VOTE DAN SPAM KOMENTAR YA!
𝕴𝖓𝖙𝖔𝖝𝖎𝖈𝖆𝖙𝖊
Betapa senangnya Chiara pagi itu, dia berangkat dengan Hana menggunakan mobil, tidak ada Theodoric psikopat. Dia sempat kebingungan saat bangun; sudah berada di kamar, sepatu terlepas, wajah bersih tanpa makeup. Namun, Chiara tidak bertanya apa-apa pada Hana, dia sudah berprasangka bahwa Theodoric yang melakukan semua, karena terakhir kali dia memang bersama cowok itu. Tidak bertahan lama perasaan aman yang melingkupi Chiara, kelasnya mengikuti pelajaran olahraga di jam yang sama dengan kelas Theodoric, mereka bertemu lagi di lapangan.
Chiara melakukan pemanasan, berusaha tidak peduli bahwa Theodoric—yang sedang lari-larian membawa bola basket bersama teman-teman jangkungnya—sesekali tetap saja menatap Chiara. Dia merasa cowok itu semakin kesal padanya, dia tahu untuk tadi malam dia memang sangat merepotkan Theodoric.
Seorang cewek jangkung dengan badan seperti gitar mendekati Chiara, dari baju olahraga yang dikenakan cewek itu dia bisa menebak lagi-lagi adalah kakak kelas. Chiara tidak pernah menyapa orang lain lebih dulu, kecuali para guru, jadi dia bahkan tidak berkata apa-apa saat cewek itu mendekat. Chiara sempat diam-diam memperhatikan senior yang satu itu; baju olahraganya ketat, pasti sengaja di-remake.
“Lo yang sama Theo di pesta-nya Sarah, ‘kan?” tanya cewek itu.
“Iya, Kak,” sahut Chiara hampir malas.
“Pacaran?”
Chiara baru akan memberi klarifikasi, tapi Nancy sudah memanggilnya, dia tersenyum kaku pada si senior dan pergi. Cewek langsing tadi terlihat seperti ingin menerkamnya, tapi untung saja Chiara berhasil menunjukkan sikap tenang.
“Jangan mau deket-deket cewek yang tadi,” bisik Nancy saat Chiara berdiri di sampingnya. Tanpa banyak bertanya, Chiara mengangguk, dia memang tidak ingin dekat-dekat dengan orang asing, apa lagi yang dijadikan topik adalah si Theodoric sialan itu.
Pelajaran dimulai dengan berlari keliling lapangan, Chiara benci lari, padahal mereka sudah melakukan peregangan atau sebut saja pemanasan, lalu untuk apa lari-lari? Cewek itu merengut, dia berlari di belakang Nancy yang terlihat energik. Setelah tiga putaran, Chiara mulai terengah-engah, lututnya berat, tapi cewek itu memaksakan berlari sampai putaran terakhir. Mereka akan melakukan praktik beberapa teknik dasar basket, dan harus bertukar lapangan dengan para senior cowok—termasuk Theodoric.
Theodoric menatap Chiara, dan cewek itu pura-pura tidak melihat bahkan saat mereka berpapasan. Aroma parfum cowok itu juga ikut melewatinya dengan tidak tahu diri. Theodoric dan teman-temannya menonton di tepi lapangan, Chiara bisa merasakan sedang ditatap. Bukannya terlalu percaya diri, tapi Theodoric memang benar-benar sedang menatap Chiara. Dia ingin menusuk mata cowok itu rasanya.
Setiap murid diberi dua kali percobaan untuk melempar basket ke ring, Chiara mendapat giliran cukup awal karena huruf depan namanya. Cewek itu kesal, bahkan dia bisa melihat Theodoric bersidekap dengan tatapan meremehkan. Lalu ada suara yang meneriakkan nama Chiara. Hana, cewek itu melambai dan menyemangatinya dengan suara yang sangat keras. Chiara hanya tersenyum kaku, lantas memantulkan bola beberapa kali. Percobaan pertamanya gagal, tapi suara Hana terus menyemangati dari pinggir lapangan, Chiara hanya punya satu kesempatan untuk menghentikan tatapan remeh Theodoric. Cowok itu pasti berpikir Chiara sangat payah karena tidak bisa memasukkan bola ke ring.
Untung saja di kesempatan yang tinggal satu-satunya, Chiara berhasil, cewek tersenyum senang, lalu melihat Theodoric di tepi lapangan. Sedetik kemudian dia sadar, yang dilakukannya sangat bodoh. Untuk apa Chiara menatap Theodoric sambil tersenyum senang begitu? Sangat tidak berguna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intoxicate [TERBIT]
Romance[COMPLETED] "Apa rasanya?" tanya Chiara spontan. Theodoric menoleh, cowok itu mengapit rokoknya di jemari, lalu tersenyum miring. "Manis, kayak ciuman," jawabnya tenang. Chiara berkedip lugu, masih menatap Theodoric dan terlihat benar-benar percaya...