12. 🌺Panas🌺

289 18 1
                                    

"Halo..."ucap Alin mengangkat telepon dari salah satu sahabat pecicilannya siapa lagi kalau buka Raka

"....."

"Iya jadi kok... ini gue OTW ke liza dulu..."

"....."

"Samuel?"tanya Alin

"....."

"Oh ok... gak lama kok..."

"....."

"Sabar Raka"ucap Alin penuh penekanan lalu mematikan sambungan telepon dari si cerewet itu

Alin membuka sneli dokternya, menyisakan kemeja biru mudanya. Alin melangkahkan kakinya menuju lift, turun ke bawah mencari Liza.

Semua yang Alin lakukan tidak lepas dari mata tajam seorang pria tampan tersebut. Di depan komputer di ruang pribadinya pria itu terus menatap layar datar tersebut yang memuat gambar aktivitas Alin sedari tadi.

"Kemana dia?"gumam pria itu melihat langkah Alin yang seperti terburu buru usai mengangkat telepon tadi

Jam memang sudah menunjukan waktunya pulang bagi dokter yang berkerja siang. Namun bukan itu yang membuat pria itu bingung, tepatnya tumben saja Alin pulang bersama salah seorang dokter wanita.

Melihat mereka yang berjalan keluar menuju parkiran, pria itu dengan sigap ikut berjalan cepat.

Bertepatan dengan masuknya Alin ke dalam mobil pria itu juga sudah sampai di parkiran. Mobilnya sudah datang, pria itu dengan sigap masuk dan memerintahkan supirnya mengikuti dua mobil milik dokter yang bekerja di rumah sakit miliknya. Serta jangan lupa salah satu perempuan itu adalah gadisnya.

Dua gadis itu berhenti di salah satu cafe terkenal di jakarta, selain suasana yang cantik di sana juga menyuguhkan makanan enak pilihan kelas dunia.

Di saat kedua gadis itu masuk dan duduk di salah satu meja, pria itu pun berjalan masuk. Masih dengan masker hitam serta kacamata hitamnya pria itu duduk di salah satu meja yang dekat dengan dua gadis itu.

"Lin..."panggil Liza berbinar

"Hmmm"dehem Alin masih sibuk dengan smartphonenya

Sebenarnya Liza sedari tadi sudah gatal untuk bertanya.

"Gimana?"ucap Liza terlihat antusias

"Gimana apaan?"tanya Alin bingung sehabis menyimpan smartphonenya menatap bingung gadis di depannya ini

"Itu loh"ucap Liza mengedipkan matanya menatap menggoda Alin

Ketika ingin menjawab, suara lonceng serta panggilan untuk mereka terdengar nyaring. Siapa lagi kalau buka si biang rusuh Raka, semua mata menatap mereka aneh. Serta jangan lupa ada satu orang menatap mereka penasaran dan percikan api cemburu.

"ALIN"pekik Raka dari depan pintu masuk

"Berisik goblok"umpat Samuel memukul belakang kepala Raka keras

"Zahat hiks... Liza huwaaa..."ucap Raka tanpa tahu malu di tatap aneh oleh semua orang, berlagak seperti orang yang sangat tersakiti

Raka berlari menuju meja kedua sahabatnya itu, lalu dengan berlagak manja yang di buat buat sambil menangis bombay bergelayun manja pada Liza.

"Liza... huwaaa Salmon zahat sama Yaka"ucapnya sok imut sambil menirukan suara tangis

"Jijik woy... dasar kakek cam tikus..."ucap Liza mendorong tubuh tegap itu sampai jatuh

Raka hanya menatap Liza dengan tatapan sok terlukanya yang di balas tatapan tajam Liza.

Alin hanya tertawa sambil menggeleng, menatap ke sekeliling. Melihat semua pengunjung, ada yang melongo ada juga yang tertawa ngakak namun ada juga yang bodo amat.

My Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang