05.saling jaga, saling menginginkan?

318 17 15
                                    

"Panji Kuwi cilik... Kalian para Bek... Lindungi dia.... Anak Anak UII itu punya tiga tower, Anwar, bayu sama Cipto... Tubuhnya besar besar... Kita taruh Panji di depan biar tubuh mereka yang besar jadi disanvantage mereka... " Jelas Adhi , sore itu di Kridosono mereka akan sparing dengan tim sepak Bola UII.... Dan ini adalah kali pertama Panji dipercaya sebagai striker

Ketakutan sedikit terpancar di wajahnya , Panji baru sadar dia punya talenta itu beberapa bulan lalu.... Biasanya sejak kecil dia selalu menolak untuk diajak tanding bola, karena mencari rumput untuk sapi bapak, atau belajar dan memelototi laporan keuangan Desa terasa lebih penting

"Piye nji? Siap...? " Senyum Adhi, Panji mengangguk...

"Mas Adhi awasin pertandingan sambil cek cek lagi skripsinya ya, besok kan mau menghadap lagi? " Timpal Panji

"Wah perhatian sekali" Para anggota tim sepak bola yang lain bersuit suit dan berlomba berkomentar mendengar interaksi itu... Wajah Panji dan Adhi seketika memerah.... Salah tingkah... Tidak tahu harus mengatakan apa apa...

"Panji kuwi adi ku... Sama seperti kalian semua... Makanya... Main yang baik.... Berhati hati.... Taktikal... Jangan curang, oh ya akan lebih menyenangkan kalo kalian seperhatian Panji sama aku.. Ingat uang bulanan yang kupinjamkan.... " Ketus Adhi seraya menutup pidatonya.... Para pemain Bola kemudian berduyun duyun keluar loker menuju lapangan

"Maaf buat mas Adhi malu.... " Ujar Panji yang berada di barisan paling belakang

"Rapopo... Main sing apik... Hati hati... " Ujar Adhi menepuk pipi Panji yang hanya bisa tersenyum malu

*********

Pertandingan sepak Bola berlangsung meriah untuk kemenangan Klub Sepakbola UGM, sayangnya ada sedikit kejadian yang menghebohkan, Panji di Sleding sekaligus dua kali oleh gelandang bertahan klub Lawan

Dan karenanya jalannya sedikit pincang dan Tulang keringnya memar membiru

Keesokan harinya Adhi yang baru selesai dari aksi penolakan rencana membuatmu Waduk di Boyolali, langsung menuju Kostan Panji untuk merawatnya

"Namanya sepak bola bukan sepak kaki, tapi begini mainnya " manyun Adhi ...tangannya tidak berhenti mengipasi tulang kering Panji yang membiru dan dibalur minyak gosok

Yang diajak bicara hanya tersenyum meringis "kan maen bola bukan nari serimpi, wajar mas kasar." lirih Panji dengan wajah meringis

"Ngapa masih pakek bola, ambil bolanya, kalian ber dua puluh dua gelud wis" kesal si pemuda yang lebih tua manyun, Panji terpingkal pingkal mendengarnya

Panji terkikik mendengarnya "akan sangat menyenangkan kalo dua puluh satu orang itu diganti kunti adik kelasmu itu ya mas " cengir Panji

"Hah gimana?" Adhi masih emosi

"Geludnya ...jadi sama Kunti " Panji mengangkat angkat satu alisnya?

Adhi makin cemberut "di tengah lapangan? Siang siang? Eksebisionis" ujarnya seraya menempeleng kepala Panji yang cengengesan

Mereka terdiam sekarang, suara serangga musim kemarau nyaring terdengar di kost kostan kawasan klebengan tempat Panji tinggal siang itu

Panji menatap wajah Adhi yang tidur tidur ayam itu , sudah beberapa bulan mereka dekat
Setelah menjaga di Panti rapih, Alterkasi di rektorat , bermaafan di kridosono lalu membonceng nya ketempat manapun dia berdemo.

yang mulanya hanya makan soto di kantin berlanjut jadi jemputan untuk makan malam bareng sampai dengan saling menginap di kost masing masing karena mengobrol sampai jauh malam

The eternity origins : 1979Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang