Matahari sudah menampakan wajahnya.Orang2 juga sudah mulai ramai pada kegiatannya. Tapi lain hal dengan remaja laki2, putra tunggal dari Tuan Rafael Melviano. Dia Dareen yang masih setia bergulat dengan kasurnya, pikirannya masih di alam mimpi. Walaupun pembantu nya sudah membangunkan dari tadi.
"Mas Dareen"
"Eaghhh.. Apa si bi"
"Bangun Mas, tuan sudah menunggu di bawah, untuk sarapan"
"Bentar, 5 menit lagi bi" sambil merapatkan selimutnya kembali.
Semantara di bawah, Rafael Ayah dari Dareen sedang menunggu putranya itu untuk sarapan bersama.
"Pasti anak itu susah bangun" kata Rafael "Harus saya juga yang turun tangan untuk bangunin dia, andai aja kamu masih hidup Yu" rafael teringat akan mendiang istrinya Ayu.
Rafael masuk ke kamar putranya, dan melihat putranya yang masih belum bangun.
"Dareen Bangun"panggil Rafael dengan tegas.
Rafael itu sosok ayah yang dingin, dan tegas. Tapi dibalik sosoknya yang dingin Rafael sangat menyayangi anaknya. Bila sedang bersama Dareen, sikap dingin Rafael hilang.
"Apasihh, bentar 5 menit lagi"
"Bangun atau papah potong uang jajan kamu" ancam Rafael
Seketika Dareen bangun karena mendengar ancaman dari papahnya. Bisa gawat kalo uang jajannya dipotong oleh rafael. Bisa bisa ia tidak jajan lagi di sekolah.
"Iya pah iya. Papah tuh yah bisanya ngancem aja kerjaanya" ucap dareen yang masih setengah sadar.
"Yaudah sana kamu mandi, Papah tunggu di bawah. Jangan lama" ucap Rafael yang langsung meninggalkan kamar putranya itu.
Dareen itu anak yang aktif, pintar, pecicilan tapi berhati lembut. Sama seperti Bundanya. Dan Dareen juga Tampan, apa lagi kalo bukan turunan dari Rafael. Walaupun Rafael sudah mempunyai Dareen yang umurnya 17 tahun, tapi pesona Rafael masih tetep sama seperti saat dirinya Remaja dulu.
Setelah acara bangun pagi yang ribut karena Dareen susah dibangunkan, sekarang Dareen sudah selesai mandi dan bersiap ke sekolah.
"Cakep banget dahh lu Ren" Ucap Dareen sambil melihat dirinya di cermin "pantes aja cewe2 selalu ngejar ngejar lu"
Setelah selesai Dareen turun kebawah menemui papahnya.
"Morning Pah" Ucap Dareen sambil mengambil kursi untuk duduk.
"Morning" ucap Rafael sambil mengoles selai pada Roti."Oh iya papah hari ini pulang telat ya, ada meeting penting Ren"
"Papah mah meeting mulu, kapan ada waktu buat Dareen sih"
"Maafin papah Dareen. Papah kerja juga kan buat kamu"
"Dareen kangen Bunda pah"
"Hmmm.. yaudah minggu depan kita ke makan bunda ya"
"Beneran pah?
"Iyaa sayang"
"Oke, emm... Pahh, setiap papah kerja kan Dareen selalu sendirian dirumah. Dareen pengen deh punya Kakak. Biar ada yang temenin kalo Dareen sendirian"
"Kakak? Temen temen kamu kan ada. Suruh mereka aja nginep kalo kamu kesepian dirumah"
"Ya tapi kan mereka gak selalu bisa nginep pah. Kalo punya kakak kan udah serumah. Jadi Dareen gak perlu repot2 nyuruh temen2 dareel nginep lagi"
"Yaudah nanti papah pikirin deh" ucap rafael akhirnya.
"Makasih pah" rafael sudah selesai dengan sarapannya "Dareen selesai. Dareen berangkat duluan ya pah" ucap Dareen sambil mencium tangan Rafael.
"Iyaa hati2"
Dareen mengambil kunci mobil sport nya. Dan segera pergi dari pekarangan rumahnya yang megah untuk ke sekolah.
Sampai di sekolah, Dareen memarkirkan mobilnya. Disana sudah ada farel. Sahabatnya dari Dareen kecil.
"Rel, anak2 mana?" Tanya Dareen pada Farel.
"Kelas" Farel itu dingin, tapi dia sangat peduli dengan teman2nya terutama Dareen.
"Yaudah ayo ke kelas"ajak Dareen
"Iyaa" jawab Farel.
••••
Jangan lupa Vote& Coment👌
-Happy Reading-March, 04 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen A Melviano [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSiapa yang sangka, Keinginan sulit yang kemarin baru kita ucapkan. Dan dihari berikutnya keinginan itu sudah terkabul dan mendapat bonusnya pula. Keberuntungan itu didapatkan oleh seorang pemuda tampan. ini kisah dari seorang laki-laki dengan segala...