Waiting for baby 2

636 46 8
                                    

Koeun mondar mandir sejak tadi di depan studio milik suaminya, ya rumah besarnya memiliki studio musik tempat Mark mengerjakan pekerjaannya, kalau kalian bertanya mengapa Mark bekerja di studio musik dan diizinkan bekerja dibelakang layar, itu kar...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Koeun mondar mandir sejak tadi di depan studio milik suaminya, ya rumah besarnya memiliki studio musik tempat Mark mengerjakan pekerjaannya, kalau kalian bertanya mengapa Mark bekerja di studio musik dan diizinkan bekerja dibelakang layar, itu karena Mark merupakan seorang produser sekarang walaupun masih belum banyak merilis lagu hasil ciptaannya tapi ia cukup mahir dalam hal itu terbukti dari album solo pertamanya semua lagu nya adalah lagu yang ia buat sendiri.

Koeun mengigit bibir nya sejak tadi, ia sedang merajuk pada Mark karena tidak mengizinkannya pergi menonton dengan temannya, tapi ia sedang menginginkan sesuatu dan sesuatu itu sangat gila menurutnya.

"Sayang, jangan begini ya, jangan sekarang, eomma sedang marah pada appa mu, mau ditaro dimana muka eomma kalau meminta hal seperti itu sekarang" ujar Koeun bermonolog sendiri dengan perut buncitnya.

Koeun mencoba menahan diri untuk tidak mengabulkan keinginan anaknya saat ini, keinginan yang terlalu gila kalau melihat situasi ia sedang mejaruk pada suaminya, kalau ia meminta nya sekarang habis sudah, ia akan sangat malu.

Sejak ia hamil hormon kehamilannya membuatnya menjadi sangat mudah terangsang, ia bahkan kadang memaksa suaminya menuruti hasratnya. Ia tidak tau mengapa tapi semakin besar usia kehamilannya keinginan untuk bersama suaminya menjadi sangat besar pula, ia selalu ingin lengket dengan Mark.

Koeun menghela napas frustasi, ia terpaksa harus menuruti keinginan bayinya karena kalau tidak perutnya akan nyeri dan ia berakhir tidak bisa tidur.

Cklekk

Koeun membuka pintu studio, ia melihat Mark yang sedang fokus dengan headphone dan kertas serta pensil di tangannya.

Koeun berjalan pelan lalu duduk di sebelah suaminya yang masih fokus pada kertas di hadapannya.

"Mark" panggil Koeun

Mark yang merasakan kehadiran Koeun menoleh lalu melepas Headphone nya.

"Belum tidur? Kalau kau mau membujukku agar memberi mu izin pergi dengan teman-teman mu besok itu tidak akan terjadi nyonya Lee" ujar Mark lalu kembali memakai headphone nya.

Koeun berdecak lalu menarik headphone dari kepala suaminya.

"Aku ingin sesuatu" ujar Koeun ketus

"Apa?" ujar Mark masih asik fokus pada kertasnya

"Jangan mengabaikanku dan sibuk kerta-kerta lirik itu" ujar Koeun masih ketus

Mark melepas headphone di lehernya lalu membereskan kertas dan pensil di depannya dan menatap Koeun dengan seksama, ia tidak bisa mengabaikan istrinya yang sedang merajuk bisa-bisa Koeun menangis seperti waktu itu.

"Mau apa hmm?" ujar Mark menarik kursi Koeun agar menghadap ke arahnya, ia memperbaiki rambut Koeun sambil sesekali mengelus kepala istrinya.

Koeun mengigit bibirnya menunduk, ia merasa malu harus meminta hal seperti ini pada Mark, ya walaupun bukan pertama kalinya ia meminta seperti ini tapi tetap saja itu sangat memalukan.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang