Intoxicate 10: Smells Like Him

136K 14.5K 741
                                    

VOTE DAN SPAM KOMENTAR YA!

𝕴𝖓𝖙𝖔𝖝𝖎𝖈𝖆𝖙𝖊

“Udah mau berangkat, Ra?” tanya Hana bertepatan ketika melihat Chiara keluar dari kamar dengan penampilan yang sudah lebih rapi dibanding hot pants dan tank top. Cewek itu mengenakan celana jeans biru muda yang sobek di bagian paha sampai bawah lutut, dan cropped t-shirt. Chiara mengangguk sebagai jawaban. “Minta anter Theo aja sekalian orangnya mau balik.”

Ogah, jawab Chiara dalam hati. Tapi cewek itu mengangguk, tidak ingin membuat Hana kerepotan. Theodoric langsung bangkit dari sofa di ruang tengah begitu melihat Chiara, pasti Hana sudah memberi tahu cowok itu. Tanpa berkata apa-apa, Chiara mengikuti Theodoric sampai ke elevator. Beberapa orang ikut masuk, sementara Chiara sudah memojokkan diri, tak ingin disentuh. Elevator berhenti, ada dua orang tambahan yang masuk, Theodoric terdorong sampai tidak lagi punya jarak dengan Chiara.

Mereka berhadapan, Chiara menunduk karena lagi-lagi merasa tidak kuasa ditatap Theodoric sedekat ini. Napas cowok itu berembus sampai ke wajahnya, Chiara melipat bibir, jari kaki cewek itu bergerak saling menjalin di dalam sepatu. Tatapan Chiara jatuh pada figur jangkung berbaju hitam pada pantulan dinding elevator di kanannya, cowok itu Theodoric, sedang menatapnya juga dari pantulan dinding yang sama. Cewek itu spontan menunduk, tidak ingin mati berdiri di bawah tajamnya tatapan Theodoric.

“Jangan pegang bahu, gue bukan tukang ojek,” kata Theodoric kesal saat Chiara memegangi bahunya di atas motor. Cewek itu lalu mendengkus kesal, tapi menurut dengan berganti mencengkram kecil pada sisi baju Theodoric, dia pikir itu tidak akan membuatnya jatuh. Theodoric tidak berkata apa-apa lagi, dia langsung menarik gas motor meninggalkan basement.

Chiara mencengkram t-shirt Theodoric sedikit lebih kuat begitu motor berhenti di bawah pohon; di tepi jalan. Dia turun dan memperhatikan rumah besar bergaya Amerika dengan halaman luasnya yang hijau. Cewek itu melirik Theodoric yang tidak peduli padanya dan justru langsung berjalan lebih dulu. Chiara menyusul dengan berlari kecil, rumah besar itu sepi ketika dia masuk dan mengikuti langkah Theodoric. Kemudian Nancy muncul dari tangga sambil berlari kecil dengan senyum lebar di wajahnya.

“Tunggu ya, Ra. Lo duduk di sana, oke? Gue ambil minum di dapur!” kata Nancy antusias, cewek itu kedengaran seperti orang yang baru saja punya teman.

Sementara Chiara hanya mengangguk, tatapan cewek itu berkeliling sejak jejak pertamanya di dalam. Ada foto keluarga di dinding setelah pintu depan; yang membuat Chiara merasa disambut dengan hangat. Ada pula di dinding undakan tangga tempat Nancy muncul tadi. Satu yang Chiara sadari; baik Nancy atau Theodoric, sama-sama mirip dengan Papa mereka. Hanya saja Nancy adalah perpaduan 50:50 dari orang tuanya, Theodoric lebih dominan pada sang Papa.

Theodoric tidak ada sepanjang Chiara menyapu pandang setelah sadar bahwa dia sudah berdiri lama di depan foto keluarga cowok itu. Tidak ingin peduli banyak, dia menuju sofa putih gading yang ditunjuk Nancy, tak seberapa lama cewek itu muncul dengan seorang wanita tua di belakangnya; membawa tiga gelas lemonade. Pas sekali panas-panas begini.

“Anterin ke kamar Kak Theo, dong. Gue mau bantu Bibi ambil cookies di belakang, hehehe.” Nancy cengengesan sambil menyerahkan nampan dengan segelas lemonade.

“Eh, tapi kalo dia marah gimana?” Chiara tidak mau, pokoknya tidak.

Nancy dengan raut wajah agak memaksa berkata, “Nggak kok, santai aja. Di lantai atas, pintu ke dua sebelah kiri.”

“Oke ….” Chiara tidak tahu kenapa menyetujui semudah itu, lalu setelah Nancy kembali hilang di balik pintu dapur, jantung Chiara mulai bereaksi dramatis. Dia sampai harus menarik napas sangat dalam sebelum melangkahkan satu kaki ke anak tangga pertama. Oh, sialnya lagi, tangan Chiara bergetar.

Intoxicate [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang