dan diikuti Neru.

"Kau tak apa?" tanya Neru khawatir.

"Aku tidak tahu tapi kepalaku sangat sakit. Sebenarnya apa yang terjadi. Aku tidak bisa mengingat apa-apa" ujar Techi masih memegang kepalanya. Ide jahil terlintas di kepala Neru.

"Sebenarnya semalam kau mabuk dan kau..." Neru sengaja menjeda kalimatnya agar Techi penasaran.

"Aku apa?"

"Kau telah" Neru membisikkan sesuatu di telinga Techi. Mata Techi membulat.

"Gak mungkin" sangkal Techi sambil menatap Neru tak percaya. Neru memasang wajah sedihnya.

"Aku tidak menyangka kau bisa melakukan itu kepadaku Techi" Techi menatap Neru bersalah tapi  ia juga tidak ingat apa yang telah ia lakukan. "Aku tak mau tahu kau harus bertanggung jawab" tukas Neru setelah itu Neru masuk kedalam kamar mandi. Didalam kamar mandi Neru tertawa puas karena telah mengerjai gadis berambut pendek itu. Ia berusaha agar suara tawanya tidak terdengar sampai luar.

"Polos banget sih" gemas Neru.

Sedangkan Techi yang berada diluar memikirkan perbuatannya. Dan juga yang telah ia lakukan dengan Neru semalam. Techi mempercayai perkataan Neru. Padahal mereka hanya sekedar ciuman saja.

KataomoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang