07.Grazel

247 18 0
                                    

"kasian mas dihukum ya" David menusuk nusuk pipi Rafael, sekarang mereka berdua sedang hormat kepada sang bendera merah putih dengan keringat yang bercucuran menambah ketampanan mereka saja banyak siswi siswi yang berlalu lalang hanya untuk melihat mereka, ah mereka tidak berenam mereka hanya berdua ups bertiga dengan David yang sedang mengganggu Rafael, entah apa yang sedang David lakukannya di sini, dia tidak peduli.

"David kamu awasin terus mereka" teriak Bu Tutik.

"Siap Bu Tutik" ujar David hormat kepada Bu Tutik.

"Heh Rafael yang benar kamu" teriak David hey dirinya tidak melakukan apa apa, Rafael menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa David?" tanya Bu Tutik.

"Tadi Rafael duduk bu" jawab David tentu saja dirinya berbohong dia hanya ingin mengerjai Rafael saja.

"Rafael!kamu ibu tambah hukumannya sampai jam pulang sekolah" Kesal Bu Tutik, Rafael membulatkan kedua matanya dan menatap David tajam sedangkan David yang di tatap hanya menyengir tidak berdosa.

"David fitnah Bu" ujar Rafael.

"Benar itu David?" tanya Bu Tutik.

"Dih mana ada bu, saya kan anak baik" jawab David.

"Dheo apa Rafael tadi duduk" tanya Bu Tutik, Dheo menatap Rafael dan David secara bergantian.

"Benar Bu tadi Rafael duduk" jawab Dheo, menjahili nya sekali saja tidak papa kan, Rafael membulatkan kedua matanya sedangkan David sudah tersenyum senang.
Dheo aku padamu.

"Dheo silahkan kamu kembali ke kelas kamu" ujar Bu Tutik, Dheo melambai kan tangannya ke arah Rafael.
Bye Rafael.

****

Nampaknya Anes tidak bersemangat sekarang, lihat dirinya sangat malas melihat rumus rumus matematika ini.

"Nes liat dong" Herlin mengguncangkan tangan Anes pelan.

"Ni" Anes memberikan bukunya kepada Herlin.

"Apaan banget kosong gini anjir" ucap Herlin.

"Lo kerjain punya gw" kata Anes, Herlin mendesus.

****

"Jalan permata itu dimana senja?" tanya Triana.

"Belakang sekolah kita" jawab senja.

"What, serius" Triana membulatkan kedua matanya terkejut.

"Jadi di belakang sekolah kita itu jalan permata blok A?" tanya Laila.

"Iya" jawab senja.

****

Dheo, Ryas, Rafael, Gibran, David, dan Zidan sedang berkumpul di lapangan.

"Dari mana" tanya Dheo ke Ryas, Gibran dan Zidan.

"Rooftop" kompak mereka.

"Ke rooftop ga ngajakin gw?" tanya Dheo dengan alis terangkat.
Salah lagi ucap mereka dalam hati.

"Udah lah gada untungnya juga" ujar Dheo.

"Zidan kumpulin semua pasukan Grazel sekarang!" Zidan yang di perintahkan pun langsung pergi menjalankan tugasnya.

"Kalian bubarin sekolah!" Jelas Dheo, Dheo berjalan dengan gagah dan tampannya ke arah Zidan disana Zidan sudah mengumpulkan semua anggota Grazel tetapi ada beberapa yang belum datang, pasukan Grazel bukan hanya di SMA Garuda bangsa tetapi ada di sekolah lainnya, dan setelah lulus SMA akan ada yang menggantikan Dheo sebagai ketua entah itu dari SMA Garuda atau SMA lain.

"Ada berapa yang udah kumpul?" tanya Dheo.

"200 orang" jawab Zidan..

"Yang lainnya?" tanya Dheo.

"Belum datang" jawab Zildan.

"Oke" dheo menatap mereka dengan dingin.

***
Kring kring kring
Bel pulang sudah berbunyi dan tidak tepat pada waktu biasanya.

Para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang kerumah masing masing, mereka berjalan melewati semua anggota Grazel, Anes yang sedang berjalan dengan sahabat sahabatnya melihat semua anggota Grazel dengan pandangan memuja terutama Herlin, Anes terus memperhatikan laki-laki yang berbadan gagah, tinggi dan tampan yang sedang memimpin mereka.

Dheo berbalik badan dan matanya menangkap seorang gadis mungil, ya itu gadis yang membuat dia hampir gila, tak sengaja mata mereka berdua bertemu tetapi Anes memutuskan tatapan mereka berdua.

Brum Brum

Suara berisik motor sudah terdengar jelas di telinga Dheo, dia mengeraskan rahangnya sifat iblis nya keluar sekarang.

"Berangkat!" Perintah Dheo, Dheo dan Ryas memimpin mereka dengan gagahnya, sedangkan David, Rafael, Gibran dan Zidan ada di belakang mereka.

****

"Eh biru kenapa ni" Anes tidak mengerti mengapa biru berhenti, dia berhenti di samping sekolah nya dia tidak mengetahui bahwa di belakang sekolah itu sudah ada ratusan orang yang haus akan darah dan dia tidak mengetahui jalan permata, dia kira jalan permata itu jauh dari sekolah.

"Bensinnya abis lagi" Anes menghembuskan nafas lelah dia melihat kearah sekeliling sangat sepi pikirnya saat dia melihat ke arah kanan dia menaikan satu alisnya karena melihat Dheo dengan segerombolan orang oh jangan lupakan David yang sedang membawa bendera bertuliskan Grazel, Anes membulatkan kedua matanya, jadi ini jalan Permata, oh dia mulai panik sekarang, Anes melihat ponsel nya dan hendak menelpon sahabatnya agar menjemputnya tapi sialnya ponselnya lowbat.
Sial.

HAI

Udah spam komennya belum?🤩

Jangan lupa vote and comen di setiap paragraf nya gys🤩

DHEVANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang