Intoxicate 24: Hurt In Silence

110K 12.5K 1.7K
                                    

VOTE DULU YUK
JANGAN LUPA SPAM KOMENTAR/NEXT

𝕴𝖓𝖙𝖔𝖝𝖎𝖈𝖆𝖙𝖊

“Seorang top person jatuh dari layer piramida ke tiga, dan meninggal dunia.”

Hana menutup wajah, menangis keras-keras sambil berulang kali mengucap maaf. Jennifer memeluknya dari samping, berusaha menyalurkan kekuatan dan meminta Hana berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

“Ini semua murni kecelakaan,” kata Dokter Maya. “Walaupun sekolah kita sanggup ngelakuin tiga layer piramida, itu tetap beresiko. Jadi, semoga ini nggak terulang.”

“Lo puas, Brengsek?!” Bella memekik pada Theodoric yang terduduk diam beberapa meter di dekat mereka.

“Bell, kecilin suara lo,” peringat Randi.

Bella mendengkus kesal, cewek bertampang galak itu menggenggam tangan dingin Chiara. “Badannya dingin banget, Dokter,” ucap cewek itu.

“Jantungnya masih berdetak, Bella. Dia cuma shock jadi tadi jantungnya sempat melemah, dia juga nggak bisa gerak karena otot-ototnya kaget.” Dokter Maya menepuk-nepuk bahu Hana yang masih saja bergetar.

“Kenapa dia gak buka mata?” tanya Hana takut. “Dia beneran cuma shock? Punggungnya bentur lantai duluan, Dokter.” Hana memegangi tangan Chiara yang lain, dingin seperti tidak ada aliran darah di sana.

“Kita tunggu dia sadar, Hana.” Dokter Maya tersenyum kecil berusaha menenangkan. “Mungkin setelah ini sekolah nggak bakal mengizinkan kalian bikin tiga layer piramida lagi.”

Top person yang Dokter bilang tadi bener-bener meninggal?” tanya Bella pelan-pelan.

Dokter Maya menoleh. “Sayangnya iya, Bella. Jantungnya pasti kaget dan dia meninggal di perjalanan menuju rumah sakit.”

Luna datang diikuti seorang cowok jangkung berkulit putih pucat. Luna membawa sebotol air mineral dan minyak kayu putih untuk menghangatkan badan Chiara. Cewek itu bertemu Demon di kafetaria, dan jadi memberitahu cowok itu bahwa Chiara mengalami kecelakaan dan masih belum sadar.

Chiara merintih, dan itu menyita seluruh perhatian yang sempat mengarah pada Demon. Chiara mendengar suara berdenging lagi, sebelum pendengarannya menangkap suara Hana. Badan Chiara tetap tidak bisa bergerak, jantungnya masih terasa berdetak lemah.

Hana mengangkat bahu Chiara hati-hati dibantu Jennifer, kemudian menyandarkan Chiara di dada Hana. Chiara minum dari air mineral yang diberikan Luna, kemudian dia menyapu pandang. Melihat mata-mata merah yang menatapnya seperti akan kehilangan Chiara seumur hidup.

“Sakitnya di mana, Chiara?” tanya Dokter Maya lembut.

Chiara diam beberapa saat karena tidak bisa merasakan apa-apa, kemudian ketika detak jantungnya terasa normal, Chiara berusaha duduk tanpa bantuan. “Nggak ada,” jawab Chiara pelan.

“Jangan bohong,” kata Bella tajam.

“Kamu harus segera dapat pertolongan kalo cidera.”

“Nggak, kok. Aku baik-baik, aja,” ujar Chiara lirih. Cewek itu menggerakkan satu tangannya, menyentuh lutut, kemudian memutar pergelangan kaki. “Aku nggak pa-pa, Dokter.”

“Oke. Kayaknya, kamu ini cewek hebat, ya. Kamu kuat sekali.” Dokter Maya tersenyum hangat. “Tapi .., kamu harus tetap istirahat, ya. Ayo, yang cowok bantu gendong ke UKS.”

“Nggak usah, Dokter.” Chiara menolak lagi. “Aku di sini, aja.”

Bella mendengkus pelan. “Kenapa orang-orang ini keras kepala?” gerutu cewek galak itu sambil mengusap-usap telapak tangan Chiara dengan minyak kayu putih.

Intoxicate [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang