🔥 Selamat membaca 🔥
"Lysi ...," bisik Luisa gemetar hampir tidak bersuara.
Elysia mengerjapkan mata serta menyentuh dadanya yang terluka tetapi kini luka itu sudah tidak ada bahkan bersih seperti semula. "Si-siapa kau?!"
Lysi berusaha dan menghindar dari Luisa. Sementara Luisa tertegun, ia siapa? Tanya Lui pada dirinya sendiri, lalu ia kembali menatap Elysia. "A-aku ...." Sebelum melanjutkan perkataannya Elysia menarik cadar yang ia pakai secara paksa membuat Luisa terkejut bukan main. Ketika menyadari siapa yang menyelamatkannya, Elysia terbelalak menatap tak percaya objek di depannya ini.
"I-ibunda?"
ꔷ┈────────┈ꔷ
Tanvi dan Lyv masih di kerajaan Asteri. Kini keduanya berada di gudang belakang dapur istana. Mereka menunjukkan gurat kecemasan yang kentara, entah apa yang membuatnya cemas padahal seharusnya Lyv dan Tanvi ini ikut mencari keberadaan Elysia.
"Kalau Ansel menemukan Elysia sebelum bulan purnama maka rencana kita gagal serta Ansel mengetahui kalau kita dalang di balik semuanya."
Lyv semakin gusar, ia menatap Tanvi menantang. "Lalu kapan kau akan membebaskan Gala?" Seharusnya kau membebaskan jiwa Gala malam kemarin."
Mendengar itu membuat Tanvi mendengus tak suka, karena kalau jiwa Galatea ia lepaskan maka Ansel akan menjauhinya lagi sebab dalam dirinya tidak tercium jiwa Gala. "Apa kau lupa kata witch itu? Aku hanya bisa melepaskan jiwa Gala ketika bulan purnama merah."
"Besok malam?"
Tanvi mengangguk. "Ya, sebelum malam tiba kita harus menyingkirkan Elysia terlebih dahulu jika tidak—"
"Ya aku tahu itu," sarkas Lyv cepat membuat Tanvi memutar kedua netranya.
"Apa pangeran Hans tau soal kebusukan adiknya ini?" Lyv tersenyum miring ke arahnya.
Tanvi mengangkat bahu acuh. "Entahlah, tetapi aku tidak memberitahu soal ini. Lagi pula kakakku itu sibuk dengan urusan tahta yang sebentar lagi akan menjadi miliknya. Namun, jika ia tahu ... aku belum bisa menebak apa yang akan terjadi. Bisa saja kak Hans mendukung kita."
Kini Lyv memandang Tanvi sepenuhnya, menyeringai sebelum kembali menatap barang usang di sekitar mereka. "Apa Hans masih tidak menerima kalau Gala dimenangkan oleh Ansel?"
"Yeah ... Mungkin."
Tanpa sepengetahuan keduanya ada seseorang di balik pintu gudang yang mereka tempati.
"Kau menyalahgunakan jiwa sucinya, Putri. Maka aku akan membuatmu menyesalinya."
Luisa baru menyadarinya kalau cadar yang ia pakai terlepas, pantas saja Elysia mengenalinya. Ia melepaskan pelukan Elysia pelan, menatapnya dengan berlinang. Lui tidak menyangka masih bisa bertemu dengan Lysi. "Apa sekarang kau merasa ada baikan, hm?"
Elysia mengangguk lemah. "Iya, Ibu," jawabnya sambil tersenyum.
Mendengarnya membuat Luisa bernapas lega, meskipun Elysia tidak sembuh total tetapi darahnya mampu membuat Elysia lebih baik dari sebelumnya, luka-luka di sekujur tubuh Lysi sudah menghilang menyisakan bercak darah yang mengering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Devil [End]
FantasyHarap Follow terlebih dahulu okey^^ ꔷ┈────────┈ꔷ Kejadian tak terduga datang merusak kebahagiaan Luisa. Sosok demon yang tak pernah Luisa duga, membawanya begitu saja. Luisa dengan sangat terpaksa tinggal di dunia eternal. Namun, kejadian buruk men...