47. I Like You

102 20 0
                                    

Satu minggu berjalan sangat cepat hingga ujian kenaikan kelas telah selesai. Setelah menerima rapor, SMA ERSTON mengadakan acara class meeting seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun di SMA ERSTON sedikit berbeda, dengan dihadiri oleh sekolahan lain. Wajar saja, SMA ERSTON termasuk sekolah internasional.

Letta dan Syifa sedari tadi mencari Tania ditengah keributan seperti pasar malam. Sekolahan mereka mengundang boygroup ternama untuk meramaikan acara itu.

Hawa malam cukup dingin namun karena suasana yang menyenangkan membuat orang-orang terus tertawa menikmati malam.

"Tania sini!" teriak Syifa ketika melihat Tania berada didekat penjual bunga.

Tania tersenyum ketika melihat dua temannya. Ia dengan senang berlari kecil menuju tempat Letta dan Syifa berdiri.

"Sorry ya nyariin gue lama. Gila sih nih sekolah besar banget gue jadi kesasar," Tania berulang kali berdecak kagum ketika menatap desain interior SMA ERSTON.

"Terus lo jadi mau pindah sekolah kesini?" tanya Letta.

"Jadi dong. Ini sekolah legend banget, lo tau nggak? Temen-temen gue disana, maksud gue temen gue yang diluar negeri bilang ke gue kalau mau sekolah di SMA ERSTON. Gila sih nih sekolah famous banget,"

"Wih keren," Syifa.

"Eh bentar, kalian berdua disini punya musuh nggak?" Tania.

"Punyalah," sambar Bendi yang datang bersama Fero, Vino, dan Rega.

"Siapa? Kasih tau gue dong,"

"Tuh!" Vino menunjuk Shasa dan kedua temannya.

Bola mata milik Tania langsung menatap ketiga orang yang ditunjuk oleh Vino. Wajah mereka bertiga asing dimatanya. Namun ia bisa menyimpulkan bahwa ketiga gadis itu adalah biang onar disekolahan ini.

"Udah ketebak sih kalau mereka ratu bullying disekolahan ini," Tania.

"Saran gue lo harus hati-hati sama mereka saat udah pindah ke sekolahan ini Tan. Masalahnya Vino udah lulus, jadi nggak bisa ngejagain elo plus nggak bisa so sweet so sweet an lagi sama lo kek di drakor-drakor itu," kata Bendi.

"Yaelah Ben, kalau iri bilang aja," Vino.

"Bener sih lo, gue emang iri,"

"Ingat Ben, iri itu dosa," Rega.

"Astagfirullah gue khilaf. Lo emang the best Ga," Bendi mengelus-elus dadanya.

Letta, Syifa, dan Tania berjalan-jalan menikmati keindahan sekolahan itu ketika malam hari. Apalagi banyaknya penjual dan tempat foto yang telah dirancang seaesthetic mungkin. Mereka bertiga juga menyempatkan diri untuk berfoto ditempat itu.

Saat Tania hendak membeli minuman, tak sengaja ia menabrak seorang gadis yang juga ikut mengantrai membeli minuman.

"Oh my god, lo kalau jalan yang benar dong!" kata Shasa menatap Tania.

"Sorry, gue nggak lihat kalau lo ada disini," Tania balik menatap Shasa. Ternyata gadis didepannya ini adalah gadis yang ditunjuk oleh Vino tadi.

"Lo nggak sengaja? Lo punya mata kan? Gunai dong mata lo!"

"Gue kan udah minta maaf, kenapa lo nyolot sih!"

"Gue nyolot? Ya jelaslah, lo itu harus ekstra menghormati gue. Lo bukan dari sekolahan ini, jadi nggak usah sok-sokan,"

"Kita nggak suka menghormati orang yang nggak punya atitude!" kata Letta yang datang bersama Syifa.

"Ooh sekarang lo belain dia, kemarin-kemarin belain Syifa. Lo kurang kerjaan banget, apa perlu gue kasih kerjaan?" Shasa menatap tajam Letta. Nyalinya tak pernah mengecil walaupun dirinya sering kalah ketika berkelahi dengan Letta.

"Gue nggak butuh kerjaan dari orang kek elo," Letta menarik Syifa dan Tania untuk pergi dari sana. Ia tak ingin Tania bermasalah dengan Shasa.

.....

Setelah menikmati penampilan dari boygroup ternama. Acara yang di gelar oleh SMA ERSTON selesai malam ini. Orang-orang yang berada ditempat itu mulai pulang ke rumahnya masing-masing.

Letta berjalan untuk pulang namun Fero menawarinya untuk pulang bersama. Letta menyetujuinya, gadis berwajah dingin itu duduk di samping Fero.

"Let gue suka sama lo," kata Fero fokus menyetir mobilnya.

"Candaan lo nggak lucu Fer,"

"Gue nggak bercanda. Gue beneran cinta sama lo. Bahkan kalimat i'm you moon, you are my sun bukan lagi sekedar sebatas sahabat dipikiran gue,"

Letta membeku. Ada perasaan sedikit bahagia ketika Fero mengatakan bahwa mencintainya. Namun ia hanya menganggap Fero sebagai sahabatnya dan hanya mengagumi cowok itu.

"Gue nggak bakalan minta jawaban dari lo atau ngasih lo waktu buat jawab, gue juga nggak bakalan maksa lo. I still waiting you,"

Letta menatap Fero lamat-lamat dari samping. Apakah Fero benar-benar menunggunya untuk memberikan jawaban? Bagaimana kalau dirinya tak pernah memberikan jawaban?

"Jangan pernah menghindar dari gue hanya karena gue suka sama lo," lanjut Fero.

Letta mengangguk. Keadaan berubah menjadi hening sampai di rumah Letta. Setelah mengucapkan terima kasih Letta masuk ke dalam kamarnya.

Letta tersenyum ketika mengingat moment tadi saat Fero mengungkapkan perasaannya. Fero adalah gentle man. Tapi wajah Letta berubah sesaat. Ia hanya mengagumi Fero kan? Bagaimanapun ia dan Fero hanyalah sebatas sahabat, tak lebih.

Letta mematikan lampu kamarnya. Setelah itu ia tidur nyenyak. Sebagian masalahnya telah terselesaikan. Namun masih ada masalah yang menantinya di masa depan. Bagaimanapun keadaannya ia harus tetap semangat.

.....

Libur panjang dimulai dari hari ini. Letta bangun pagi untuk memasakan ayahnya yang akan pergi bekerja. Arlan akan memulai bisnisnya lagi. Ia akan membuka perusahaan yang sama seperti dulu.

Seusai itu Letta mengangkat ponselnya yang berdering. Nama Morgan terpapang di layar ponselnya.

"Kenapa?" tanya Letta.

"Lo sekarang ada dimana?"

"Gue di rumah,"

"Gue kesana sekarang. Ini tentang Luna,"

"Luna kenapa?"

"Luna sekarang ada di rumah sakit. Katanya dia mencoba bunuh diri. Tuut."

Khawatir, itulah yang tampak di wajah Letta sekarang. Bagaimana bisa Luna mencoba untuk bunuh diri? Walaupun Luna tak pernah baik padanya namun ia besar bersama gadis itu. Dan Letta pernah berjanji kepada ibunya bahwa ia akan menjaga Luna.

Letta meraih tas selempangnya yang berada di atas meja. Ia buru-buru menuju teras. Menunggu Morgan dengan tak sabaran.

"Ayah harus tau ini," gumam Letta hendak menelepon Arlan. Namun jarinya berhenti bergerak. Ia tak ingin ayahnya sedih dan mempengaruhi usaha baru milik Arlan. Gadis berwajah dingin itu mengurungkan niat awalnya, ia memasukkan ponselnya kedalaman tas selempangnya.









✍️✍️✍️

ANNYEONG GUYS
STALKER LIFE UPDATE
JANGAN CUMA JADI PEMBACA TERSEMBUNYI ATAU PEMBACA GELAP!
JADILAH PEMBACA YANG BIJAK!
VOTE DAN COMENT NYA DITUNGGU LHO WKWK
Thanks guys

STALKER LIFE [COMPLETE ✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang