Chapter 13.

3 1 0
                                    

Di depan ICU terlihat seorang wanita sedang menangis. Ia menangis karena salah satu kerabatnya, atau lebih tepatnya adik satu satunya kini terbaring lemah tidak sadarkan diri di dalam sana. Jin Woo yang melihat itu pun ikut bersedih. Ia merasa sedih karena tidak bisa membawanya masuk ke dalam.

Karena tidak tega melihat Yoo Mi yang terus saja menangis, akhirnya Jin Woo pun membimbing wanita itu menuju kursi tunggu di sana. Karena terlalu banyak menangis Yoo
terbatuk batuk. Mendengar orang yang masih dicintainya batuk, dengan segera Jin Woo pamit untuk membeli minuman.

Sebuah botol minuman dingin tersodor ke arah Yoo Mi. Untuk sementara Yoo Mi berhenti menangis. Tapi, tidak lama kemudian ia kembali menangis, malahan suara tangisnya kali ini lebih besar dari sebelumnya. Hal itu membuat Jin Woo kebingungan dan refleks memeluk tubuh ramping Yoo Mi.

Tiba tiba ditarik ke dalam pelukan seorang lelaki membuat Yoo Mi terkejut. Akan tetapi keadaan saat ini tidak memungkinkan untuk menolak tawaran Jin Woo. Jadi ia pun dengan segera mengaitkan kedua tangannya pada pinggan berotot milik Jin Woo. Demi apapun, Jin Woo sangat merindukan wanita ini.

Pelan pelan ia mengelus rambut panjang Yoo Mi yang sudah tidak wangi tapi masih lembut itu. Kemudian secara perlahan lahan Jin Woo pun berjongkok dihadapan Yoo Mi. Ia membelai wajah dan menghapus air mata Yoo Mi menggunakan satu tangan.

"Yoo Mi ah, gwenchana(tidak apa apa). Yeon Joo pasti baik baik saja, ia gadis yang kuat." ucap Jin Woo mengguatkan.

Yoo Mi menatap kedua mata hitam nan tegas milik Jin Woo. Entah apa yang merasuki Yoo Mi, perlahan lahan ia mendekatkan tubuhnya dengan Jin Woo. Awalnya Jin Woo pun terkejut melihat bibir Yoo Mi mendekati bibirnya. Akan tetapi Jin Woo tidak ingin membuang buang kesempatan itu.

Saat bibir Yoo Mi sudah hampir mengenai bibir Jin Woo,

"Permisi, maaf mengganggu. Siapa wali dari pasien Han Yeon Joo?"

Suara seorang perawat mengejutkan mereka berdua. Dengan segera mereka berdua menjauhkan tubuh mereka dan berpura pura cemas.

'Hampir saja aku berciuman dengan Yoo Mi. Mencium aroma nafasnya saja sudah membuatku rindu akan kelembutannya.' kata Jin Woo dalam hati.

"Saya, saya walinya bagaimana keadaan adik saya?"

"Dokter ingin berbicara dengan anda. Silahkan ikuti saya."

Tanpa pikir panjang, Yoo Mi mengikuti perawat itu. Meninggalkan Jin Woo seorang diri dengan hati yang berbunga bunga. 'Sepertinya harapanku untuk kembali mulai muncul.'

***

Yoo Mi berjalan di kordor rumah sakit dengan lesu dan melamun. Ia sudah tidak memperdulikan lagi apa yang ditabrak oleh tubuhnya. Langkah kakinya terhenti ketika ia melihat seorang pria yang sangat ia cintai sedang tertidur dengan tangan terlipat memeluk pinggangnya dan menjadikannya seperti sebuah bantal peluk.

Di dekatinya pria itu dan dibelainya rambut milik pria itu.

"Gomawo (Terimakasih/ Informal) Jin Woo ah sudah berada disisiku. Mianhae, aku belum memberi tahumu alasan mengapa kita harus putus. Tapi perlu kau ketahui bahwa aku masih sangat mencintaimu."

Keesokkan paginya, Yoo Mi terbangun di ruang rawat inap rumah sakit. Ia cukup heran, karena seingatnya kemarin ia tidak tidur di kamar rawatnya melainkan di depan ICU. Siapa yang sudah membawaku kembali? Ia celingukkan mencari keberadaan seseorang.

Tiba tiba pintu ruang rawat Yoo Mi terbuka lebar, dengan segera ia mengalihkan pandangan matanya menuju pintu. Ternyata Jin Woo yang masuk, sepertinya ia baru saja kembali dari restoran. Terlihat dari bungkusan makanan yang dibawanya.

To Be Yours. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang