"Nji....." Lirih Ayu berbalik Arah
"He love me ,yu....." Ulang Panji dengan nada terbata
1980, sebelum makan siang ......
Ayu terdiam ....membaca Tulisan Thomas sesaat .... Panji terdiam melipat tangan di dada dan menyenderkan diri di lemari pakaian
"Terus kamu mau ngapain, Nji?" Lirih Ayu
"Aku gak tahu yu ...aku bingung ....."lirih Panji
Dia dan Thomas memiliki rasa yang sama ....tapi kenapa Thomas gak ......ah dunia memang sangat mengesalkan ....ujarnya tako sengaja mengacak rambut ...
"Jadi yeah ...misalnya dia mencintaimu .... seperti laki laki pada perempuan ....kamu bingung tentang perasaanmu
jangan Lupa Thomas sudah dimakamkan ...perasaannya sudah gak seharusnya melibatkan kamu lagi ..." Ujar Ayu mencoba merasionalkan Panji
"Lakukan apa yang Lik Sugik bilang ...sayangi dia seperti kakakmu , apapun yang terjadi , jadikan dia semangat aja ...
jangan bawa dia kebingungmu, karena dia sama sekali gak bisa bantu kamu lagi ..." Lanjut Ayu sambil memandang Panji lekat lekat
"Aku gak tahu yu..." Lirih Panji mendung
"Aku tahu ...itu yang terbaik dan kita harus makan siang sama Uminya Mas Adhi di kostannya..." Lirih Ayu seraya menggandeng Panji erat erat
**********
"Gimana mas? " Lirih Panji menunggu di bangku sepanjang lorong ruang dosen
"Sedikit sentuhan lagi.... Test mingguanmu? " Ujar Adhi balas bertanya.... Panji begitu saja menarik draft skripsi Adhi dan membacanya, Pemuda yang lebih tua memperhatikan si Antusias dengan hangat.....
"Gimana pendapat Pak Panji?" Senyum Adhi sambil bertopang dagu
"Printilan lah... Penulisan nih tinggal... Yang teliti dong mas" Sewot Panji, Adhi terkikik dan mengangguk ringan
"Inggih Pak siap salah...." Cengir Adhi
"Siap salah siap ditusuk" Panji Balas tersenyum dalam bisikan
"Dih anjing.... " Sewot Adhi keras tepat saat seorang dosen lewat dan berdehem... Adhi spontan menarik Panji sambil meminta minta maaf pada si dosen
********
Panji mengeratkan pelukannya Pada Adhi ketika mereka melaju melalui Jalan Wonosari.... Siang itu mendung berawan, Adhi dengan motornya membawa mereka ke arah gunung Kidul... Memasuki sebuah Pedukuhan dan sampai pada sebuah bangunan kayu dengan pemandangan Kota jogja di kejauhanAdhi membantu Panji membuka helmnya "keren banget mas.... " Ujar Panji terbelalak melihat tempat itu
"Tempat ini dibuat salah satu supir Bus yang ku advokasi karena dia dituntut sama pejabat yang gak sengaja mobilnya terbaret oleh dia... Namanya Pak Sabar , Dia memutuskan pensiun dan membuka tempat ini.. " Jelas Adhi
Mereka duduk bersebrangan di dalam warung yang riuh rendah itu.... "Kalo malem pasti indah banget... " Lirih Panji memandang ke kejauhan
"Pak Sabar punya penginapan dekat sini, kita bisa nunggu sampai malam untuk lihat kelap kelip kota, eh kamu belum jawab tentang test mingguanmu lho.... " Ujar Panji mengingatkan
Panji mengeluarkan list tulisan pulpen Biru berisi nilai test mingguannya... Beberapa B lebih banyak A... Tidak buruk... Sama sekali tidak buruk.
"Ini hadiah paling indah" Senyum Adhi sambil mengacak lembut rambut Panji yang terbengong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The eternity origins : 1979
Ficción Generalaku tak pernah memilihmu, tetapi biru adalah biru seperti rindu adalah rindu, kita terlalu sering sendiri, dan kita terlalu saling mencintai haryadhi hidayat x Christian Panji Bagaskara