🔥 Selamat membaca 🔥
Hari ini Lui berniat untuk berkebun bunga dengan Elysia. Rasanya sudah lama ia tidak bercanda gurau dengannya, padahal baru tiga hari mereka tidak bermain bersama.
Luisa akui Elysia memiliki kelebihan, ia bisa merasakan apa kita rasakan tanpa kita bercerita terlebih dahulu dan sudah lebih seminggu Steffi tidak menemaninya dikarenakan ibunya sedang sakit berat. Luisa memerintahkan agar gadis itu tidak bekerja sementara.
Jadilah hari ini ia bangun kesiangan dan kesusahan memakai gaun mengembang ini. Tak terasa akhirnya ia sampai di depan pintu kamar Elysia, tanpa menunggu lagi Lui langsung membukanya.
Saat pintu terbuka dengan lebarnya Lui terbelalak kaget. Kenapa kamar Elysia sangat berantakan? Semua benda yang ada di sana sudah tak beraturan seperti ada angin topan yang menerpa kamar ini. Pecahan guci berserakan, kain-kain gorden sudah tak di tempatnya lagi serta lukisan Galatea tergeletak di lantai begitu saja dengan sedikit robekan di setiap sisinya.
Ada apa ini?
Hiks ... hiks ....
"Elysia!"
"Lysi? Kau di mana?"
"Sea? Apa kau di sana?"
Luisa menelusuri setiap sudut kamar luas Lysi dengan perasaan sangat khawatir. Ia mencoba mendekati asal suara isak tangis yang ia dengar tadi.
"Lysi? Itu kau?"
Dirinya menyibakkan selimut yang menutupi orang itu, dan ternyata itu Elysia! Tengah meringkuk sambil menangis. Ada apa dengannya dan ke mana Sea, kenapa ia tidak menemani Lysi?
"Lysi." Lui menunduk berniat merengkuh tubuh mungil di hadapannya.
"PERGI!" Lysi menepis tangannya. Tentu saja Lui sangat terkejut akan hal itu. Tatapan Elysia sangat nyalang padanya, terdapat kemarahan, penyesalan dan tak menyangka. Benak Lui terus bertanya-tanya ada apa dengan Tuan Putri ini? Apa ia telah membuat kesalahan? Sepertinya tidak, karena kemarin maupun hari ini mereka tidak bermain begitu lama bahkan hari ini belum ketemu sebelum ini.
"Kau kenapa, hm?" Lui mendekatinya lagi menepis rasa terkejutnya.
Elysia terus memberontak ketika Luisa mencoba merengkuhnya, memeluknya. Lysi berdiri dengan hentakan, mereka saling berhadapan dengan pandangan yang berbeda. Elysia memalingkan wajahnya seolah tidak sudi menatap Luisa.
Sementara Luisa, ia tidak menyerah. Ia terus membujuk Lysi. "Katakanlah padaku, kau kenapa sayang?"
Elysia kembali memberontak bahkan sekarang mendorong Luisa membuatnya mundur beberapa langkah.
"KAU BUKAN IBUKU! KAU PEMBOHONG! KAU MEMBOHONGIKU!" teriak Elysia sambil menunjuk-nunjuk Luisa yang terduduk di lantai.
Bagaikan tersambar petir. Luisa terbelalak, dari mana Elysia tahu soal ini. Sekarang Luisa tidak tahu harus mengatakan dan berbuat apa, semuanya sudah terbongkar ia sudah tidak ada harapan lagi. Ia kira Elysia akan menerimanya meskipun dirinya bukan Galatea tetapi nyatanya ... membencinya. Luisa termenung, menatap Lysi dengan berlinang. Jujur saja ia sudah menganggap Elysia sebagai anaknya sendiri, ia tulus memberikan kasih sayang padanya. Namun, kenapa jadi begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Devil [End]
FantasíaHarap Follow terlebih dahulu okey^^ ꔷ┈────────┈ꔷ Kejadian tak terduga datang merusak kebahagiaan Luisa. Sosok demon yang tak pernah Luisa duga, membawanya begitu saja. Luisa dengan sangat terpaksa tinggal di dunia eternal. Namun, kejadian buruk men...