5. 🌺Rindu🌺

238 25 9
                                    

5 Tahun kemudian...

Seorang gadis tinggi semapai, berjalan dengan anggun. Dengan tubuh yang tinggi serta kulit putihnya, sangat mudah untuk menemukannya di kerumunan orang.

Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Alinaya Calely Eza. Baru saja turun dari pesawat, ya alin pulang setelah 5 tahun menimba ilmu di pulau seberang. Dulu warna kulitnya memang kuning langsat, namun dengan apakah dia membuat warna kulitnya tersebut menjadi lebih putih dan bersih sekarang.

Pulang ke kampung halaman, walau hanya sebentar karena sebentar lagi dia akan mengabdikan diri sebagai dokter.

Araka dan kedua orang tuanya pulang lebih dulu satu bulan yang lalu. Setelah menghadiri acara wisudanya, dua hari kemudian orang tuanya dan adiknya pulang lebih dulu. Alin tetap tinggal karena masih ada urusan, tentang pekerjaannya.

Saat ini alin berjalan dengan langkah lebar sambil menggeret koper berukuran besarnya. Berjalan menuju luar bandara, mencari taksi yang akan membawanya menuju rumah milik mereka yang berada di kota ini.

Alin saat ini berada di kota Balikpapan, tepatnya kota penuh kenangan masa kecilnya. Dia pindah dari kota ini saat dia beranjak remaja tepatnya saat lulus SD. Dia akan tinggal satu malam dan akan berangkat besok pagi menuju tempat kelahirannya.

"Hallo mah"ucap alin mengangkat telepon dari mamanya

"....."

"Udah kok... nih dah lagi di jalan ke rumah"ucap alin

"....."

"Iya..."ucap alin dengan sabar mendengarkan ocehan mamanya

Alin keluar dari taksi setelah ia membayar dan mengambil tas ranselnya. Supir taksi tersebut menyerahkan koper sedangnya.

Alin masuk ke dalam rumah yang berada di kota ini. Rumah bergaya modern, minimalis dengan halaman yang lumayan besar. Tempat ia dan keluarganya tinggal saat mereka menetap di kota ini. Rumah tersebut tak jauh dari bandara, bahkan suara pesawat sering kali terdengar.

Rumah itu bersih, karena kakek dan neneknya akan datang sekitar satu bulan sekali.

Setelah masuk ke dalam kamar, alin mandi. Setelah mandi alin membersihkan kamarnya, hanya sekedar menyapunya.

"Huh"gumam alin duduk di pinggiran ranjang, mengelap keringatnya menggunakan punggung tangannya yang di lapisi piyama panjang

Alin bangkit dari duduknya, mengambil jaket panjangnya. Alin akan pergi ke resto atau warung pinggir jalan terdekat. Perutnya sejak tadi mendemo meminta di isi.

Kota ini banyak berubah, hanya dalam jangka 5 tahun kota ini sangat asing bagi alin. Bila alin berjalan jauh dan kembali lagi, mungkin dia akan tersesat atau perlu waktu untuk kembali sampai ke rumah.

Tak terasa alin sampai di sebuah taman kota yang memang keberadaannya tak jauh dari rumah.

Alin memesan seporsi sate, memakannya dengan lahap. Tidak lama makanannya sudah ludes, karena memang dia sedang sangat lapar. Setelah berjalan alin berjalan santai sambil melihat sekitar, sesekali tersenyum.

"Dia"gumam alin seketika senyumnya menyurut

"Apa kabar..."ucapnya mendongkak menatap sendu ribuan bintang di langit

Semenjak bertemu dengan Dia alin tidak pernah berdekatan bahkan menyukai lawan jenis. Bahkan ada yang mengira bahwa dia memiliki kelainan seksual.

"Aku ragu bahwa aku bisa bertemu denganmu lagi"ucap alin lirih

Alin berhenti berjalan, dengan pasrah duduk di sebuah bangku taman. Tak terasa pipinya sudah terdapat sungai kecil yang berasal dari netra hitamnya.

My Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang