VOTE DAN SPAM KOMENTAR
𝕴𝖓𝖙𝖔𝖝𝖎𝖈𝖆𝖙𝖊
“Lo ada sesuatu, ya, sama Theo?”
Respons Chiara terhadap pertanyaan Luna mungkin agak berlebihan; cewek itu sampai terbatuk meskipun sedang tidak minum. Chiara diam-diam meneguk ludah, penasaran kenapa Luna tiba-tiba bertanya seperti itu. Tidak mungkin ada yang tahu tentang ciuman di balkon.
“Nggak, kok. Nggak ada,” kata Chiara, menggeleng yakin. “Kenapa nanya gitu?”
Luna mengedikkan bahu setengah tak acuh. “Keliatan deket, ajaaa .... Sampe dianter-jemput juga. Sebenernya wajar sih, kan lo adek-nya Hana, nih. Cuma nebak-nebak, aja.” Dengan tenang Luna memutar-mutar sedotan smoothie di gelasnya. “Theo itu ... bahaya, Ki. Gue saranin jangan terlalu deket, apa lagi sampe ngelibatin perasaan,” imbuhnya.
Sebelah alis Chiara terangkat. “Bahaya kenapa?” tanyanya.
Ada keheningan beberapa detik, Chiara mengira-ngira bahwa Luna mungkin sedang memikirkan apa yang akan dia jawab. Kemudian perhatiannya teralih pada Hana dan teman-temannya yang masuk kantin dengan rusuh. Chiara sempat berharap melihat Theodoric, lalu mengernyit saat cowok itu tidak ada. Diam-diam menyapu pandang, nyatanya Chiara tetap tidak melihat cowok itu di kantin.
“Sini.” Luna menggerakkan jarinya, menyuruh Chiara untuk sedikit maju. Mereka terhalang meja untuk bisik-bisik leluasa. Tidak ada Nancy, cewek itu lebih patuh pada kekasihnya. “Banyak cewek yang pernah sama dia,” bisik Luna.
“Pernah?” ulang Chiara, tidak mengerti ‘pernah’ apa yang dimaksud Luna.
“Pernah dibawa tidur bareng di apartemennya.” Luna melirik sekitar singkat, memastikan suaranya cukup lirih untuk tidak didengar.
Seketika Chiara terkesiap, dia berada di barisan itu, barisan cewek-cewek yang “Dibawa tidur bareng di apartemen Theodoric”. Dia meneguk ludah, hampir tidak yakin pada pernyataan Luna. “Lo … tau dari mana?” tanya Chiara skeptis.
Luna terkekeh pelan. “Gosip kayak gitu udah bertebaran di sekolah, Ki,” ujarnya santai, “mungkin cuma lo yang baru denger.” Luna memperhatikan perubahan ekspresi Chiara sekali lagi, lalu tersenyum simpul. “Bukannya apa-apa, gue ngasih tau lo karna lo itu masih polos banget, masih gampang dibodoh-bodohin sama cowok-cowok brengsek, termasuk Theo.”
Chiara bergeming, mulai mempertanyakan sikap Hana karena cewek itu tidak pernah memberitahu apa-apa. Atau justru Hana sengaja memberikan Chiara secara cuma-cuma pada Theodoric. Oh Tuhan, Chiara pusing sekali. “Mungkin dia punya fobia, jadi nggak berani tidur sendiri,” ucap Chiara, sebenarnya sedang berusaha meyakinkan diri bahwa Theodoric tidak berbahaya seperti itu.
Tapi Luna tertawa, seolah tahu bahwa Chiara akan mencoba menyangkal, dengan hal-hal tak masuk akal sekalipun. “Ya, kalo nggak diapa-apain. Masalahnya, bukan cuma tidur biasa, Ki. Tidur yang ‘kayak gitu’.” Dengan tenang Luna mengunyah waffle sebagai menu makan siangnya di sekolah, lalu menelannya dan berkata, “Tanya aja deh cewek-cewek seangkatan dia, bahkan yang seangkatan sama kita juga banyak yang pernah sama dia.”
Chiara berusaha untuk tidak terkejut atau merinding, tapi ujungnya sia-sia. “Kak Hana juga? Jennifer? Bella?” tanyanya beruntun.
“Gak tau kalo itu, udah temenan dari lama, gak ada gosip yang nyebar kalo mereka pernah.”
Kepala Chiara nyeri, kakinya kesemutan, tiba-tiba saja hampir kehilangan seluruh tenaga untuk duduk. “Duh, gak tau, deh. Pusing.” Chiara memegangi pelipisnya, tak lama dia mendengar suara rusuh dari teman-teman Hana, juga umpatan kasar yang terdengar amat serius, itu suara Randi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intoxicate [TERBIT]
Romance[COMPLETED] "Apa rasanya?" tanya Chiara spontan. Theodoric menoleh, cowok itu mengapit rokoknya di jemari, lalu tersenyum miring. "Manis, kayak ciuman," jawabnya tenang. Chiara berkedip lugu, masih menatap Theodoric dan terlihat benar-benar percaya...