Line 36

2.7K 166 4
                                    

"Rafa..."masih dengan mata yang berkaca kaca Kinara berbicara, setelah menghela napas cukup dalam, Kinara kembali tenang dan memberikan sebuah jawaban.

"Rafa aku minta maaf aku gabisa",Ucap Kinara yang sekarang menatap sendu kearah Rafael.

Rafael yang mendengar jawaban dari perempuan dihadapannya ini merasa putus asa, lamarannya ditolak, sebenarnya Rafael juga sudah menduga Kinara akan menolak LAGI, ya Rafael harus berbesar hati menerimanya. Bagaimanapun dia tetap harus menerima kepurusan Kinara, dia tidak boleh memaksakan.

"Gapapa Zelin, saya terima keputusan kamu, saya tau ini terlalu cepat, saya hanya tidak ingin berlama lama untuk dekat, saya merasa bahwa diumur yang sudah tua ini sebaiknya jika sudah memiliki kecocokan kenapa tidak langsung kepelaminan saja",Rafael memaksakan tersenyum, walau hatinya seperti sedang disayat pedang.

Ketika Rafael sedang menunduk, menandakan hatinya yang hancur setelah lamarannya ditolak, Kinara berbicara lagi.

"Aku belum selesai bicara Rafa, aku minta maaf karena gabisa juga buat nolak lamaran kamu, aku akui memang aku juga sudah jatuh hati sama kamu, semenjak kita sering menghabiskan waktu berdua", Kinara berbicara dengan sedikit tertawa diakhir kalimatnya.

Rafael yang kaget dengan pernyataan tiba tiba dari perempuan dihadapannya ini, Refleks berteriak,"KAMU SERIUS?",Kemudian Rafael menyadari bahwa dirinya berteriak, lantas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Maaf, saya terlalu kaget tadi"

Kinara hanya tersenyum tulus mendengar penuturan Rafael.

Rafael benar benar senang hari ini.

"Tapi... Kalaupun sekarang aku nerima lamaran kamu, aku juga harus bilang dulu ke anak aku Aksa Raf, aku gamau kalau nanti kita nikah Aksa gak setuju sama hubungan kita"

"Saya ngerti Zelin, saya juga belum berbicara pada Dareen soal ini, setelah ini saya akan berbicara dengan Dareen dan saya yakin kalau Dareen akan merasa senang. Dan soal Aksa nanti aku juga akan bicara padanya"

"Rafa makasih ya, aku tau kamu tulus",Kinara tersenyum haru disana.

"Oh iya bukannya Dareen sakit ya kemarin, ahh aku jadi lupa belum sempat jenguk Dareen. Hari ini mungkin aku akan jenguk Dareen Raf",Rafael hanya mengangguk.

"Em oiya, Aksa semalem nginep dirumah kamu kan? Soalnya semalem Aksa gak pulang kerumah. Tadi aku liat juga di cafe kamar gak ada tanda tanda orang yang masuk", Tanya Kinara

"Aksa? Aksa gak ada dirumah saya semalem, Oh mungkin dia menginap dirumah teman yang lainnya. Coba saya tanyakan ya"

Kinara hanya mengangguk menunggu jawaban dari Rafael.

Rafael menghubungi Farel

"Halo Om"

"Farel, Om mau tanya, apa Aksa menginap dirumah kamu semalam?"

"Aksa? Enggak Om"

"Kalau begitu, tolong tanya teman teman kamu yang lain ya siapa tau Aksa ada menginap dirumah mereka"

"Iya Om"

"Kabari Om secepatnya ya Farel, Om tunggu"

"Iya Om,oiya Farel didepan rumah Om. Dareen ada dirumah gak ya Om? Soalnya Farel pencet bel gaada yang bukain pintu"

"Oh Dareen pasti ada dikamarnya, Om larang dia untuk keluar hari ini, maid dirumah Om sedang libur, jadi kamu masuk aja langsung ke kamar Dareen"

"Ahh iya Om, makasih ya Om"

"Iya... Jangan lupa pesen Om tadi ya Farel"

"Iya Om, Farel tutup ya"

Dareen A Melviano [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang