10. 🌺Bayangan🌺

215 16 2
                                    

Seorang gadis berjalan lesu masuk ke sebuah rumah minimalis. Pintu utama di buka oleh bibi imah, pembantu di rumah itu. Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah alin.

Tidak jauh dari di berdiri tanpa sepengetahuan alin, seorang berbaju hitam dengan kamera di tangannya.

"Non... udah pulang... bibi udah masak... makan gih"ucap bibi imah

"Iya bi... alin mandi dulu ya... bibi juga makan sama alin ya... biar rame"ucap alin

"Iya non"ucap bi imah

Alin berbalik, memandang halaman rumah dengan curiga. Sedari rumah sakit tadi alin merasa di ikuti, namun ia cuek cuek saja.

"Ayo non"ucap bi imah

"Iya bi"ucap alin masuk ke dalam rumah

Di dalam, alin segera naik ke lantai atas. Tepatnya di salah satu kamar di lantai atas, mandi dan memakai serangkaian perawatan secukupnya.

Rumah minimalis dengan dua lantai, lantai pertama berisi ruang tamu, dapur yang menjadi satu dengan meja makan, dan dua kamar yang salah satunya di tempati oleh bi imah.

Sedangkan lantai dua terdiri atas tiga kamar dan ruang keluarga. Cukup simpel dan minimalis bukan. Di bagian belakang rumah terdapat taman kecil yang berisi macam macam bunga dan pohon buah serta sebuah ayunan.

Setelah selesai alin segera turun ke bawah, makan dengan bi imah membuat suasana sedikit ramai. Selesai makan, bi imah masuk ke dalam kamarnya dan alin yang duduk di ruang keluarga.

Ruang keluarga berhadapan dengan balkon rumah, jadi alin berjalan membuka pintu geser yang terbuat dari kaca. Keluar lalu berdiri di pagar balkon, memandang bintang yang kerlap kerlip.

"Hufh... apa kabar kamu yang di sana?"ucap alin menatap kosong ke depan

"Aku menunggumu di sini"ucap alin lagi

"Cepatlah datang"ucap alin lirih

"Atau kamu sudah memiliki keluarga saat ini"ucap alin

Tak terasa sebuah sungai mini terbuat di atas kulit putih mulus tersebut.

"Tuhan... kalau dia belum berkeluarga maka pertemukanlah kami Tuhan... namun bila sudah berkeluarga maka jangan pertemukan aku dengan dia... pertemukan aku dengan jodohku yang sebenarnya"ucap alin menatap sendu langit malam dengan suara lirih

Tanpa sepengetahuan alin, ada sosok hitam yang bersembunyi di balik pohon rindang di seberang jalan. Sosok itu berdiri dengan masih menggunakan pakaian kerja.

Usai mendapatkan laporan dari suruhannya, sosok hitam itu langsung pergi ke tempat sang pujaan.

Sesampai di sana, tak lama melihat lihat sekitar rumah minimalis tersebut keberuntungan berpihaknya. Sosok yang di intai pesuruhnya terpampang nyata di depan mata.

Wajah dulunya masih terkesan imut sekarang berganti dengan wajah dewasa yang menawan. Sosok itu tersenyum manis di balik pohon, sungguh menawannya sosok di depan matanya ini.

***

Setelah hari di mana mamanya pulang dengan perasaan kecewa, andrew memilih memindah semua pekerjaannya ke kantor pusat jakarta. Tujuannya ada dua, pertama menjauhi mamanya dan yang kedua mendekati "Dia" yang telah dia temukan keberadaannya.

Bisa di hitung sudah seminggu ia berada di ibu kota, mudah baginya beradaptasi dengan kota ini.

Sekarang andrew berada di dalam ruangannya di kantor. Duduk diam fokus pada layar datar yang menghasilkan uang miliaran rupiah. Padahal sinar mentari sudah terganti dengan gelapnya malam, namun ia tetap duduk manis di kursinya.

Tok... tok...

"Masuk"ucap andrew dingin

"Malam Tuan"ucap seseorang dengan pakaian serba hitam

"Apa?"ucap andrew tanpa menatap lawan bicaranya

"Nona sudah sampai rumah Tuan... dan ini fotonya"ucap seseorang itu menyerahkan beberapa foto yang ia ambil tadi

"Nona saat ini sedang makan Tuan... Nona makan dengan pembantunya yang di panggil bi imah..."ucap seseorang itu

"Apa kamu sampai mengintip mereka tadi"ucap andrew mengenyitkan dahinya

"Ya Tuan... maaf"ucap seseorang tersebut menunduk

"Nona tidak memiliki hubungan dengan pria manapun... sejak masa sekolah menengah atas nona tidak dekat dengan pria manapun Tuan... ibu nona bahkan mencoba menjodohkan nona dengan beberapa pria namun semua itu di tolak oleh nona tuan"ucap seseorang tersebut mengalihkan perhatian tuannya.

Seseorang tersebut tak ingin kehilangan kepalanya karena kesalahannya yang mengintip gadis Tuannya tersebut. Di dunia bisnis andrew sangat terkenal dengan kekejamannya, padahal umurnya di dunia bisnis masih sebesar biji kurma.

"Bagus... pergi"ucap andrew membalikkan kursinya menghadap kaca besar yang menampilkan hiruk piuk ibu kota. Tidak mau memperlihatkan senyum gembiranya saat mendengar laporan orang suruhannya.

Seseorang tersebut menghela nafasnya lega, terus mengucap syukur pada sang maha kuasa. Ternyata Tuannya sedang terbentur meja kerja, baik hati.

Sepergiannya orang suruhannya andrew bangkit dari kursinya, merapikan jas kerjanya yang agak kusut. Memungut smartphone dan kunci mobil lalu berjalan menuju pintu ruangan.

"Saatnya aku menjadi bayangan yang memandangmu sayang"ucap andrew sambil menyeringai

Andrew segera melajukan mobilnya menuju sebuah rumah minimalis yang pemiliknya adalah seorang dokter.

Andrew sengaja berhenti agak jauh dari depan rumah minimalis itu. Andrew berjalan dan berhenti tepat di depan rumah tersebut, tepatnya di bawah pohon di seberang rumah tersebut.

Andrew memandang sekitar rumah tersebut hingga berhenti saat melihat pintu kaca balkon yang di buka. Seketika andrew tersenyum manis, ia semakin merapatkan tubuhnya di pohon tersebut.

Di atas sana, sosok yang ia tunggu dengan sepenuh hati terpampang indah. Dengan piyama tidur yang tidak terbuka dan tidak membuat yang memandang bosan sangat pas.

"Cantik seperti dulu sayang"gumam andrew

"Lebih dewasa semakin cantik..."

"Padahal baru kemarin rasanya saat melihatmu kembali di gunung embun... masih imut menggemaskan dengan tingkah cerobohmu sayang"ucap andew berbicara sendiri

"Aku semakin tidak sabar menyeret mu pelaminan"ucap andrew tersenyum sumbringah

"Waktunya tiba sayang... saat kita bertemu... maka saat itu juga aku akan mempertemukan kamu dengan mama dan papa lagi... bahkan bila bisa saat itu juga aku akan mengikatmu... di pelaminan maupun di ranjang kita sayang"ucap andrew menerawang yang di akhiri seringai mesum

Andrew bukanlah sosok yang mesum, bahkan jauh dari kata mesum. Namun bila berhadapan dengan sosok yang berdiri di atas sana, mungkin ia akan lupa daratan.

Masih fokus melihat sang gadis, andrew merogoh kantong celananya. Menghubungi kepala pengawal, memerintahkan agar rumah minimalis beserta si pemilik di jaga dengan ketat.

Andrew tak akan mau bila gadisnya itu melirik atau di rebut pria lain. Karena sejak pertemuan pertama, sebut saja andrew gila karena akan melawan takdir Tuhan bila mereka bukan jodoh.

Jadi merinding...

Tapi andrew idaman banget... setia... moga author dapat sifatnya kaya andrew... Amin...

Tapi harus enak di pandang juga sih...

Jangan lupa vote n coment...

Maaf baru up... soalnya author lupa up😂🙏🙏

My Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang