Line 13

5.8K 309 2
                                    

Selepas dari kantin. Mereka pergi ke kelas masing-masing untuk mengikuti pembelajaran lagi. Dareen, Aksa, Farel, dan Kenan pergi ke kelas 11 MIPA 1, sedangkan Bima dan Catur ke kelas 11 IPS 1. Mereka berpencar di lorong, karena kelas Dareen berada di lantai 2 Sekolahnya.

Saat di jalan Dareen tiba-tiba permisi ke toilet pada Aksa. Ia merasa ingin buang air kecil. Lantas ia berjinjit jinjit.

"Bang, gue ke toliet dulu ya. Pengen buang air kecil" Dareen berlalu tanpa mendengar dulu jawaban dari Aksa. Setelah melihat Dareen yang lari, Aksa menggelengkan kepalanya dan tersenyum."Dasar anak aneh" ucap Aksa. Kenan dan farel yang heran melihat Dareen yang lari dan Aksa yang tersenyum langsung menyambar dan menanyakan Kemana Dareen pergi."si Dareen ada apa dan mau kemana ka" tanya Kenan." Mau ke toilet katanya, udah yu masuk keburu gurunya datang, ntar kita dihukum lagi". Sedangkan Farel hanya menyimak omongan Aksa dan Kenan, ia tidak berniat untuk buka suara.

Setelah mendengar jawabannya, mereka bertiga langsung masuk ke kelas. Dan menghiraukan Dareen.

Disisi lain, Dareen terlihat begitu terburu-buru ke toilet, karena sudah tidak tahan. Setelah sampai Dareen langsung masuk.

Sepuluh menit kemudian...

Dareen keluar dari toilet. "Ahhh... Lega juga akhirnya" Ucap Dareen kemudian berjalan ke dekat wastafel. Dia membasuh mukanya. Tapi tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia ingat akan percakapannya dengan teman-temannya di Kantin, tentang lawan basket yang akan bertanding dengan sekolahnya nanti. Mata Dareen terlihat tajam dan merah, dan tangannya terkepal. Sudah terduga jika Dareen terlihat sedang menahan amarah, namun sedetik kemudian matanya memanas, menahan buliran yang akan keluar. Tapi buru-buru Dareen menyeka buliran yang jatuh itu, untung saja dia sedang sendirian di toilet, jadi tidak akan ada yang melihat Dareen menangis. Dareen tersenyum kecut kala mengingat kejadian itu. Dia heran kenapa dia bisa bertemu lagi dengan manusia sialan itu. Sambil menyeka air matanya Dareen bermonolog,"Gue gak boleh lemah sekarang, gue bisa hadapin dia, gue gak mau kejadian waktu itu terulang lagi, lo pasti bisa Ren" Dareen mengacak rambutnya frustasi, "Arghhh.. apapun yang akan terjadi nanti, gue gak akan biarin si bangsat itu nyakitin gue, ataupun orang-orang terdekat gue".

Setelah pusing memikirkan itu Dareen tersadar dia sudah terlalu lama berada di toilet. Dia harus kembali ke kelas, pasti teman-temannya mencarinya. Tak ambil pusing dengan pikirannya yg masih kalut tentang tadi. Dareen segera berlalu dari toilet.

Setelah sampai di kelas dia langsung duduk, Tak lupa ia izin pada guru yang mengajar karena ia telat masuk kelas. Saat ia baru saja mendaratkan bokongnya di kursi, ia mendapat tatapan tajam dari Kenan."heh setan. Lo darimana, ke toliet apa jualan nasi kucing lo, lama banget. Udah setengah jam dan lo baru masuk" Dareen melirik Kenan." Gue dari toilet goblok, kebelet boker gua, jadi lama" cicit Dareen."untung aja buru-buru ke kelas, kalo engga gue mau laporin lo ke satpol pp karena gak masuk kelas terlalu lama, sape tau lu kabur kan" Kenan berucap tanpa beban."bangsat. mati aja lo" umpat Dareen kemudian. Setelah acara debat yang unfaedah tersebut, baik Dareen maupun Kenan kembali fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung.

➖➖➖

Sementara itu Rafael sedang berada di Cafe mewah, yang biasa pejabat atau aparat tertinggi menghabiskan waktu entah itu untuk berdiam diri atau mengadakan rapat,atau juga membuat acara besar besaran. Begitupun Rafael, Rafael akan mengadakan meeting bersama koleganya di Cafe tersebut. Sambil menunggu rekannya, Rafael memesan sebuah minuman terlebih dahulu. Dia memanggil pelayan. Tak lama seorang pelayan datang menghampiri meja rafael.

"Mau pesan apa pak?"tanya pelayan itu yang berjenis perempuan.

