11. Chōsen

128 15 2
                                    

Waktu yang ditunggu telah tiba. Hari ini babak final untuk lomba tarik tambang dan basket. Suporter dari kelas 2-B terpaksa dibagi 2 karena tarik tambang dan basket dilakukan beriringan.

Pemain basket sudah siap melakukan pemanasan. Tim basket dari kelas 2-B memasang wajah datar begitu melihat lawan-lawan mereka. Alasannya cuma satu agar lawannya langsung down. Tapi sayangnya malah yang down waktu melihat pemain dari tim lawan.

Tubuh besar dan tinggi, membuat mereka terlihat lebih pendek. Ditambah wajah sangar dari tim lawan. Techi hanya menatap datar saja. Dia sangat tak tertarik.

Pertandingan pun dimulai. Pertama bola berhasil didapatkan oleh Manaka. Ia mendribble bola sambil berpikir bagaimana cara melewati orang yang di depannya. Waktu Manaka mengoper ke Risa. Malah tim lawan yang berhasil mendapatkannya. Akane merebut bola namun tim lawan langsung memasukkan bola kedalam ring. Akane menghentakkan kakinya kesal.

Permainan berlanjut. Sekarang bola berada ditangan Akane. Akane menghindari lawan yang didepannya lalu ia mengopernya ke Risa. Risa lalu memasukkan bola kedalam ring tapi berhasil di tangkap tim lawan. Orang yang berhasil menangkap bola itu memberikan Risa senyum remeh hingga membuat Risa kesal.

Dari sejak permainan dimulai tadi Techi tidak begitu aktif. Ia hanya memperhatikan saja tim lawan yang memasukkan bola kedalam ring.

Peluit berbunyi tanda istirahat. Tim kelas 2-B berdecak kesal karena mereka belum mendapatkan poin. Sangking kesalnya Risa menyiram wajahnya dengan air. Ia pun melempar botol kosong itu ke lantai.

"Risa" tegur Akane. "Sial banget. Satu angka saja tak bisa kita peroleh" gerutu Risa.

"Itu karena kau cepat emosi"

"Apa kau bilang" Risa menatap Techi marah. Techi menghembuskan nafas "Kau" tunjuk Techi.

"Kau mudah sekali terkancing emosi. Jadi mereka menggunakan emosi mu" jelas Techi. "Kau caplang" Manaka mendelik tajam begitu Techi memanggilnya caplang. Tapi Techi tidak memperdulikannya.

"Gerakan mu sangat mudah ditebak oleh mereka. Jadi sangat mudah bagi mereka merebut bola dari mu" lanjut Techi.

"Lalu bagaimana denganku?" tanya Oda. "Kau unta Arab" Risa, Akane dan Manaka tak bisa menahan tawa mereka. Oda mendengus kesal. Mereka tak menyangka Techi sekali bersuara langsung mengatai mereka.

"Kau dari tadi hanya tebar pesona saja. Apalagi kepada gadis yang disamping Miyu" sahut Techi. Mereka bertiga reflek menatap siapa orangnya. Kobayashi Yui. Begitu tahu siapa yang dimaksud Techi. Risa langsung menatap Oda tajam. Oda nyengir lebar lalu ia meminum minumannya.

"Dan kau" sekarang Techi menunjuk Akane. "Pikiranmu hanya pada ketua kelas yang sedang mengikuti lomba tarik tambang" sambung Techi. Pipi Akane langsung memerah. Bagaimana mungkin Techi bisa tahu. Itulah yang ada dipikirannya sekarang ini. Risa, Oda dan Manaka menggoda Akane.

"Kita tidak bisa mengoper dari atas"

"Terus"

"Lakukan dari bawah"

Begitu Techi selesai memberikan arahan singkat kepada teman satu timnya. Pertandingan pun kembali dimulai.

Risa sudah bisa mengontrol emosinya sehingga memudahkannya untuk merebut bola dari tim lawan kembali. Begitu juga Oda, dia serius dalam bertanding. Akane juga fokus kedalam pertandingan. Ia menghilang pikirannya tentang Yuuka. Seperti yang dikatakan Techi tadi, Manaka juga berusaha gerakannya tidak dibaca oleh lawan.

.....

Lomba tarik tambang telah dimulai. Yuuka dkk berusaha sekuat mungkin untuk menarik. Sejak dari tadi mereka masih setia ditempat. Tidak ada yang menang.

KataomoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang