Line 20

4.6K 230 0
                                    

Farel yang menyadari arah pandangan Dareen, membalikan badannya. Betapa terkejutnya dia melihat Alex ada disini. Setahu Farel hari ini sekolah Alex tidak ikut serta bertanding, tapi kenapa Alex ada disini. Farel merasa ada sesuatu yang tidak beres. Tapi kemudian dia menepis pikiran jelek itu, dia berdoa semoga saja tidak akan terjadi apa-apa.

Hari sudah siang, giliran Tim Dareen yang bertanding. Aksa menjadi panitia nya, Dia menyemangati teman-temannya khususnya Dareen. Aksa dan Alisa menonton permainan tim Dareen, Dan Aksa sangat bangga dengan adiknya itu, adiknya sangat mahir dengan permainan Basket ini. Beberapa kali Dareen memasukan bola dan menambah poinnya. Saat break time Aksa menghampiri teman-temannya.

"Keren banget kalian mainnya, terutama lo Ren bisa banget nipu lawan lo" puji Aksa.

Dareen tersenyum, kemudian meneguk minumannya. "Thanks bang".

"Gue juga bagus kali ka" ucap Bima.

"Iyaa lo semua keren ko mainnya"

Setelah itu permainan kembali dimulai. Tim Dareen sangat berusaha memenangkan pertandingan ini, terbukti walaupun Sering terjatuh, mereka tetap berdiri sampai mencapai skor.

Dareen sebenarnya sudah kewalahan, karena kali ini dia menghadapi lawan yang bertubuh lebih besar darinya, dia juga sering terjatuh karena lawannya sering bermain kasar. Akhirnya pertandingan selesai, dan usaha tim Dareen tidak sia-sia mereka memenangkan pertandingan ini. Mereka bersorak, kemudian sang Kapten Dareen menerima piala kemenangan ke atas podium. Dan sejumlah hadiah lainnya.

Mereka sedang beristirahat di pinggir lapangan. Walaupun mereka menang, mereka menggerutu.

"Setan tu orang,gue sumpahin gak dapet jodoh, badan gue pake ditabrak tabrak segala, sakit banget anjir" gerutu Bima.

"Sama gue juga, badan gue sakit-sakit kayaknya pulang pulang gue harus diurut deh sama mang Roni" ucap Catur.

Mereka semua sedang melemaskam otot mereka, karena badan mereka semua sakit akibat permainan kasar dari lawan.

Begitu pula Dareen, pasalnya Dareen lah yang sering mendapat perlakuan kasar dari lawannya, karena dia yang paling jago. Badannya serasa remuk, Dareen berjanji setelah pulang dia akan langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Tapi suara notifikasi ponselnya membuyarkan pikirannya. Ada satu messege dari nomor tak dikenal.

+62876524xxxx
Temuin gue di gudang sekolah lo,kalo lo gamau orang yang lo sayang mati ditangan gue

Dareen
Siapa lo?

+62876524xxxx
Alex
Lo gantle kan, temuin gue SEKARANG.

Dareen meremat handphonnya, kemudian beranjak pergi. Teman-temannya tak ada yang menyadari kepergian Dareen.

Dareen kemudian bergegas menuju tempat dimana Alex berada. Dia tidak bisa menahan emosi saat bajingan itu mengatakan akan mengganggu orang-orang terdekatnya.

Dareen telah sampai di depan gudang sekolahnya.

Disisi lain Aksa ingin memberikan selamat kepada teman-temannya khususnya adiknya, karena telah memenangkan pertandingan ini dan pastinya membanggakan sekolahnya. Aksa menghampiri teman-temannya bersama kekasihnya.

"Selamat Bro, atas kemenangan kalian, sekolah bangga punya kalian"

"Thanks Sa, ini juga berkat dukungan dari kalian juga, tanpa dukungan, kami juga gaakan bisa kayak gini" ucap Kenan.

"Selamat ya buat kalian, keren banget tadi mainnya" Giliran Alisa yang memberi selamat pada teman-teman kekasihnya ini.

"Ah bisa aja, makasih lo lis" Ucap Bima, yang mendapat pelototan dari Aksa.

"Jangan godain cewek gue bego, kalo engga gue buang lo ke pulau komodo" gerutu Aksa pada Bima.

"Yaampun kejam banget bang Aksa sama aa Bima, Gue kan becanda" kata Bima dengan memelas.

Alisa tertawa,"jangan gitu Sa, aku tau ko Bima bercanda. Serius kalian tadi keren banget,Temen-temen aku aja sampe jerit jerit liat kalian, apalagi liat Dareen main" Ucap Alisa.

