3. 🌺Warung Es kelapa🌺(Revisi)

335 20 12
                                    

Alin dan keluarga sudah sampai di warung es kelapa langganan mereka, setelah parkir di tempat yang seadanya mereka berjalan menuju warung tersebut.

Warung tersebut di bangun di jurang rendah. Terdiri dari dua lantai, lantai pertama menjadi tempat jualan dan di bawahnya adalah toilet.

Seperti biasa mereka memesan es kelapa gula aren yang rasanya sudah tak di ragukan lagi.

Araka menoleh ke segala arah, mencari tempat duduk, jangan kira ada kursi. Hanya ada meja pendek dan kita bisa duduk selonjoran. Tempat ini berada di puncak sebuah gunung, menjadi salah satu keuntungan. Bisa minum es kelapa segar dengan pemandangan yang segar juga.

Alin yang baru datang setelah berfoto pun melihat lihat suasana warung yang saat itu tidaklah ramai.

Hanya satu keluarga, terdiri dari satu anak serta orang tuanya. Sepertinya anak tunggal.

"Wih... putihnya... jadi iri... aku gak seputih itu..."gumam alin menatap menyelidik sekilas ke arah pemuda yang sepertinya seumuran

"Putih... kalo jadi suami mayan... memperbaiki keturunan... jadi putih deh anak aku"gumam alin

Alin juga tidak sengaja menatap wanita yang duduk di sebelah pemuda tersebut. Wanita tersebut menatap penuh arti ke arah alin sambil memukul mukul bahu pemuda tersebut yang sepertinya berusaha acuh, yang di balas senyum kikuk namun sopan oleh alin.

Alin pun duduk, berselang satu meja dengan satu kelurga tersebut.

"Lin... tuh ada cowo"ucap mama pada alin

"Ganteng... putih..."imbuh araka

"Diem anak kecil... mama cowo mulu"ucap alin ketus

"Ya siapa tahu kamu minat"ucap mama

"Eleh... kalo alin minat aja... mama gak bakalan biarin alin pacaran kan"ucap alin acuh

"Emang ada yang mau sama kamu"ucap mama dengan mata yang menggoda

"Ada lah... orang kan cantik"ucap alin dengan percaya diri

"Eleh... dari lubang hidung aja gak ada cantiknya"sinis mama

Sedangkan di sebelah sana tepatnya meja Andrew.

"Wah... ada cewe cantik..."ucap papa menggoda andrew

"Iya... eh lihat arah kamu..."ucap mama

"Eh dia senyum ya... sopan anaknya"ucap papa

"Jarang jarang ketemu anak jaman sekarang kaya gitu"ucap mama

"Mama sama papa apa apa sih"ucap andrew

"Mama setuju banget kalo dia jadi mantu mama... udah cantik... sopan... baik lagi"ucap mama

Andrew hanya diam saja, sambil mencuri curi pandang ke arah alin.

"Tuh kan natap juga"ucap mama agak keras yang membuat alin serta keluarga menoleh menatap penasaran

"Ma!!"ucap andrew malu

Jangan lupakan dengan andrew yang sangat putih, jadi pipinya memerah karena malu. Kulit putihnya bahkan membuat alin iri.

"Dia cantik"goda mama

"Emang"gumam andrew hampir tak terdengar namun sialnya telinga mamanya adalah yang paling jeli

"WAH APA KAMU BILANG... CANTIK"teriak mama heboh

"Ma"ucap andrew sambil menatap ke segala arah sampai di sepasang netra hitam milik alin

Andrew langsung merubah tatapannya menjadi datar dan dingin saat bertubrukan dengan netra alin.

Tak terasa beberapa menit kemudian andrew dan kedua orang tuanya selesai, mama dan andrew berjalan menuju penjual. Membayar minuman dan makanan yang mereka pesan tadi.

"Kami duluan ya"pamit mama melihat alin serta keluarga dengan senyum manisnya bagai sudah berteman lama

Sedangkan papa andrew, ke toilet. Jangan lupa dengan keberadaan toilet yang esklusive. Berada di bawah, dengan tinggi yang sangat minim.

Tak lama juga alin berjalan cepat menuju penjual es, bertanya dimana toilet berada.

Namun saat mendekat ternyata ada pemuda yang memasang wajah datarnya. Wanita yang berada di sebelah pemuda itu tersenyum lembut yang di balas pula oleh alin.

"Tunggu ya"ucap mama andrew pada alin

"Iya"ucap alin sambil tersenyum

Karena gugup di pandang intens dari dua orang berbeda umur tersebut pun berbalik badan karena gerogi.

Melihat kepala papanya yang perlahan naik, andrew mendekat. Ingin menuntaskan keinginan panggilan alamnya.

"Hati hati... kejedot"ucap papa pada andrew yang di angguki andrew

Munculnya andrew membuat alin cepat cepat mendekat, tanpa melihat pemuda tersebut ia berjalan menuju ke bawah.

"Hati hati"peringat andrew menatap tajam ke arah alin saat melihat gadis itu dengan tergesa menuruni tangga

"Aduh"ucap alin spontan saat merasakan rasa nyeri di dahinya saat bertabrakan dengan balok bangunan tersebut

"Kan"ucap andrew yang sejak tadi diam melihat apa yang akan terjadi

Alin hanya menatap kesal andrew sambil memegang bagian kepalanya yang masih nyeri. Melanjutkan menuruni tangga lagi.

Kejadian tersebut tak lepas dari pandangan orang tua andrew. Mereka saling menatap, tersenyum serta terkekeh geli.

Alin menaiki tangga dengan hati hati, mengantisipasi akan terjadi kejadian 'kejedot lagi'. Sampai ke atas, pemuda itu masih diam di tempat menatap tajam alin yang di balas kesal oleh alin.

"Udah lin"ucap mama alin selesai membayar minum mereka.

"Dah"ucap alin tersenyum manis

'Manis'batin andrew

Andrew berjalan menuju mobil, mama dan papanya sudah menunggu sejak tadi. Sesudah masuk ke dalam mobil andrew di hadiahi serbuan tatapan menggoda dari mama dan papanya. Andrew mengalihkan matanya, menatap menyelidik ke arah gadis itu.

Alin tanpa terganggu bahkan menduga di tatap menyelidik dari dalam mobil. Alin berjalan menuju arah mobil mereka di belakang mobil merah maroon tersebut.

Namun memang hari sial alin sepertinya, kepalanya kembali terhantam oleh sebuah tiang lampu. Alin yang memang tidak memperhatikan jalan.

Andrew membulatkan matanya, melongo melihat gadis tersebut. Andrew langsung memijit kepalanya pusing saat mendengar suara tawa menggelegar dari kedua orang tuanya.

Posisi alin tepat berada di depan mobil merah maroon tersebut, sambil menggerutu berjalan ke arah mamanya yang sudah menunggu.

Jangan lupakan dengan dahinya yang sudah memerah. Alin tidak sengaja melihat ke arah kaca mobil merah maroon tersebut. Segera terkejut saat melihat siapa yang berada di dalamnya.

Alin segera berjalan cepat menuju mobil, naik. Siap melanjutkan perjalanan jauhnya.

Bertepatan dengan mobil yang sama sama berjalan membuat jarak yang semakin jauh.

Dua orang tersebut dengan serempak menatap mobil mereka satu sama lain.

'Tuhan... bila kami berjodoh... kami akan bertemu'batin mereka sambil menatap belakang mobil masing masing

Di sinilah awal kehidupan mereka, semoga doa mereka akan terkabul.

Ello...

Author datang lagi dengan membawa karya yang tak seberapa...

Jangan lupa vote n coment...

Semoga syuka...

My Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang