🔥 Selamat membaca 🔥
Mata Lui terpejam ketika hembusan angin kencang menerpa sekitarnya. Tubuhnya melayang dan ambruk dipangkuan seseorang. Luisa kembali mengerjapkan kedua matanya, ia menyipit. Wajah seorang laki-laki jelas ia lihat. "Aku menemukanmu. Mari pulang." Dahi Lui mengernyit hendak mengeluarkan suara. Tetapi kalah cepat dengan tangan laki-laki itu yang mengusap darah didahinya membuat mata Lui terpejam tanpa paksaan seolah usapan itu menyuruhnya tidur.
Tanpa sepengetahuan Lui, luka didahinya hilang tanpa bekas.
ꔷ┈────────┈ꔷ
Perlahan kelopak itu terbuka memperlihatkan netra Amber yang memukau. Ambernya menelisik sekitar. Asing. Di mana ia? Apa yang terjadi dengannya? Lui bangun meski pusing mendera, netranya terus melihat sekitar gubuk. Siapa yang membawanya kesini.
Banyak pertanyaan hinggap di benaknya, ia mencoba turun dari ranjang usang yang ia tempati. Gubuk ini hanya memiliki satu ruang dan lantainya juga masih tanah alami. Setahu Luisa, Voltra tidak memiliki hutan bahkan keseluruhan kota itu sudah banyak gedung-gedung yang menjulang tinggi meskipun bukan kota besar. Tetapi, Voltra bisa dibilang kota yang cukup maju.
Luisa keluar dari gubuk, ia terpaku melihat pemandangan di depannya. Pepohonan yang begitu lebat, serta tumbuh liar yang hidup makmur disana banyak sekali. Meskipun ini siang hari tetapi hutan ini cukup gelap dan remang-remang hanya bagian gubuk yang ia tempati saja yang terpapar sinar matahari.
Kupu-kupu terbang kesana kemari. Luisa mengangkat jarinya membuat seekor kupu-kupu berwarna putih menghinggapinya.
Namun, Lui rasa ada yang aneh dengan kupu-kupunya. Jika dilihat lebih teliti lagi, kupu-kupu itu seperti memiliki tangan dan kaki seperti manusia. Lui mencoba untuk menelisik lebih jelas lagi dan ternyata wajahnya pun sama seperti manusia. Bahkan benar-benar cantik, kupu-kupu itu menyinggung kan senyum kearahnya.
Lui menjerit ia segera menghempaskan kupu-kupu itu membuatnya terlempar kebawah, bukannya terbang.
Luisa masih kaget, ia menggosokkan jarinya beberapa kali menggunakan bajunya takut-takut terkena virus atau bakteri dari kupu-kupu aneh itu. Bahkan, sekarang Lui mulai meragukan kalau itu bukan kupu-kupu. Seperti peri? Maybe, apakah peri ada didunia nyata? Entahlah.
"Apa yang kau lakukan?" Suara berat itu berhasil mengalihkan Luisa. Ia menengok kesana-kemari untuk mencari sumber suara tapi Lui tidak menemukan siapapun.
"Aku disini." Lui merinding ia memeluk tubuhnya sendiri, dari mana asal suara itu.
Helaan nafas kasar dapa Lui dengar. "Di atasmu." Refleks Lui mendongak menatap pohon menjulang tinggi nan kokoh didepannya. Ia terpaku melihat pemandangan diatasnya.
Seorang laki-laki bertelanjang dada duduk santai di dahan pohon itu sembari menatapnya tanpa ekspresi, kulitnya bersinar akibat paparan sang mentari. Pikirkan Lui entah berkelana kemana, ia belum bisa mencerna tentang kupu-kupu tadi tetapi, sekarang sudah menambah lagi hal yang bikin Lui terpaku.
Laki-laki itu turun dengan mudahnya, berjalan menghampirinya. "Sudah baikan?"
Lui mengerjapkan matanya beberapa kali, sentuhan dipipinya menyadarkannya. Ia melepaskan tangan pria itu dari pipinya dengan paksa. "Si-siapa kau?" tanya Lui takut-takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Devil [End]
FantasyHarap Follow terlebih dahulu okey^^ ꔷ┈────────┈ꔷ Kejadian tak terduga datang merusak kebahagiaan Luisa. Sosok demon yang tak pernah Luisa duga, membawanya begitu saja. Luisa dengan sangat terpaksa tinggal di dunia eternal. Namun, kejadian buruk men...