Mendengar nama Dareen, Aksa celengak celinguk mencari Dareen, pasalnya Dareen tidak ada disini bersama teman-temannya.

"Oh iya Dareen kemana? Ko dia gak keliatan?" Tanya Aksa tiba-tiba.

Mereka yang disana juga tidak ada yang melihat Dareen dari tadi. Catur melihat tas Dareen masih ada disini, mungkin dia sedang ketoilet pikirnya.

"Si Dareen kayak setan aja pergi tanpa permisi" Ucap Catur.

"Tau tuh, bukannya bilang kek, jadi kan kita gak bingung kayak gini" timpal Bima.

Setelah menunggu cukup lama, Dareen tidak juga terlihat. Perasaan Aksa mulai tidak karuan, dia merasa terjadi sesuatu dengan Dareen. Lantas dia menelpon Dareen. Tapi nihil tidak ada jawaban dari Dareen.

"Si Dareen kemana sih, udah lama nih gak muncul-muncul juga tuh orang" Catur kesal pada Dareen, pasalnya sudah menunggu hampir setengah jam, orang itu tak kembali-kembali.

"Perasaan gue gak enak, kita cari Dareen aja ya, Dareen gak mungkin keluar dari sekolah, Dia gak bawa mobil dan tas nya juga masih ada disini. Gue takut terjadi sesuatu sama dia, gue telpon juga gak diangkat"

"Bentar dulu, siapa tau bentar lagi si Dareen balik kesini sa" Ucap Kenan berusaha menenangkan Aksa yang sudah panik.

"Gini aja deh, aku nunggu disini siapa tau Dareen balik ke sini. Kalian cari aja sekitar sekolah" Ucap Alisa kemudian.

"Yaudah kita cari Dareen sekarang" Farel yang daritadi hanya diam jadi mendadak khawatir pada Dareen, pasalnya ia ingat tadi Alex ada disini, dia takut Dareen bertemu dengan Alex, dan sesuatu terjadi dengan Dareen.

"Makasih sayang, aku cari Dareen dulu ya. Kamu hati-hati disini" Ucap Aksa pada Alisa sambil mengelus rambutnya.

"Kalo gitu gue sama Farel cari ke area belakang, kalian bertiga ke depan" Ucap Aksa. Mereka mengangguk mengiyakan ucapan Aksa. Setelah itu mereka berpencar untuk mencari Dareen.

Aksa dan Farel benar-benar sangat khawatir dengan keadaan Dareen. Walaupun Dareen tidak punya ikatan darah denganya, tapi entah kenapa batin Aksa mengatakan bahwa Dareen sedang tidak baik-baik saja. Begitupun Farel, Farel yang notabennya orang yang sangat dingin dan cuek sekarang raut wajahnya menampakan kekhawatiran.

Setelah berkeliling di sekolahnya, Aksa dan Farel belum juga menemukan Dareen, Aksa juga daritadi mencoba menghubungi Dareen tapi tetap saja sama Dareen tidak mengangkat panggilanya. Aksa sudah frustasi, dia sangat khawatir dengan adiknya itu. Wajah Aksa sudah kusut, dia benar-benar panik. Farel mencoba menenangkan Aksa, walaupun dirinya juga merasa khawatir, tapi sebisa mungkin dia harus berpikir positif.

"Lo tenang Sa, Dareen pasti baik-baik aja. Kita cari lagi kearah sana" Ucap Farel sambil menepuk pundak Aksa.

***

Di gudang, Dareen sedang berusaha dengan sisa tenaga nyaa mengambil hp nya yang tergeletak. Keadaan Dareen tidak baik-baik saja. Darah di pelipisnya terus saja mengalir, kepalanya sangat pusing, dan dadanya sesak. Dia berusaha mempertahankan kesadarannya. Dareen itu sangat ketakutan saat berada di ruangan gelap. Dia akan merasa pusing dan sesak. Sekuat tenaga dia tahan agar tidak ketakutan, akhirnya dia berhasil mengambil hp nya, kemudian mencari kontak Aksa dan menelponnya. Telpon pun tersambung dengan cepat pada Aksa.

"Hallo, Ren lo dimana sih? Gue cariin lo kemana mana, gue khawatir sama lo"

"Gu-gu-dang"

Setelah itu panggilan terputus karena Dareen sudah merasa lemas, dia sudah kehilangan tenaga, hp nya terjatuh dari tangannya, dan untuk bicarapun dia sudah tidak sanggup, karena sesak yang terus menghatam dadanya. Dia memukul mukul dadanya, guna menghilangkan sesak itu. Tapi nihil itu tidak berpengaruh.

Flashback On...




























••••
Jangan lupa Vote&Coment!
-Happy Reading-

Dareen A Melviano [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang