17.pagi yang belum sempurna

225 15 13
                                    

Panji mengerjapkan matanya memandang keluar jendela besar dengan pemandangan lembah menghijau berkabut dengan Jogja yang riuh rendah di kejauhan...

Dikertakan tubuh nya sesaat... Eh.... Dimana mas Adhi

Tiba tiba pintu Kamar penginapan diketuk "diiik.... Diikk... " Terdengar suara samar mas Adhi  , Panji meraih boxernya dan membuka pintu penginapan

"Pak sabar lagi ribet.... Aku ambil sendiri sarapannya....breakfast in bed.... " Ujarnya sumringah dengan diakhiri bisikan

"Kamu gapapa udah jalan jalan?" Khawatir Panji  sambil dengan cekatan mengambil nampan dari Adhi yang hanya memakai sarung...

"Aku gapapa.... Lagian... Sarung ini menyembunyikan jalanku yang rada aneh.... " Ujar Adhi seraya memeluk Panji dari belakang dan mengecup bahu telanjangnya

"Maaf..... " Lirih Panji.... Teringat permintaannya untuk pertamakali gantian tadi malam.... Teringat ringisan dan sedikit titik airmata dari si bongsor walaupun senyum tak pernah terhapus dari wajahnya

"Lanjut dik.... " Ujar Adhi semalam dengan senyum tengil dan mengacungkan jempol sebelum Panji menggempur rektumnya  , rengkuhan, bibir yang saling memagut dan simpul simpul sayang yang mengunci dua tubuh berkeringat mereka tak berakhir hingga jam menunjukkan pukul 3 pagi.

"Minta maaf berarti kapok? " Ujar Adhi menarik hidung panji lembut

Panji menggeleng kepalanya di senderkan di bahu lebar dan gempal kekasihnya  "maaf kayaknya bakal sering... " Ujarnya nakal... Adhi mendorong tubuh  Panji ke ranjang dan spontan menarik boxernya

Dilihatnya tubuh mungil atletis itu tanpa selembar benangpun.... Jadi aku madu pria berlapis madu mu mas Thomas? Apapun itu baik baiklah di sorga... Biar aku menikmat... Menjaganya... Well siapa peduli kami saling menjaga dan saling menikmati....

"Mikir Apa? " Dengus Panji.... Adhi spontan melompat dan menindihnya

"Mikir mau pake gaya apa pagi ini... " Lirihnya sambil memanjakan leher Panji yang melenguh lenguh sementara tangannya meraih kondom di samping ranjang....

********

"Kupikir kau mau jadi pengacara ...dibayar perjam pakek dollar..." Adhi tersenyum sambil mengecup perut kencang panji yang basah karena keringat dan entah apalagi

"Setiap gigolo di distrik lampu merah amerika juga dibayar perjam pakek dollar..." jawab Lelaki mudanya seraya mengacak lembut rambut kusut basah Adhi

"Nice info ...aku jadi paham mekanisme prostitusi amerika"  Adhi tertawa terpingkal pingkal

"Aku mau tani kacang ....bikin tambak....punya rumah kayu cantik ditengah ladang,kayak gini " lirih Panji

"Aku nebeng ya....tapi selasa kamis sabtu aja ...hari sisanya aku ngapelin kembang desa...." celetuk Adhi

"Biseks keparat....." panji menggigit lengan Adhi lalu  tertawa ....ceruk ceruk lesung pipinya terlihat lebih tajam ...dirasakannya Adhi mengelus sayang rambutnya yang juga masih basah...

The eternity origins : 1979Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang