Birth

804 46 10
                                    

Usia kandungan Koeun memasuki trimester akhir, dokter berkata kemungkinan Koeun akan melahirkan minggu depan, keadaan Koeun dan bayinya sangat sehat sehingga dokter menyarankan untuk melahirkan secara normal, melihat keadaan Koeun yang sehat dokte...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usia kandungan Koeun memasuki trimester akhir, dokter berkata kemungkinan Koeun akan melahirkan minggu depan, keadaan Koeun dan bayinya sangat sehat sehingga dokter menyarankan untuk melahirkan secara normal, melihat keadaan Koeun yang sehat dokter bersyukur karena kemungkinan yang mungkin terjadi dalam persalinan nanti mungkin tidak akan terjadi.

Kendati dokter mengatakan semua akan baik-baik saja, Mark tak pernah bisa tenang, ia semakin takut saat istrinya mendekati waktu melahirkan. Mark semakin overprotektif, ia tak pernah meninggalkan Koeun barang sebentar, ia selalu ada di samping istrinya, ia takut terjadi sesuatu pada istrinya.

Mark terus termenung sambil menatap wajah cantik istrinya yang tertidur pulas, ia memperhatikan dada istrinya yang naik turun teratur tanda ia masih bernapas, ia menyentuh wajah istrinya, entah mengapa ia selalu dilingkupi rasa takut akan kehilangan lagi, ia tak sanggup untuk hanya membayangkannya, ia takut kejadian dulu akan terjadi, ia benar-benar takut.

Mark memeluk Koeun sedikit terisak, entah mengapa ia benar-benar ketakutan, ia tak bisa menjauhkan pikiran negatif dalam kepalanya.

Koeun menggeliat pelan lalu membuka matanya perlahan, tangannya menyentuh kepala suaminya pelan, mengelusnya memberikan ketenangan.

"Ada apa Mark? Kenapa menangis?" tanya Koeun, ia tau benar kalau Mark terus menakut-nakuti dirinya sendiri dengan bayangan-bayangan pikiran negatifnya, entah sudah berapa kali Koeun mengingatkan suaminya itu.

Koeun mengangkat kepala suaminya lalu menghapus airmata di wajah Mark.

"Aku akan baik-baik saja Mark, percayalah"

"Aku takut, jangan meninggalkanku"

"Hei aku tidak akan meninggalkanmu, aku berjanji hmm"

Koeun mencubit gemas hidung suaminya yang memerah, ia selalu ingin tertawa tiap kali melihat suaminya menangis, itu sangat lucu karena wajah Mark akan memerah.

"Mark" panggil Koeun, kali ini posisi mereka sama-sama menyamping dengan tangan Mark yang setia mengelus perutnya.

"Apa love?"

"Aku ingin memberitaumu sesuatu, tapi janji dulu kau tidak akan overthinking"

"Iya" jawab Mark pelan seakan tau kemana arah pembicaraan istrinya

"Sepertinya aku akan melahirkan dalam waktu dekat, punggungku mulai sakit, perutku juga rasanya aneh, payudara ku juga sudah mengeluarkan asi tau, tapi disini nyeri sedikit" ujar Koeun menunjuk ke arah dadanya

"Haruskah kita ke rumah sakit?" ujar Mark menatap Koeun tenang

"Hmmm tidak usah, kita ke rumah sakit tunggu aku kontraksi saja, aku akan bosan di sana"

"Love, lebih baik kita mempersiapkan diri disana, kalau nanti kau lahiran akan lebih mudah kalau sudah di sana"

"Tidak ah, nanti saja ke sana saat akan lahiran"

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang