ED. 33: Finaly?

1.8K 207 35
                                    

🔥 Selamat membaca 🔥

"Apa kau demon pemberontak?" Jack mengacungkan sebilah pedang kearahnya membuat semuanya terkejut terlebih lagi Luisa. Percayalah rasa pusingnya baru saja hilang dan sekarang ia ditodong senjata? Yang benar saja!

"Terserah kau percaya atau tidak."

Setelah itu ia menceritakan kenapa ia kembali ke Eternal serta kenapa ia menjadi seorang demon.

"Mungkin kau bisa menjawab kenapa aku menjadi 'monster' sepertimu, Pangeran Ansel."

ꔷ┈────────┈ꔷ

Ansel diam mematung di hadapan singgasana raja dan ratu Sekotadi. Memorinya kembali pada ratusan tahun lalu, bagai kaset lama yang kembali diputar. Ketika dirinya masih kecil, Gheena selalu bercerita di aula luas ini.

Keduanya duduk di undakan singgasana dengan Ansel tiduran di pangkuan Gheena. Ibu keduanya itu selalu membayangkan saat Ansel memimpin Sekotadi, nanti. Gheena selalu menunggu moment itu.

Namun kini, Gheena harus meninggalkan Sekotadi lebih dulu. Membiarkan tahta kerajaan kosong. Pegal menyerang, Ansel mendudukkan diri di undakan kelima. Jika kembali diingat, sejak kepergian Gheena. Banyak sekali kejadian yang menimpanya ataupun kerajaan.

Tangannya meraba kantung jas kerajaan yang ia pakai, mengambil benda di dalamnya, mang tika milik Luisa. Ansel mendapatkan benda itu ketika mengobati Luisa.

Sebenarnya, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Asteri ia merasakan sesuatu yang menariknya sangat kuat hingga membuat Ansel berdebar. Antara yakin dan tidak dirinya merasakan kehadiran Luisa di sana, apalagi ia ingat tanda darah di kening Luisa tidak akan hilang sampai kapanpun dan sangat kuat ia bisa merasakan tarikan dari darahnya sendiri.

Namun, entah mengapa kekuatan darahnya itu sangat samar tidak seperti biasanya, membuat Ansel berpikir itu hanya asumsi belaka. Semenjak hari itu Ansel merasa tak karuan terlebih lagi pelayannya d Asteri ikut dalam kelompoknya, bukankah itu mencurigakan? Waktu itu Ansel merasa dekat dengan—sudahlah ... semua ini, semua yang awalnya diduga-duga ternyata memang benar, emosi yang dirasa Ansel akibat keberadaan Luisa.

"Apakah aku kembali melakukan kesalahan besar?"

Sejenak Ansel merasa menyesal telah menandai Luisa, tidak. Hatinya tidah menyesel tetapi ....

Aargh!

Kenapa menjadi seperti ini?!

Darah itu bisa meresap dalam tubuh Luisa karena bantuan kekuatan Ansel, akibat darah serta kekuatan itu mereka terjalin benang merah tanpa bisa terputus.

ꔷ┈────────┈ꔷ

Kini semuanya berkumpul di aula untuk menjabarkan masalah yang menimpa mereka. Meski rasa pening masih menguasai, Luisa tetap ikut. Bagaimanapun ia berperan cukup penting.

"Jadi ... kau bisa berubah menjadi Demon karena darah Ansel?"

Luisa mengangguk ragu. "Ya, tetapi aku juga kurang mengerti."

Jack menolehkan pandangannya. "Bisa kau jelaskan?" ia menatap Ansel penuh akan tuntutan.

Sesaat, Ansel menatap manik mereka sebelum mengatakannya. Ia meneguk saliva merasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan. "Awalnya aku mengira hanya darahku saja yang keluar tetapi ternyata separuh kekuatanku juga ikut mengalir dalam setiap sel darah yang akanku berikan pada Luisa sebagai tanda kepemilikan. Saat itu aku tidak menyadarinya sampai suatu hari ibuku, Lyv. Mengatakan bahwa darah Luisa sangat berharga sekaligus berbahaya untukku. Ia bilang jika aku meminum darah Luisa kekuatanku akan lebih kuat dari yang sebelumnya, tetapi di balik itu semua ternyata darah Luisa tidak hanya menguntungkan. Namun, juga berbahaya ... awalnya aku mengira berbahaya untuk diriku tetapi itu berbahaya untuk Luisa sendiri."

Eternal Devil [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang