Part (1) Awal Segalanya

6.7K 614 35
                                    

Title : Love in Time Treval
• Pairing : Drarry || Draco Malfoy x Harry Potter
• Rating : semi M
• Genre : Romantis - Time Treval - adventure - etc
• Sumber pict : pinterest
• Warning : Yaoi | OOC | Typo bertebaran | semi cannon, etc
• Disclaimer (c) J.K Rowling
• LiTT (c) Ichadray

• Summary : Harry dan Draco mencoba membuka kotak kuno dan mendapati mereka terlempar di zaman kedua orang tuanya masih bersekolah di Hogwarts. Cinta yang tumbuh dalam perjalanan waktu untuk mengungkap.

Happy Reading
Jan lupa
Vote - Komentar
*
*
*
*
*
Love in Time Treval
By Ichadray
____

_________

______________

Tatapan kedua manik silver yang tajam itu menyendu, melihat gumpalan awan hitam menandakan mendung. Sang pemuda tak memperdulikan terpaan angin yang membelai seolah mengajaknya beralih, lebih berfokus pada sebuah objek yang tertangkap retina.

Draco Malfoy, pemuda tampan yang menjadi satu-satunya pewaris Malfoy itu menghela nafas lelah. Ingatannya berputar pada memori yang sampai sekarang belum ia lupakan. Terlalu kelam sampai tak ada tempat untuk menampungnya. Perang melawan Pangeran kegelapan sudah berlalu sejak beberapa bulan yang lalu, menyisakan kemenangan pada pihak putih yang mendukung Kepala Sekolah Hogwarts, Dumbledore. Meski, terror mengerikan yang berlangsung cukup lama itu banyak meninggalkan kelegaan yang berarti, tapi tak menutup bahwa sebagian dari sisi gelap masih tetap menempati posisi. Beruntunglah sekarang keadaan Hogwarts sudah hampir seperti semula. Bahkan dapat dilihat beberapa bangunan ditambahkan untuk menutupi sedikit dari kerusakan akibat perang. Peraturan yang ada di Hogwarts bertambah, dan Draco tak bisa mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja seperti sedia kala. Semua murid diwajibkan untuk mengulang satu tahun mereka yang tidak selesai akibat segala macam hal gelap yang diciptakan dari orang yang gila akan keabadian. Dan untuk itu, sebagian dari mereka yang terlibat dalam penyaksian bahwa adanya penghianatan orang tua beberapa murid yang mendungkung Pangeran kegelapan dibawa kepengadilan hukum sihir. 

Pemuda bersurai pirang platina itu sedikit menaikan dagunya, menatap nanar awan yang bergerak pelan dan membentuk banyak pola. Draco mengingat keluarganya memang sempat untuk ditahan, tapi kesaksian dari sang pahlawan dunia sihir yang memberikan kesaksian, cukup membuat mereka terbebas dari gelapnya Azkaban. Harry Potter, siapa sangka pemuda bersurai hitam berantakan itu akan bertindak sejauh ini? Karena terlepas dari ia yang tak mengakui wajah penuh lebam yang sempat dibawa Auntynya yang gila hanya agar pemuda itu terbebas, lalu penyaksian Ibunya bahwa Potter sudah meninggal pada Voldemort, ungkapan seorang Harry Potter yang menyatakan mereka bersih cukup berlebihan. Oke, untuk hal ini keluarga Malfoy memang sempat menjadi pengikut, tapi mereka sudah lama beralih. Mengelabui para Death Eater lainnya dan menjadi agen ganda layaknya Severus. Hanya beberapa orang yang tahu bahwa mereka tidak berpihak pada Voldemort, dan pengakuan pemuda bermanik emerald itu membuatnya menjadi sorotan publik. Mereka memang diterima kembali dan benar-benar dinyatakan bersih, tapi tak sedikit dari para Slytherin menganggap keluarga Malfoy sebagai penghianat.

Draco sebenarnya cukup menyayangkan hal ini, terlebih sejak awal bisa dikatakan ialah yang paling membenci para Gryffindor termasuk penyelamat dunia sihir, Harry Potter. Bukan tanpa alasan ia melakukan hal demikian, jika saja keadaannya tak mendesaknya bersikap layaknya seorang bajingan pada orang yang merebut atensinya, Draco tentunya tak akan seperti ini sekarang. Merutuki keadaan dan ketidak berdayaannya untuk mengungkap kebenaran. Bukan artinya ia menolak, tapi situasinya memang tak mendukung untuk ia lebih baik dari sekedar saling melempar ejekan dan rapalan mantra. Sedikit merasa beruntung Potter tak menerima salam pertemanannya diawal, karena jika saja itu terjadi.. Draco yakin perannya sebagai pelahap maut akan banyak mempengaruhi si pahlawan dan pastinya hal ini berbahaya. Lagipula ia berhutang terima kasih, meski Draco benci mengakuinya, tapi kesaksian Potter cukup membuat keluarganya kembali dipercaya. Baiklah, ia akan pikirkan itu nanti.



Love in Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang