Chapter 15

1 1 0
                                    

Semalam, ia sama sekali tidak bisa tidur. Biasanya ia terus meratapi nasibnya, akan tetapi kali ini berbeda. Yeon Joo terus saja memikirkan Kakak perempuannya.  Perasaannya gelisah dan pikirannya tidak tenang. Entah apa yang terjadi dengan saudarinya itu.

Pagi ini Yeon Joo ada terapi berjalan, sesuai dengan apa yang telah dijadwalkan oleh dokter. Sebelum memulai terapi, Yeon Joo sarapan terlebih dahulu. Tidak lupa, ia dibantu oleh seorang perawat yang selalu siaga membantunya.

Tepat pada saat sendokan terakhir, Jin Woo datang dan berdiri depan kamar rawat Yeon Joo. Dilihatnya wanita itu dengan pandangan sedih. Dulu, saat mereka masih di Australia, Yeon Joo dikenal sebagai anak yang periang dan murah senyum. Ia selalu bermimpi menjadi seorang pemusik terkenal. Tapi sayangnya, impiannya itu harus terhenti sampai disini.

Tujuannya datangnya Jin Woo ke rumah sakit yang sebenarnya adalah memberikan kabar duka pada Yeon Joo, kalau Kakaknya telah menjadi korban pembunuhan dan telah meninggal dunia. Dengan penuh rasa bersalah Jin Woo secara perlahan menggeser pintu kamar rawat Yeon Joo.

Perawat yang melihat Jin Woo masuk pun ingin memberi tahu pada Yeon Joo. Tapi segera ditahan oleh Jin Woo yang mengisyaratkan untuk tidak memberi tahu Yeon Joo. Akan tetapi, pendengaran Yeon Joo sangatlah tajam. Ia bisa mendengar ada  seseorang yang mendekat hanya dari langkah kakinya. Tuhan memang sangatlah adil, ketika tidak bisa melihat maka pendengaran yang menggantikan penglihatan.

Saat melihat keadaan Yeon Joo, bertambah beratlah hati Jin Woo tidak tega untuk mengatakan kebenaran kepada Yeon Joo.

"Nuguseo(Siapa)?"

"Hahaha... Ketahuan ya?" kata Jin Woo yang pura pura tertawa sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Na ya(Ini aku), Jin Woo oppa(Sebutan untuk kakak laki laki dari adik perempuan). Ingatkan?"

"Tentu saja. Kapan oppa(Sebutan untuk kakak laki laki dari adik perempuan) kembali?"

"Kau lupa, waktu di bandara kita pernah bertemu."

Yeon Joo terlihat mengingat ngingat dimana ia pernah bertemu Jin Woo. Karena seingatnya ia tidak pernah bertemu dengan Jin Woo saat ia kembali ke Korea.

Karena Yeon Joo tidak kunjung mengingatnya, membuat Jin Woo tersenyum tipis. 'Ternyata waktu itu ia memang tidak mengenaliku.'

"Kau menumpahkan kopi yang bahkan belum aku teguk."

"Ah... Mian, mianhae. Ternyata itu oppa(Sebutan untuk Kakak laki laki dari Adik perempuan)."

Mereka berdua pun langsung tersenyum mengingat insiden itu.

"Oh ya, dimana eonni? Apa dia tidak bersamamu?" tanya Yeon Joo yang penasaran.

Jin Woo tidak tahu harus berkata apa. Mungkin saja Yeon Joo pingsan setelah mendengar Yeon Mi telah meninggal.

"Yoo Mi... Ada di-"

Tepat saat itu seorang perawat datang membawa kursi roda untuk membawa Yeon Joo ke ruang latihan. Jin Woo dapat bernafas lega sekarang, ia tidak jadi mengatakan hal itu pada Yeon Joo sekarang. Ia berjanji akan memberi tahu semuanya pada Yeon Joo secepatnya.

***

Jin Woo menelpon atasannya kalau ia tidak bisa datang dengan alasan sakit. Alasan sebenarnya adalah ia akan turun tangan langsung dalam kasus Yoo Mi. Tapi sebelum itu ia ingin menemani Yeon Joo untuk latihan. Ia ingat pesan yang diberikan Yoo Mi untuk menjaga Yeon Joo. Anehnya saat itu ia tidak dapat menduga kalau Yoo Mi akan meninggalkan dirinya dan Yeon Joo untuk selama lamanya.

To Be Yours. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang