Taxi melaju dengan kecepatan sedang menuju bandara internasional Incheon. Didalamnya terdapat seorang anak gadis yang duduk dengan sangat antusias. Yeon Joo sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Kakaknya, Yoo Mi yang mengurus perusahaan Ayah mereka di Australia.
Kemarin, saat Yeon Joo di sekolah Yoo Mi mengirimkan pesan yang memberitahukan bahwa ia akan kembali ke Korea hari ini. Begitu taxi tersebut berhenti di bandara, Yeon Joo langsung turun dan menghambur kedalam. Saking semangatnya, ia sampai menabrak seseorang dan tidak sengaja menumpahkan minumannya.
Brukkk.
"Aish... Bajuku. Kau-"
Orang itu sontak menghentikan ucapannya karena merasa mengenal Yeon Joo. Tapi terhenti karena Yeon Joo buru buru membungkuk dan meminta maaf. Pada saat itulah sebuah suara seorang perempuan memanggil Yeon Joo dari kejauhan.
Kedua orang itu menoleh secara bersamaan dan wajah Yeon Joo kini berubah lebih antusias dari sebelumnya.
"Eonni (sebutan untuk Kakak perempuan dari adik perempuan)!!!"
Yeon Joo langsung berlari memeluk Kakaknya. Sementara itu dari kejauhan orang yang tadi ditabrak oleh Yeon Joo pun tersenyum pahit melihat mereka berdua.
"Yoo Mi ssi... Yeon Joo ssi... Annyeong."
Yoo Mi dan Yeon Joo saling berpelukkan dengan erat. Saking eratnya pelukkan Yeon Joo pada Yoo Mi, ia hampir tidak bisa bernafas. Untungnya Yoo Mi bisa maklum akan hal itu dan membalas pelukan Yeon Joo.
"Mianhae eonni, Bogoshipeo(Maaf Kak, aku merindukanmu)."
"Nado, uri dongsaeng(Aku juga, saya punya adik)"
Mereka berjalan menuju pintu keluar sambil Yeon Joo menceritakan panjang lebar mengenai perubahan yang terjadi di tempat kelahiran mereka itu. Tanpa mereka sadari, mereka diikuti oleh tatapan orang yang Yeon Joo tabrak tadi.
"Han Yoo Mi, akhirnya kau bersatu juga dengan adikmu. Aku ikut bahagia melihatnya, walau kita harus berpisah."
***
Didalam taxi menuju rumah mereka di Seoul, keduanya saling melepas rindu satu sama lain. Yeon Joo dengan semangat menceritakan kehidupannya selama ia tinggal di Korea. Ada satu hal yang Yeon Joo lewatkan, kematian Ayah mereka. Yoo Mi tersenyum masam mendengarkan cerita Yeon Joo. Ia langsung mengetahui kalau sebenarnya Yeon Joo sangat terpukul kehilangan sosok seorang Ayah. Sudah cukup Yeon Joo tidak dapat bertemu Ibunya, hal itu membuat Yoo Mi diam diam menitikkan air matanya.
Sementara itu disebuah toilet di bandara, seorang laki laki keluar dari bilik toilet sambil mengancing kemejanya dan berjalan menuju westafel toilet. Kalau dipikir pikir, sungguh sial nasib Jin Woo hari ini. Pertama ia baru saja putus dengan kekasihnya dan sekarang ia harus tersiram kopi yang dipegangnya akibat tertabrak oleh seseorang yang ia kenal sebagai adik dari mantan kekasihnya.
Jin Woo kemudian segera mencuci tangan dan sedikit merapikan rambutnya. Gerakkan tangannya terhenti ketika ia menatap kaca dihadapannya dan mengingat sesuatu ketika masih di bandara Australia.
Sepasang kekasih sedang menunggu jam keberangkatan mereka sambil duduk di sebuah bangku di ruang tunggu keberangkatan mereka. Raut wajah gelisah terpancar dari wajah perempuan itu. Jin Woo yang menyadati hal itu langsung bertanya kepada pasangannya.
"Why, are you nervous baby(Kenapa, apa kamu gugup sayang)?"
"Jin Woo ssi, ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu."
Jin Woo sengera mengalihkan tatapannya dari buku yang dibacanya dan menatap Yoo Mi.
"Jin Woo ssi, mianhae. Tapi aku sungguh tidak bisa melanjutkan hubungan kita."
Setelah Yoo Mi menyelesaikan perkataannya, ia langsung berlari meninggalkan Jin Woo sendirian.
Saat Jin Woo naik ke pesawat, ia dibuat terkejut dengan Yoo Mi yang telah bertukar tempat duduk dengan penumpang lainnya.
Mengingat hal itu membuat Jin Woo patah hati dan ia pun melayangkan tinjunnya ke arah kaca didepannya dan membuat kaca itu retak. Perlahan lahan darah segar mengalir dari tangan Jin Woo dan ia pun berteriak furstrasi.
***
Akhirnya Jin Woo sampai di kantor polisi tempat ia di pindahkan. Sebelum masuk ke dalam, ia menatap bamgunan itu sesaat. 'Baiklah Kim Jin Woo, mulai sekarang kau akan mendapat hidup baru. Yoo Mi hanyalah sebuah masalalumu saja. Ayo Jin Woo kamu pasti bisa!'. Begitu ia selesai menyemangati dirinya sendiri ia pun melangkahkan kakinya menuju ke pintu masuk.
Ketika ia sudah sampai di dalam, ia melihat banyak orang yang berlalu lalang, mengabaikan dirinya. Ia telah mencoba menghentikan seseorang yang sedang melewati dirinya. Tetapi orang tersebut hanya berjalan melewatinya dan malah sibuk dengan urusannya sendiri.
'Sombong sekali dia, tapi tidak bisa ku pungkiri ternyata mau di Australia atau pun Korea yang namanya kantor polisi itu tetaplah ramai.'
Setelah itu Jin Woo segera berjalan lebih jauh lagi ke dalam. Ia pun berhenti di sebuah meja yang terdapat seseorang sedang mengetikkan sesuatu dengan serius.
"Cogyo(Permisi)... Apa saya boleh tau dimana kantor kepala polisi disini?"
"..."
Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban, Jin Woo berinisiatif menyenggol tangan polisi yang sedang menulis sesuatu pada laptopnya. Tiba tiba polisi tersebut memukul mukul kepalanya sendiri dan terlihat kesal.
"Aish, wae wae? Sekarang apa lagi?"
Jin Woo yang tersenyum serba salah berkata, "Maaf kantor kepala disini dimana?"
Lalu orang yang itu segera menunjukkan kantor kepala polisi itu menggunakan dagunya.
"Ma-"
"Kau ini bodoh sekali, kantornya ada disana!" polisi itu pun mengomeli Jin Woo sambil menunjuk sebuah pintu putih disebrang sana.
Untuk yang yang kedua kalinya Jin Woo tersenyum serba salah lalu segera membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih.
'Apa dia sedang ada masalah? Apa itu salah satu hobbynya.'
***
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Yours.
Misterio / SuspensoHan Woo Tak teringat akan sahabat lamanya yang bernama Park Hae Yong. Ia segera menelponnya untuk mengajaknya bertemu. Saat ParkHae Yong hendak pergi ke kafe untuk menemui Han Woo Tak, Park Hae Yong mengalami kecelakaan dan tertabrak mobil. Kejadia...