Rafael melihat lihat daftar menu yang tersedia diatas mejanya. Dia mulai membuka bagian buku menu itu. Saat menemukan minuman yang dicari, dia langsung menyebutkannya pada pelayan tersebut. Saat Rafael mendongakan kepalanya "Saya mau pesen__" Rafael terkejut, pasalnya Rafael merasa tidak asing dengan perempuan dihadapannya ini. Kemudian dia mulai berpikir, setelah itu berucap."Loh Zelin" pekik Rafael. Perempuan itu melihat ke kanan dan kekiri, dia bingung kenapa orang di depannya ini memanggil nama seseorang, tapi perempuan itu heran, dirinya pun biasa dipanggil Zelin, tapi kenapa pria dihadapannya ini tau namanya.lantas perempuan itu bertanya."Bapak manggil saya?" Tanya perempuan itu,ko bisa tau nama saya?". Rafael terkekeh, membuat perempuan itu terlihat keheranan." Ini aku Rafael, Rafael Melviano". Perempuan itu sedikit tidak asing dengan nama itu.kemudian dia terkejut dan memekik pada Rafael."Rafael___ ahh Rafa, teman kuliah ku dulu" ucap perempuan itu. "Iya ini aku Rafa zel, pria yang kamu tolak dulu, masa kamu lupa" Rafael terkekeh setelah mengatakan itu.

Perempuan itu tersipu malu. Ia ingat betul bagaimana dulu ia berteman dengan Rafael, dan berakhir dengan Rafael menyukainya dan menyatakan perasaanya. Tapi dulu dia sama sekali tidak menyukai Rafael, dia menganggap Rafael hanya sebatas sahabatnya saja. Dan setelah kejadian itu hubungannya dengan Rafael merenggang, dia tidak pernah bertemu sahabatnya lagi. Dan sekarang secara tidak terduga dia dipertemukan kembali dengan sosok Rafael. Perempuan itu Zelin, teman Rafael waktu kuliah dulu.

"Emm Rafa aku minta maaf soal kejadian waktu itu, aku memang benar- benar gak ada perasaan sama kamu" ucap perempuan itu sambil menunduk.

Rafael yang melihat raut sendu dari perempuan dihadapannya, merasa bersalah telah mengatakan itu, tak seharusnya kejadian itu diungkit kembali, toh itu sudah lama sekali." Ahh iyaa tak apa, aku tau zelin. Aku juga sudah melupakan kejadian itu" ucap Rafael sambil tersenyum.

Perempuan yang disapa Zelin itu mendongak dan tersenyum ke arah Rafael." Makasih kamu mau memaafkan kesalahanku dulu Rafa".

"Kamu tidak usah meminta maaf, itu bukan salahmu. Itu murni salahku" ucap Rafa lagi.

"Ah yasudah kita lupakan kejadian itu, kamu tadi mau pesan sesuatu kan, biar aku ambilkan. Kamu sedang apa disini?" Ujar Zelin.

"Aku sedang menunggu kolega ku, aku akan mengadakan meeting dengan mereka" jawab Rafael."Aku pesan Red velvet saja" jawab Rafael lagi.

"Kalo begitu, aku ambilkan dulu pesananmu, nanti kita ngobrol lagi Rafa" ucap Zelin kemudian.

Rafa hanya mengangguk mengiyakan ucapan Zelin.Rafael tidak menyangka bertemu dengan teman lamanya,ah lebih tepatnya perempuan yang dulu mengisi hatinya.

Tak lama pesanan Rafael pun siap, dan dibawa oleh Zelin ke mejanya.

"Silahkan pa" ucap Zelin sopan.
Rafael hanya tersenyun dan tidak menanggapi ucapan Zelin. Ia kemudian meneguk minumannya."Emm zelin, kapan-kapan kita bisa ngobrol kah?" Tanya Rafael.

Zelin yang mendengar itu, langsung menjawab,"Tentu, lain waktu kita bisa ngobrol Rafa" ucapnya sambil tersenyum.

"Baiklah, nanti aku kabari, oh ya boleh minta nomor kamu?" Rafael meminta agak sedikit canggung. Kemudian dibalas anggukan oleh Zelin."Tentu, ini kartu namaku" zelin menyerahkan kartu namanya pada Rafael. "Kalo ada waktu luang, Calling me Rafa" ucapnya lagi. Rafa hanya membalasnya dengan senyuman. Setelah itu Zelin pamit karena masih banyak kerjaan.Dan Rafa mempersilahkan Zelin untuk pergi dari hadapannya.

Tak lama, rekan rekan kolega Rafael mulai berdatangan. Setelah semua kumpul, Meeting pun dimulai.


••••
Jangan lupa Vote&Coment!
-Happy Reading-

Dareen A Melviano [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang