4. UKS

132 17 0
                                    

Hari ini adalah pelajaran olahraga. Tapi Neru terpaksa kembali ke kelasnya karena mengambil sesuatu yang tertinggal. Begitu sampai dikelas ia tak sengaja melihat Techi yang hampir jatuh. Dengan sigap Neru menahan tubuh Techi.

"Kau baik-baik saja?" tanya Neru khawatir

Bukannya menjawab, Techi mendorong tubuh Neru.

"Aku baik-baik saja" ujarnya pelan.

Neru melihat wajah pucat Techi. Ia langsung memeriksa dahi Techi. Techi pun menepisnya.

"Tubuhmu sangat panas. Sebaiknya kita ke UKS" ucap Neru khawatir.

Techi menggeleng lemah. Ia berusaha untuk jalan tapi tubuhnya ambruk.

"Sudah kubilang kau harus ke UKS" Neru langsung membopong Techi.

"Aku baik-baik saja" kekeuh Techi.

Techi mencoba untuk berjalan tapi tetap saja tidak bisa. Kondisi tubuhnya melemah.

"Hei pergilah" Techi mencoba memberontak tapi tenaganya tidak ada.

Neru tidak mendengarkan Techi.
Ia tetap membopong Techi ke UKS. Untung saja sekarang masih jam pelajaran jika tidak pasti ia akan jadi bahan gosip.

"Eh Nagahama-san ada apa?" tanya petugas UKS.

"Sensei teman saya tubuhnya panas"

Petugas UKS langsung memeriksa kondisi Techi. Sebenarnya Techi risih jika disentuh orang lain tapi ia terpaksa pasrah karena tenaga untuk melawan tidak ada.

"Bagaimana Sensei?" tanya Neru khawatir.

"Hirate-san demam. Cukup minum obat dan istirahat yang cukup maka demamnya akan turun" jelas Penjaga UKS.

"Untuk saat ini kau istirahat saja dulu disini karena kondisimu masih lemah"

Setelah itu petugas UKS meninggalkan mereka berdua. Neru menatap Techi cemas. Sedangkan Techi memejamkan matanya karena kepalanya terasa sakit.

"Aku akan mencari Miyu. Kau tunggu disini"

Neru tidak jadi berdiri karena tangannya ditahan oleh Hirate.

"Tak perlu kau disini saja" ujarnya pelan. "Aku tidak ingin Miyu khawatir" lanjutnya. Neru menuruti ucapan Techi.

"Apa kau mau memakan sesuatu. Aku akan membelinya" Techi menggeleng.

Sadar atau tidak tangan Techi masih memegang tangan Neru. Neru menatap Techi yang sedang memejamkan matanya. Tak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari Techi

Tangan kanan Neru tergerak ke wajah Techi. Perlahan ia mengusap dahi Techi yang berkeringat. Karena terlalu asik memandangi wajah Techi, Neru pun tertidur.

.....

Techi membuka matanya. Ia menatap sekitarnya. Lalu tatapannya berhenti pada Neru. Ia langsung melepaskan genggamannya pada Neru. Karena gerakan tiba-tiba Techi membuat Neru terbangun.

" Kau sudah bangun?" Techi mengangguk.

"Maaf aku ketiduran. Apa kau butuh sesuatu?" Techi menggeleng.

Pintu UKS tiba-tiba saja terbuka. Tampaklah Miyu dengan wajah khawatirnya.

"Kenapa tidak memberitahuku jika kau sakit. Aku bisa mengantarmu pulang" ujar Miyu khawatir.

Techi menatap Neru. Neru langsung menggeleng bahwa bukan ia yang memberi tahu Miyu.

"Bagaimana bisa kau tahu aku disini?" tanya Techi heran.

"Kato-Sensei tadi yang ngasih tahu" jawab Miyu.

"Hmm. Aku ke kelas dulu" suara Neru menyadarkan Miyu.

"Eh Neru. Maaf ya aku tidak sadar kau ada disini"

Neru senyum paksa "Tak masalah. Aku pergi dulu ya"

Setelah itu Neru meninggalkan mereka berdua.

Begitu sampai dikelas Neru langsung dihadiahi dengan berbagai pertanyaan oleh Yone. Dan Neru pun menjawab seadanya.

"Apa! Kalian berdua di UKS" pekik Yone. Neru hanya tersenyum kikuk saat ia menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya.

"Suaramu terlalu keras Yone. Ini bukan hutan" ketus Neru.

Yone cengengesan dan mengangkat tangannya membentuk huruf V "Apa dia sudah mengingat namamu" Neru menggeleng.

"Terus ngapain aja disana. Nama aja gak diingatnya" gerutu Yone. Neru hanya mengangkat bahu.

"Neru"

"Hm"

"Mau aku kasih saran gak?"

Neru langsung menatap Yone serius "Pukul aja kepalanya aku yakin dia pasti ingat" sahut Yone cepat. Neru menatap Yone datar. Saran Yone sungguh tidak bermanfaat.

"Ini jadinya jika terlalu bergaul dengan Manaka"

"Apa! Ada apa denganku?" Manaka yang baru datang langsung bertanya kepada kedua siswi cerdas itu karena namanya disebut-sebut.

Neru langsung menggeleng "Bukan apa-apa. Yone bilang dia menyukai mu" Yone langsung menatap Neru. Kapan ia mengatakannya.

"Eeeh. Benarkah?" Manaka menatap Yone.

"Gak lah" ujar Yone tak santai. Manaka cemberut lalu meninggalkan mereka.

KataomoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang