"Sakit nji? " Ujar Lik Sugik setelah membersihkan luka Panji di dekat angkringan, tangannya dengan cekatan memasangkan plester yang sebelumya telah di bubuhi obat merah....
"Nggak terlalu Lik.... Tiba tiba melihat lik Sugik saja aku udah rasa mendingan.... " Senyum Panji dengan mata berkaca
"Ojo berlebihan le... " Ucap Lik Sugik ujarnya sambil memantik Api dan menyalakan Rokok Daun jagungnya...
"Pak lik dan bu lik berlebihan.... Pisah... Rumah di jual.... Ninggalin Panji sendirian... Kenapa coba" Ujarnya bergetar
"Ojo nangis.... Wis kuliah le.... " Lirih Lik Sugik sambil mengacak lembut rambut Panji
"Thomas meninggal.... pak lik dan bulik bercerai.... Rumah kalian dijual.... Se beracun itu ya pak lik ya Panji ya? " Lirih Panji dengan pandangan kosong memandangi langit menghitam jalan Kanisius....
"Bukan begitu le.... Setiap pak lik lihat bulik mu... Lihat kamu.... Pak lik langsung teringat Thomas di dalam peti....
Pak Lik gak kuat le... Kamu sering nginap.... Celotehanmu ya celotehan Thomas.... Tertawamu adalah tertawa yang Thomas selalu timpali dengan antusias...
Saat Thomas ndak ada.... Saat aku harus bicara padamu seperti saat ini... Aku mengharapkan Thomas nimbrung....
Dia anak tunggalku Nji, aku rindu dia... Dan rindu itu kian membunuh setiap aku melihatmu... " Kesal Pak lik Sugik
"Lalu bu lik Erna? " Lirih Panji
Lik Sugik menggeleng.... "Dia sudah berpulang...menabrakkan diri pada senja utama Solo di rel kreta Maguwo.....dua tahun lalu.... "
"Nggak lik... Nggak mungkin" Ujar Panji tidak bisa menerima
"Besar kehilangan kami nak.... Bagaimanapun kami berusaha berlari... Itu saja yang aku temui... Penyesalan, mungkin itu cara terbaik bagi Erna untuk melupakan, dia gak bisa apa apa...aku gak bisa apa apa" Ujar Lik Sugik seraya melemparkan sisa puntung rokoknya ke tempat sampah....
"Maafin Panji ndak bisa jaga Thomas lik... " Ujar Panji dengan pandangan kosong...
"Le.... Jalanmu masih panjang... Jangan sia siakan waktumu dengan rasa bersalah ....
Ingat.... Kamu yang menolong Thomas saat kejadian itu, kamu yang mengejar supir truk dan begitu gigih memastikan dia dihukum dan tidak ada Thomas Thomas lain yang jadi korban keteledoran truk truk pasir itu...
Kamu berjasa besar.... Jangan merasa bersalah... " Lik Sugik tersenyum sambil menepuk nepuk pundak Panji yang masih berairmata
"Kenapa mbecak lik? Lik Sugik kan dulu tata usaha di KUD desa, kenapa ndak jadi karyawan saja? " Lanjut Panji berbasa basi
Lik Sugik menggeleng "lik Sugik ra iso mikir lagi le, yang lik ingin... Hanya mencari lelah...
Mencari capek hingga bisa nyenyak tertidur dan bertemu Thomas....
Lik tahu ini gila.... Tapi hanya ini yang bisa membuatku melanjutkan hidup....
Jangan kayak Lik le, hidupmu lebih baik dan akan selalu lebih baik, lik akan selalu doakan.... " Jelas Lik Sugik panjang lebar... Matanya dan mata Panji berpandangan sejenak dia berpikir... Lalu merogoh surjan lusuhnya... Mengambil selembar kertas yang sudah sangat lusuh....
"Dan aku pikir Nji, kamu yang layak menyimpan ini le.... " Lirih Lik Sugik
Panji terbengong...
Nji aku ngelu,
I love you
KAMU SEDANG MEMBACA
The eternity origins : 1979
Fiksi Umumaku tak pernah memilihmu, tetapi biru adalah biru seperti rindu adalah rindu, kita terlalu sering sendiri, dan kita terlalu saling mencintai haryadhi hidayat x Christian Panji Bagaskara