"Kalo gitu lo mau sekolah bareng gue?" tanya Dareen.
Aksa belum menjawab pertanyaan Dareen, dia sedikit berpikir.
"Kalo lo mau nanti gue bilang sama bokap gue, lo gausah khawatir soal daftar nya. Nanti bokap gue yang urus" jelas Dareen.
"Ko ke bokap lo, dia kepala sekolah disana?"
Dareen tertawa, "bukan, bokap gue yang punya sekolah itu"jelas Dareen.
"Ohh pantesan. Boleh dehh gue mau. Eh tapi gak ngerepotin Ren?"
"Engga ko, yaudah nanti gue bilang sama bokap gue. Nanti kalo udah selesai semua, gue kasih tau lo"
"Thanks Ren"
"Emm.. gue boleh minta sesuatu gak?"
"Apa?"
"Gue boleh main kesini lagi? Kalo gue main kesini gue jadi ada temen, dirumah gue kesepian gaada temen"
"Lo gapunya temen?"
"Punya lahh, ya kan mereka gak selalu bisa nemenin gue"
Aksa tertawa. "Ohh.. boleh lah, lo boleh ko kapan aja mau main kesini. Tempat ini selalu terbuka buat lo. Anggap aja gue sodara lo" Aksa berkata sambil memegang pundak Dareen.
"Beneran Sa"pekik Dareen yang kesenangan.
"Iyaa boleh" aksa tersenyum.
"Emm boleh minta satu lagi gak sa?" Dareen bertanya dengan nada yang sedikit gugup.
"Apa lagi?" Aksa bertanya lagi sambil tertawa renyah.
"Gue boleh panggil lo abang?"
"Boleh, biar lo gak kesepian lo anggap gue abang lo aja. Begitupun gue, gue bakal anggap lo adek gue"
"Thanks sa eh Bang" Dareen langsung memeluk Aksa. Aksa juga membalas pelukan Dareen.
"Thanks ya lo udah mau jadi abang gue"
"Gausah makasih gitu, santai aja Ren"
Setelah obrolan yang cukup lama dan intens Dareen dan Aksa. Kinara datang dengan membawa nampan yang berisi makanan.
"Kalian kenapa ko senyum senyum gitu?" Tanya Kinara.
"Gpp bun" jawab Aksa. "Bun Aksa sekarang beneran jadi abang, Aksa punya adek sekarang" pekik Aksa memberitahu kepada Kinara.
"Oh ya, adek kamu siapa?, Kan bunda gak pernah ngelahirin ade buat kamu bang" Heran Kinara.
"Ini" Aksa nunjuk Dareen. "Dareen sekarang jadi adek Aksa Bun"
"Ko bisa sih?"
"Ya tadi Dareen yang pengen panggil Aksa Abang, katanya Dareen kesepian dia anak tunggal bun"
"Ohh ya bagus deh jadi abang juga ada temen sekarang, gak sendirian lagi" kinara tertawa.
"Iya Bun" Aksa tersenyum. "Gue janji bakal jagain lo Ren. Walaupun gue bukan abang kandung lo, gue bakal sayang banget sama lo" dalam hati Aksa.
"Yaudah nih kalian makan dulu ya, bunda udah siapin"
"Abang duduk di sofa yah, biar bunda suapin Dareen" titah Kinara.
Aksa sedang menikmati makanannya. Tiba2 dia teringat dengan penuturan Dareen kalo Dareen sudah tidak punya ibu. Dengan inisiatif Aksa bilang
"Ren kalo lo mau, panggil nyokap gue Bunda aja, siapa tau bisa sedikit ngobatin kangen lo ke bunda lo"
"Emang bunda Dareen kemana nak?" Tanya Kinara pada Dareen.
"Bunda Dareen udah meninggal tante" ucap Dareen sambil menunduk.
"Ohh maaf tante gatau, Kalo yang dibilang Aksa kamu mau, boleh ko, kamu boleh panggil tante Bunda, anggap aja tante Bunda kamu" jawab Kinara sambil mengelus puncak kepala Dareen.
"Beneran boleh tante?" Tanya Dareen memastikan.
"Iyaa boleh sayang" jawab kinara sayang.
"Makasih tan-eh bun" Dareen langsung memeluk Kinara. Dareen tidak pernah merasakan pelukan seorang ibu sudah lama. Baru kali ini dia merasakan lagi. Dareen beruntung bisa kenal dengan Kinara dan Aksa, mereka orang-orang baik. Dalam hati Dareen berucap "Dareen bakal jaga kalian sebagaimana Dareen juga jaga keluarga Dareen, makasih Bun, makasih bang"
Kinara membalas pelukan Dareen dengan lembut dan sayang, juga mengelus puncak kepala Dareen. Aksa yang melihat itu terharu. Keinginnya untuk mempunyai adik sudah terlaksana. Aksa tidak berhenti berucap terimakasih pada sang pencipta yang sudah mengirimkan Dareen.
Kejadian hari ini tidak akan dilupakan sampai kapanpun oleh Dareen. Dareen masih tidak menyangka pertemuannya dengan Kinara dan Aksa membuat dirinya masuk ke kehidupan mereka lebih dalam, dan dianggap anak pula. Dareen sangat bersyukur akan hal itu. Lagi2 ia berjanji akan menjaga mereka berdua, karena mereka sudah sangat berbesar hati menerima Dareen sebagai bagian dari kehidupannya.
••••
Jangan lupa Vote&Coment!
-Happy Reading-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen A Melviano [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaSiapa yang sangka, Keinginan sulit yang kemarin baru kita ucapkan. Dan dihari berikutnya keinginan itu sudah terkabul dan mendapat bonusnya pula. Keberuntungan itu didapatkan oleh seorang pemuda tampan. ini kisah dari seorang laki-laki dengan segala...