21. 100%

122 31 2
                                    

Letta berjalan menuju loker diikuti oleh Syifa. Banyak para siswa yang menatapnya aneh. Terutama dengan penampilan Syifa sekarang. Banyak siswa yang menduga bahwa Syifa baru saja di bully oleh Shasa lagi dan Letta lah yang menyelamatkannya.

"Nih ganti baju lo," Letta mengarahkan seragamnya kepada Syifa yang baru saja ia keluarkan dari lokernya.

"Aku udah punya di loker Let," ucap Syifa menolak dengan halus.

"Ooh," Letta kembali memasukkan seragamnya kedalam lokernya lagi.

"Syifa kamu nggak papa kan? Siapa yang berani bikin kamu kek gini? Rambutmu? Siapa yang motong?" Fero menanyai Syifa secara beruntun. Kabar bawah Syifa di bully tersebar begitu cepat. Fero yang mendengarnya segera berlari cepat menuju ruang loker perempuan dengan raut wajah khawatir.

"Pasangan yang serasi," batin Letta ketika melihat Fero.

"Aku nggak papa kok Fer," balas Syifa.

"Beneran? Jangan bohong. Siapa pelakunya?" tanya Fero lagi raut wajahnya masih khawatir. Jujur baru kali ini Letta melihat Fero sekhawatir itu.

"Iya," Syifa.

"Ada yang luka nggak?" Fero mulai memeriksa Syifa. Walaupun bau telur busuk menempel pada Syifa, itu tak membuat Fero jijik. Bahkan Fero melupakan bau itu, dia lebih mementingkan keselamatan Syifa.

"Nggak Fer," ucap Syifa.

"Drama banget," kata Letta lirih namun masih bisa didengar oleh Fero dan Syifa. Fero yang mendengarnya baru saja menyadari bahwa ditempat itu ada Letta. Letta menatapnya malas dengan bersender di tembok, tangannya terlipat didepan dada. Menunjukkan sisi tegasnya.

"Lo!" umpat Fero. "Siapa pelakunya Sif? Letta?" Fero kembali mengalihkan pandangannya ke arah Syifa.

"Bukan Letta, dia yang udah bantu aku," Syifa.

"Shasa dan kedua temannya? Mereka bertiga emang perlu gue kasih pelajaran," Fero.

"Nggak usah Fer, aku nggak papa kok. Lagian tadi Letta udah mukul sama motong rambutnya Shasa," ucap Syifa dengan nada ceria. Dirinya masih ingat bagaimana tegasnya Letta tadi.

Fero kembali menatap Letta yang berwajah jutek. Fero baru menyadari satu hal dari Letta, ternyata dia mirip seperti Mutiara.

"Yaudah kamu ganti baju sekarang Sif," Fero meninggalkan tempat itu. Rasanya aneh ketika ia menatap Letta. Jangan sampai dirinya jatuh cinta kepada Letta, ia masih ingat tujuan utamanya.

.....

Shasa kini berbaring ditempat tidur. Wajahnya terlihat sangat muram. Letta lah penyebab ia bisa berada di ruangan itu, UKS. Kedua sahabatnya ikut berada didalam.

"Sial Letta," umpat Shasa keras. Kedua sahabatnya hanya menunduk takut terkena semburan amarah Shasa. "Gue bakal jamin 100% Letta bakalan kena impas yang sama kek gue," lanjutnya.

Tak lama kemudian pintu terbuka dengan lebar. Menampilkan seorang laki-laki berbadan tegap dengan ekspresi dinginnya.
Fero menatap Shasa yang terbaring di tempat tidur.

"Fero?" Shasa menyadarinya. Entah mengapa ia merasa senang, Fero datang untuk menjenguknya.

"Gue nggak suka basa basi, sekali lagi lo sakiti Syifa, perusahaan papa lo bakalan bangkrut," Fero yang hanya berada diambang pintu. Setelah mengatakan itu ia segera pergi. Perkataannya mampu membuat Shasa memecahkan vas bunga diatas meja. Ini semua membuatnya merasa sangat pusing. Kemarin papanya mengatakan bahwa saham dari perusahaan lain yang ditanam diperusahaan papanya hampir saja di cabut.

STALKER LIFE [COMPLETE ✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang