17. Luna Make A Trouble

126 39 6
                                    

Sore ini Letta pulang sendiri karena Vino latihan untuk olimpiade IPA satu minggu lagi. Walaupun sudah kelas 12 Vino tetap mengikuti olimpiade, entahlah Letta tak ingin tau alasannya. Tadi Vino sempat ingin mengantar Letta pulang dulu, tapi Letta menolak karena tak ingin menganggu latihan olimpiade Vino.

Letta berjalan menuju halte yang tak jauh dari sekolahannya, seperti biasanya ia pasti memasang headset pada telinganya. Karena cuaca cukup mendung membuat jalanan sepi.

TIIIIIINNNN
Bunyi klakson motor ninja tak membuat Letta menoleh ke belakang, karena ia tau bawah sudah berjalan dengan benar.

TIIIIIIINNNNN
Lagi, bunyi klakson itu semakin keras.

Sosok yang mengendarai motor ninja itu mengarahkan tangannya untuk mencopot headset pada telinga Letta. Berhasil, satu kata yang dapat diucapkan sekarang.

Letta berhenti dan menoleh untuk menatap sosok yang telah menganggunya. "Woy lo punya masalah apa sama gue?!" inilah sifat asli Letta.

"Banyak," balas cowok itu yang sudah menghentikan motornya dari tadi, namun tak turun dari motor ninjanya itu.

"Ck lo siapa," Letta meneliti cowok didepannya. Dari perawakannya Letta mengenali cowok ini, tapi ia lupa.

"Bentar lagi hujan, lo bareng gue aja," ucap cowok itu.

"Cowok brengsek," kata Letta lirih namun masih bisa didengar oleh Fero.

"Cepetan naik cewek sampah. Kalau enggak gue tinggal," Fero mulai menyalakan motornya.

"Tinggal aja, gue nggak butuh," Letta kembali berjalan ke depan.

BREESSSS
Hujan datang tiba-tiba dengan sangat deras. Membuat semuanya langsung basah.

"Lo nggak mau bareng? Yaudah gue tinggal," Fero kini melaju mendahului Letta.

"Tunggu gue woy," teriak Letta sambil sedikit berlari. Ia tak ingin menunggu bus sendiri apalagi sekarang hujan. Sudut bibir Fero perlahan tertarik keatas melihat Letta berlari ke arahnya dari spion motornya. Ia menghentikan motornya.

Kini Letta sudah duduk diatas motor Fero. Bau hujan tercium begitu peka di hidung Letta, ditambah dengan parfum Fero yang beraroma maskulin mulai luntur bersama air hujan.

"Rumah lo dimana?" tanya Fero.

"Restoran Shark Food aja," balas Letta agak keras karena takut Fero tak mendengarnya.

Fero kali ini mematuhi ucapan Letta, ia tak lagi bertanya lagi. Entah mengapa saat ini ia merasa bahwa Letta adalah gadis yang kuat. Ia tau bahwa Letta mencari uang sendiri. Lalu bagaimana dengan orang tua Letta? Entahlah Fero juga tidak tau.

Kini motor ninja hitam Fero terparkir dengan sangat apik di parkiran Restoran Shark Food. Letta dengan cepat turun dari motor dan langsung masuk ke restoran itu. Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Fero.

"Lo mau kerja pake baju basah gini? Tar masuk angin lho," kata Fero mengikuti Letta.

"Gue punya baju cadangan. Lo sendiri kenapa gak balik, masuk angin baru tau rasa," Letta.

"Gue mau nemenin lo," balas Fero tanpa nada suara. Letta hanya diam. Ia tak tau kenapa Fero berubah menjadi seperti ini.

"Letta, lo kok hujan-hujanan?" tanya Satria dengan wajah khawatir.

"Gue---" kata Letta terpotong.

"Gue yang ngajak Letta hujan-hujanan tadi," sambar Fero sambil merangkul bahu Letta.

"Apaan sih lo cowok bre---"

"Ups jangan panggil gue bre sayang, panggil aja baby," Fero memotong ucapan Letta lagi. Sungguh Letta tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Fero. Ia berusaha menyingkirkan tangan Fero dari bahunya, tetapi tidak bisa.

STALKER LIFE [COMPLETE ✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang