03. Emosi

283 80 78
                                    


Menurut Letta cowok tadi cocok ia stalking, ia akan mulai stalking cowok itu besok. Letta langsung menuju kelasnya 11 IPA1 A, itulah kelas dimana para jenius berada. Ia duduk di bangku pertama dekat jendela bersama siswi dikucir kepang dua dengan tampilan nerd girl. Letta tidak tau mengenai teman sebangkunya itu, yang hanya ia ketahui adalah namanya saja, yaitu Syifa. Itu saja ia ketahui saat presensi.

Jam pertama adalah pelajaran matematika, pelajaran paling menyenangkan menurut Letta, tapi tidak dengan siswa siswi lain.

Kringggg.....
Bel istirahat pun berbunyi dengan nyaringnya.

Letta yang biasanya menggunakan kamera dan ponselnya untuk stalker saat jam istirahat, kini hanya bisa pasrah dengan nasibnya.

"Dimana sih kelas tuh cowok brengsek?
Pokoknya dia harus tanggung jawab sama ponsel, kamera, dan sepeda gue. Sebenarnya gue gak mau ketemu tuh cowok, tapi uang darimana gue bisa benerin tuh ponsel, kamera, dan sepeda? Ini uang gue aja pas-pasan buat bayar les tambahan nanti, gue harus cari uang kemana coba? Gajiannya kan masih lama, mana gue belum punya duit buat bayar kost lagi," kata Letta  duduk di taman belakang sekolahnya.

Seorang laki-laki tiba di samping Letta.
"Lo, gue cariin kemana-mana ternyata ada disini,"

"Lo dateng juga,"

" Lo cari gue? Gue tau lo mau minta maaf sama gue, so silakan sujud," kata lelaki itu yang ternyata adalah Fero.

"Lo harus tanggung jawab sama ponsel, kamera, dan sepeda gue," Letta to the point.

"Sebelum gue ganti tuh barang sampah lo, lo harus ikut gue," kata Fero sambil mencengkram tangan kanan Letta.

Letta mengikuti langkah lebar milik Fero.
"Lo mau bawa gue kemana hah?!"

Kantin.
Ya, ternyata Fero membawa Letta ke kantin sekolah yang telah dipenuhi oleh banyak siswa siswi yang berlalu lalang membeli makanan.

"Tu kan Kak Fero,"

"Gila Fero cakep banget dah,"

"Yang diseret Kak Fero itu kan yang tadi pagi nendang mobilnya Kak Fero,"

"Kalo gue yang diseret gue gapapa kok Fer,"

"Tuh cewek maunya apasih?"

"Tuh cewek cantik juga ya,"

Tuh cewek sok-sokan banget sih,"

"Omg, Fero my baby come here,"

"Ada masalah apalagi tuh cewek sama Fero,"

"Serasa gue ngeliat bias didepan mata guys,"

"Drakor versi nyata guys, omg,"

Itulah sedikit perkataan siswa siswi SMA ERSTON yang melihat Fero dan Letta masuk ke kantin.

"Hay guys, kali ini kalian bakal makan gratis disini, karena nih cewek sampah bakal nraktir kita semua," kata Fero yang membuat semua siswa siswi di kantin sekolah kaget, tidak terkecuali Letta.
Jika dihitung dengan jari Letta hanya pernah memasuki kantin sebanyak 5 kali, bukan karena apa-apa, tapi karena semua makanan di kantin itu mahal, air mineral saja ada yang 10 ribu.

"LO! Gue gak bilang mau nraktir,"

"Tapi gue udah wakilin untuk lo,"

"LO!"

"Bilang aja  kalau lo gak punya duit, makanya lo tadi pagi pura-pura sok sedih gue tabrak, biar lo dapet uang ganti," ucap Fero keras berniat mempermalukan Letta, Fero mengetahui sebagai dari pembicaraan Letta yang tidak punya uang di taman belakang tadi. Tapi Fero tidak mengetahui bahwa Letta ngekost.

"LO! Pinter banget memutar balikan fakta, gue? Sok sedih? Untuk cari uang ganti? Elah gue gak ngerasa gitu, baru kali ini gue nemuin cowok sepinter elo, ups LO COWOK OR CEWEK kok mulut lo pedes?" ucap Letta panjang lebar marah, bukan karena tidak punya uang, tapi karena Fero memutar fakta yang ada, Letta sok sedih? Untuk mencari uang ganti? Haha yang benar saja.
"LO hobby ya bikin gue emosi HAH?" lanjut cewek berwajah dingin itu.

"Lo kali yang bikin GUE EMOSI! Buat kalian makanannya tetap gratis, biar tuh cewek sampah yang tanggung," Fero masih tetap dengan pendiriannya.

"LO?!" Letta menahan emosi. "Lo bakal tau akibatnya," lanjutnya.

"Akibat? Gue tunggu akibat dari lo,"

Letta meninggalkan Fero yang berdiri disana. Ia pergi ke tempat kasir.
"Jadi totalnya berapa Bu?" tanya Letta kepada penjaga kantin.

"Totalnya 775 ribu Neng," jawab ibu itu dengan menyerahkan kuitansi.

"Kalo bayarnya besok bol-"

"Biar gue aja yang bayar," Vino memotong perkataan Letta.

"Gak usah,"
"Nih cowok yang tadi pagi mau benerin hp dan kamera gue kan, bening banget dah," batin Letta.

"Gue tau uang lo mau buat benerin hp dan kamera yang tadi pagi rusak kan, btw lo ada masalah apa sih sama Fero," tanya Vino penasaran.

" Totalnya 775 ribu, thanks, lo gak usah kepo, " Letta sambil memberikan kuitansinya kepada Vino. Ia pergi meninggalkan kantin itu.

" Gila tuh cewek jutek banget," Vino.

Tuh cowok baik banget, ekhem cocok deh sama gue.~Letta.

🎆🎆🎆

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu, sedangkan Letta masih di perpustakaan sekolah untuk membaca novel.

"Kok gue bosen banget ya, gue ke balkon aja," Letta berjalan menuju balkon sekolah.

Sesampainya disana Letta melihat Fero sedang melamun dengan ditemani sebatang rokok.

Cekrek.
Suara kamera Letta yang memfoto Fero saat menghisap rokok. Letta memiliki 2 kamera, satu kecil dan besar. Yang besarlah yang tadi pagi rusak, dan yang kecil ketinggalan di lokernya.

"Lo ambil foto gue?" tanya Fero menoleh ke arah Letta.

"Kenapa tadi gak gue setting dulu, ada flasnya lagi, malu bener nih gue, eh bentar tapi...," batin Letta terputus.

"So nih foto gue sebar, kelarkan," Letta yang memiliki ide.

"Kalau lo sampai sebarin tuh foto, gue gak jamin lo bisa tenang disini," Fero berjalan mendekati Letta.

"Tuh akibat yang lo tunggu,"

"Gue pastiin mulai besok lo bakal keluar dari nih sekolah," Fero yang bisa saja mengeluarkan Letta, karena ayahnya adalah pendonatur sekolahan yang dimiliki kakek dan rekan kakeknya.

"Emang nih sekolahan milik lo Fero Kevin Rendra?" kata Letta sambil membaca nametag yang dipakai Fero di bajunya.

"Kalo iya emang kenapa? Letta Falesa Ripta, gue baru tau ternyata cewek sampah kek lo punya nama yang bagus,"

"GUE GAK MASALAH," jawab Letta sambil berlalu.



🎆🎆🎆

Votmennya ditunggu :)
Kenapa gk bisa buat adegan yg so sweet :(
Yang bisa kasih saran coment (:

STALKER LIFE [COMPLETE ✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang