4. 🌺Awal perjuangan🌺(Revisi)

276 20 6
                                    

Seorang gadis menatap sendu sebuah warung yang ia singgahi dua tahun yang lalu. Tepatnya saat dia bertemu dengan pemuda tersebut.

"Tutup"gumamnya sedih

"Tutup ya... mungkin lagi pulang... nanti kalo kita pulang buka... kita berhenti kok"ucap mama saat melihat kedua anaknya menatap sedih karena tempat langganan mereka tutup. Gadis tersebut pun tetap diam, melamun.

"Mungkin"gumamnya lesu

"Tahun lalu masih buka kan..."ucap araka

"Entah... mungkin tahun ini orangnya pulang"ucap mama

"Ya mungkin"ucap alin

"Kalo tutup ya mau gimana lagi"ucap mama

"Kita lihat pas pulang"ucap papa

Mobil yang mengangkut satu keluarga tersebut pun melaju, menjauhi warung tersebut.

Ya gadis tersebut adalah alin beserta keluarga. Mereka sebenarnya akan berkunjung ke rumah kakeknya 1 kali setahun karena kendala jauhnya perjalanan. Namun tahun kemaren mereka tidak bisa berkunjung karena suatu keadaan yang tidak memungkinkan.

Begitu sampai di rumah kakek mereka sepakat tidak kemana mana agar bisa beristirahat. Dan kembali menjelajah wisata di sana keesokan harinya. Hari pertama mereka mandi di pemandian air panas yang sangat terkenal di sana.

Hari kedua mereka mandi di sungai yang airnya sangat jernih, dengan batu yang sangat besar bahkan sebesar rumah berukuran 5×5. Di sana alin beserta araka mencari kepiting dan berakhir dengan jari alin yang terluka karena capitan kepiting sungai. Alin termasuk gadis yang ceroboh, bahkan ada suatu waktu dalam seminggu ada 3 sendok nasi yang dia patahkan tanpa disengaja hanya karena dia jatuh.

Masih di hari yang sama tepatnya pada malam hari mereka berjalan jalan menuju pusat kota, santai di taman dan menikmati makanan kaki lima.

Hari ke ketiga mereka pergi ke pantai, dengan kembali lagi mereka mencari kepiting pantai. Alin juga mencari cangkang kerang cantik yang akan di bawanya pulang.

Hari ke empat mereka beristirahat di rumah, hanya berjalan jalan di sekitar rumah.

Hari kelima mereka pergi ke gunung embun, tepatnya pada saat matahari belum terbit. Pemandangan sangat cantik, dengan menanti matahari yang seolah malu malu keluar dari dua buah gunung yang besar. Di sebut gunung embun karena memang pada puncaknya kita seperti berada di sebuah hamparan awan yang menyerupai gulali.

Alin berjalan jalan menjauh, sambil berfoto ria. Tak sadar ada seseorang yang diam diam melihatnya bahkan mengabadikan wajahnya yang sedang tersenyum memejamkan mata menikmati sinar matahari lembut lewat kameranya.

Saat seseorang tersebut ingin mendekat alin sudah di panggil oleh mama dan berujung dengan alin yang berlari kencang menuju keluarganya yang sudah berjalan turun menuju mobil meninggalkannya.

"Mama tunggu"teriak alin tanpa tahu malu

Bahkan karena berlari kencang alin hampir terjatuh.

"Ceroboh"gumam seseorang tersebut sambil tersenyum

Sehari kemudian...

"Apa akan buka?"ucap alin

"Entahlah"ucap mama

Mobil mereka semakin naik menuju puncak gunung tersebut. Dimana warung tersebut berada di puncaknya.

"Tutup"ucap alin sedih

"Pupus sudah"gumam alin

"Ini tahun terakhir kamu berlibur ya... tahun depan kamu udah kuliah kan"ucap mama

My Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang