ED. 18 : Unexpected

1.5K 212 12
                                    

🔥 Selamat membaca 🔥

Luisa, kedua lengannya menangkup wajahnya atau wajah orang lain? Menatap pantulan dengan kosong. Mata ini, apakah bukan miliknya? Hidung dan bibir ini apakah milik orang lain? Separuh jiwanya entah berkelana kelana, tidak percaya akan dirinya sendiri. Di mana Luisa yang asli, bagaimana rupanya? Apakah semenawan ini? Atau lebih buruk. Bodoh sekali ia berpikir tidak-tidak, sudah jelas kalau ini wajah aslinya yang kebetulan mirip seorang putri  lemah lembut sekaligus memiliki kisah rumit serumit mencari jarum dalam jerami.

"Jovanka!"

Dengan terburu-buru Lui memakai cadarnya dan langsung menuju pintu, melihat siapa yang meneriaki namanya. Ternyata itu teman konyolnya, Eliza.

"Ada apa?" tanya Lui malas, bukan apa-apa karena kalau berbicara dengan Eliza harus putar balik beberapa kali. Sangat menyebalkan tetapi sangat berguna juga.

Tanpa permisi Eliza masuk begitu saja ke dalam kamar Lui berlari ke sana ke mari sampai-sampai menabrak meja rias Luisa. "Ada apa, Eliza?"

"Eemm ... itu, Vanka ayolah bantu aku." Eliza menatap Lui memohon setelah ia kembali mondar-mandir sebelum tersenyum seperti mendapatkan ide cemerlang lalu masuk ke bawah ranjang Luisa.

Melihat itu tentu saja Luisa bingung sekaligus terkejut. Dihampirinya Eliza dan berjongkok agar dapat melihat gadis half-witch ini. "Katakan padaku, kau kenapa?"

Eliza menggigit jari telunjuknya. "Jack! Ya, Jack. Dia ... dia mau memakan jantungku." Setelah mengatakan itu, tangannya menarik sprei agar menutupi dirinya.

Luisa mengernyit. "Kau bercanda?"

"Aku terlalu sibuk untuk bercanda, kau tahu itu."

"Iya, iya ... aku percaya padamu," dengus Luisa.

Eliza keluar dari persembunyiannya, duduk di samping Lui sebelum memutuskan untuk berbaring. "Tadi aku sengaja menggagalkan aksi berburunya. Aku menyelamatkan rusa yang akan menjadi korbannya."

Mata Luisa membulat, terkejut akan pengakuan Eliza barusan. "Pantas saja Jack marah padamu," hardik Luisa kesal.

"Aku kasihan pada rusa itu, ia memiliki anak jadi aku membekukan Jack sejenak untuk membiarkan rusa itu per—"

Brak!

"Eliza, kemari kau! Akan aku remukkan paru-parumu." Tanpa dosanya Jack membanting pintu sampai terlepas dari engselnya. Ia langsung mendekati Eliza yang mulai berusaha keluar dari kamar ini. Saling kejar mengejar. Sesekali Eliza melayangkan sihirnya ke arah Jack yang dengan gampangnya ia hindari membuat sihir itu terdampar pada barang-barang Luisa. Menyebabkan kamar rapinya berubah dalam sekejap, sangat berantakan.

Dug ....

Prang ....

Sreet ....

Brak ....

Tak tahan dengan semuanya, Luisa mencoba menghentikan mereka. "Jack, Eliza. Hentikan!" peringatnya tidak didengar oleh kedua sahabatnya itu.

Luisa mengeluarkan kekuatannya, membuat bola api berwarna biru kecil lalu melemparkannya ke udara.

BOOM!

Eternal Devil [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang