15.permintaan maaf dari seorang Dheo ivander

216 21 0
                                    

"kalian pulang duluan aja, gw Masi ada urusan" ujar Anes kepada sahabat sahabatnya.

"Gw ikut dong" pinta Herlin.

"Ga usah, Lo pulang aja sama mereka" ujar Anes.

"Emang Lo mau kemana?" Tanya Herlin.

"Ga usah kepo Lo" jawab Anes.

"Yaudah kita duluan ya nes" ujar Triana menarik tangan Herlin karena kekeh ingin pergi bersama Anes.
Astaga merepotkan anak manusia satu ini.

"Loh neng Aneska kok ga pulang?" Tanya David dan tentu saja itu mendapatkan tatapan tajam dari Dheo.

"Hehe pis deh bos" David mengangkat jari tengah dan telunjuknya menyerupai huruf V.

"Tuh bos lo" jawab Anes melirik kearah Dheo.

"Kiw kiw bos kita udah besar gys" ujar Gibran kegirangan dan memukul mukul bahu David tentu saja itu membuat David geram.

"Ga jelas bangsat" ujar David mencubit lengan Gibran.

"Kita duluan" pamit mereka,

sedangkan Dheo dan Anes ah jangan tanyakan mereka Anes sedang sibuk dengan ponselnya sehingga membuat Dheo kesal karena mengabaikan nya, Aneska tidak seperti perempuan lain, mungkin kalau perempuan lain akan histeris bila bersamanya sedangkan Aneska dia tidak memperdulikannya dan malah fokus terhadap ponselnya.

"bisa ga, ga usah main hp?" Tanya Dheo, Anes menatap Dheo jengah, dan memasukan ponselnya kedalam saku.

"Tuh udah, puas Lo!" Geram Anes.

"Naik" kata Dheo, Dheo melajukan motornya dengan kecepatan sedang menikmati angin di sore hari bersama seorang wanita yang baru ia kenal, sedangkan Anes yang di belakang menatap setiap inci wajah Dheo dari kaca spion.

"Gw tau gw ganteng" ujar Dheo, dan itu membuat Anes mendesus jengah.

"Ge-er" ucap Anes dan tidak sengaja memeluk pinggang Dheo dan itu membuat Dheo antara nyaman dan kesal, tiba tiba di dekat lampu merah Dheo memberhentikan motornya, apa yang sudah ia lakukan, membiarkan motor kesayangannya di tumpangi orang lain, itu tidak mungkin.

"Turun" cetus Dheo, Anes yang tidak mengerti apa apa hanya turun dengan polosnya ia bertanya.

"Kok turun disini?" Tanya Anes dengan wajah bingung pasalnya dia tidak tau ini dimana dia saja baru pindah ke karawang, sedangkan Dheo yang di tanya tidak menjawab melainkan pergi meninggalkan Anes dengan sendirian.

"DHEO" teriak Anes dan berharap Dheo mendengarnya, hey apakah dirinya membuat kesalahan, sepertinya tidak.

"Dasar gila, masa gw di turunin di sini tau gitu gw ga akan mau tadi" kesal Anes.

"Udah mau gelap lagi, mana hp low, ga tau daerah sini, mana sepi banget" sudah lengkaplah penderitaan Anes, Anes terus saja berdiri di tempat nya dia berharap ada seseorang yang menolong nya, saat dia sedang bergumam tidak jelas ada 2 orang laki laki yang menghampiri nya dan ia yakin mereka adalah preman bisa di lihat dari pakaian mereka.

"Neng sendirian aja" goda preman itu, Anes sudah di Landa ketakutan saat ini, semua ini gara gara Dheo.

"Ikut Abang yu neng, di jamin Eneng bakal seneng" ujar preman itu dan memegang dagu Anes.

"Jangan pegang pegang" Anes menyingkirkan tangan preman itu dari dagunya, dia Masi berharap ada seseorang yang akan menolongnya.

****

Sama hal nya dengan Dheo dia juga merasa bersalah karena telah meninggalkan Anes.

Dheo mengendarai motor kesayangannya di atas rata rata, dia pergi untuk melihat apakah Aneska Masi ada di dekat lampu merah, apa sudah pulang, belum sampai dia ketempat tujuan dia melihat dua orang preman sedang menarik seorang gadis yang berseragam sama seperti dia, dia memutar bola mata jengah, dasar preman ga inget umur.

Dheo menghadang jalan kedua preman itu dengan motornya, dia Masi belum mengetahui siapa gadis itu kerena gadis itu hanya menunduk, sepertinya dia ketakutan.

"Heh bocan tengik, ngapin Lo halangin jalan kita" kata preman itu.

"Lepasin cewe itu Lo berdua bisa lewat"ujar Dheo, Anes yang mendengar suara Dheo langsung menegakkan kepalanya, ada rasa senang karena Dheo kembali, dan ada rasa kesal juga karena telah meninggalkannya.

"Dheo" panggil Anes, Dheo mengeraskan rahangnya ketika mengetahui bahwa gadis itu adalah Aneska.

Dheo turun dari motornya dan menatap 2 orang preman itu dengan dingin, kali ini dia tidak akan mengampuninya.

"Pulang sana Lo bocah" ujar preman.

"Mau so jagoan lo!" Kesal preman itu.

"Gw apa Lo yang so jagoan?" Tanya Dheo.

"Preman ga inget umur" ujar Dheo mendekati preman itu.

Bugh

Dheo menyeka darah di sudut bibirnya.

"Lumayan juga Lo" ujar Dheo tersenyum miring.

Bugh

Bugh

Bugh

"Ampun ampun" mohon 2 orang preman itu dia sudah bilang bukan tidak akan mengampuni nya, maka dari itulah dia akan bersenang senang sebentar tapi tiba tiba dia teringat Aneska.

"Pergi Lo" cetus Dheo, setelah 2 orang preman itu pergi Dheo menghampiri Anes yang sudah tidak berdaya hey dia sungguh kelaparan dan lelah, Dheo mendekap tubuh Anes begitu erat, seolah olah Anes akan pergi meninggalkan dirinya.

"Lo tolol" ujar Anes.

"Gw tau" jawab Dheo.

"Lo bego"

"Tau"

"Lo ninggalin gw"

"Maaf"

"Gw salah apa"

"Maaf Aneska, gw minta maaf"

"Lo jahat sama gw"

"Gw minta maaf" tak lama suara isakan kecil terdengar, Anes memeluk tubuh Dheo, dia sangat takut.

"Gw minta maaf Aneska" sungguh Dheo sangat menyesal kalau dia telat datang, dia tidak tau apa yang akan terjadi terhadap Aneska.

HAI

Udah spam komennya belum?🤩

Jangan lupa Vote and comen di setiap paragrafnya gys🤩

DHEVANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang