08. Juni di Bulan Juli

274 20 9
                                    

"kamu anak kecil tahu apa?" Ujar satpam Pabrik batik itu kesal , Adhi mendengus ...pasti ini karena aku gak pakek brewok deh ah

"Saya tahu media , saya tahu pejabat pemegang kepentingan dan saya tahu atasan Bapak menyuap pak Lurah dengan mobil Jip satu unit...nyuap kok pakai mobil culik ...." Senyum Adhi sinis

"Kamu mau diculik? Mendingan sekarang pulang ...cuci kaki ...balik netek sama Ibumu ...pipi memerah kayak kamu gak cocok ngancem orang lain , sudah sana ...hush hush!! ..." Kesal si Satpam

Adhi melongo ....semua kemagisannya hilang bersama kumisnya dan janggutnya "ya sudah ....ini proposal dan teguran dari kami ...serahkan pada atasan Bapak , kalo Pabrik ini tidak menghentikan pencemaran pada saluran irigasi warga , saya bersama lembaga swadaya masyarakat dan karangtaruna setempat akan datang kesini untuk membuat aksi, batik disini di ekspor kan? Malu kalo masuk berita ..." Kesal Adhi sambil membalikkan badan

"Mas mau kemana?" Teriak si Satpam ketika melihat dokumen berbahaya Adhi

"Balik ke TK bunga Matahari ....ibu guru sudah nunggu" ujar Adhi sambil pergi sambil manyun

*********

"Jangan manyun ....siapa yang nyuruh maen hitler hitleran?" Ujar Panji dalam tawanya sambil memberikan mangkok berisi mengepul di depan Meja tempat Adhi duduk

"Aku ada pensil alis sih..mau ditebelin brewoknya?" Usil Ayu sambil mengeluarkan sebuah pensil dari tas nya

"Kalo kalian sepanjang hari ini mau nyela aku aku pulang aja..." Sungut Adhi

"Ya jangan.... !!" Ayu tak sengaja sewot

Adhi dan Panji berpandangan bingung "sayang aku kehilangan muka kinyis kinyis ...bosan aku lihat muka gunung Panji .." cengir Ayu

"Dibanding Kowe muka Makam..." Cibir Panji

Mereka terdiam dan tak sadar tertawa terpingkal , keadaan antara Ayu dan Adhi sudah membaik

Ayu meminta maaf atas ketakutannya yang berlebih Dan Adhi meminta maaf untuk menuduh Ayu Paranoid ...

Bagaimanapun jiwa mereka bertiga yang tak sadar sefrekwensi ,penyendiri ,sarkas dan kritis membawa mereka dalam pembicaraan pembicaraan yang seru hingga jauh Malam ...makan bertiga ...ngobrol bertiga ...hal yang membuat Panji merasa sedikit tersisih

*******

"aku pinjem mas Adhinya ya Nji "genit Ayu sambil menggelendoti pundak lebar Adhi , dahi Panji sedikit mengerenyit melihatnya , sudah dua minggu lebih Adhi di Monopoli Ayu untuk membantunya membuat tugas

Dan sekarang dua hari menjelang ulang tahun mas Adhi, dia malah mengajaknya bersibuk sibuk dengan para kuli panggul pasar Beringharjo? ngeselin

Tiba tiba Ayu mengajak Adhi mendampinginya. Untuk melakukan Advokasi para kuli panggul Beringharjo dan bagaimana mereka butuh serikat pekerja, seringkali Ayu memaksa Adhi untuk membantunya mengerjakan report dan dokumentasi sampai Jauh malam hingga mas Adhi Praktis di monopolinya

Ada rasa tidak terima di hati Panji namun dia sadar dia bukan siapa siapa, akhirnya Panji lebih sering menekuni hobi lamanya... Yaitu bersepeda dari sore hingga malam mengelilingi Jogja, menikmati tiap kelip lampu dan obrolan warganya sebagai orang asing

sore itu Panji berjalan sendiri mengayuh sepedanya dari klebengan menuju jalan Asem Gede , disitu banyak dijual barang barang bekas

Tempat itu sering dibilang Pasar Maling, karena desas desus yang dijual bukan hanya barang bekas tapi juga barang curian.

Panji sejenak teringat mas Adhi pernah berhenti begitu lama di depan Bapak Bapak bermuka sangar yang menjual lampu lucu bergambar relief Ramayana dari kaca patri

The eternity origins : 1979Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang