Happy reading
Jangan lupa
Vote
Komentar
.
.
Love in Time Treval
by ICHADRAY
(^^)
.
.Pemuda yang kerap dipanggil dengan pahlawan sihir itu kini menghela napas panjang, mengguyur tubuhnya bersama air yang cukup panas, berterima kasih untuk perginya musim dingin secara perlahan. Harry mencoba menghilangkan pemikiran yang menyatakan bahwa ia benar-benar tersesat, kembali ke masa kedua orang tuanya masih bersekolah, dengan seorang Slytherin.
Harry kembali memikirkan semuanya. Memang benar mereka akan memakai nama mereka sendiri di sini, meminimalisir kekacauan yang mungkin terjadi apabila sebuah nama keluarga mereka ambil. Ia menyetujui keputusan Draco tentang akan lebih baik jika mereka hanya memakai nama depan, dan Harry ingin menyangkal bahwa pemuda pirang itu entah bagaimana begitu detail dan rapi dalam mengambil keputusan. Fakta itu membuatnya sedikit mengagumi pemikiran dewasa Draco yang selalu ia anggap menjengkelkan.
Lupakan pada hinaan yang pemuda itu lakukan hanya untuk bercanda dan mengejeknya di saat bersamaan. Harry masih merasa bersalah untuk semua yang terjadi walau, Draco tidak menyalahkannya. Sebenarnya ia sempat heran mengetahui sikap Draco benar-benar berubah setelah perang, tapi jika Harry mengupas ingatan pada agen ganda layaknya Severus, Draco bisa menjadi aktris yang sempurna untuk skenario kegelapan yang telah dialami.
Harry memakai pakaiannya, mengambil jubah Gryffindor miliknya dan sedikit merapikan rambut berantakannya, mendengus saat rambut hitamnya tidak membantu. Ia sudah berdiskusi dengan Draco tentang apa yang akan mereka katakan pada Dumbledore, memilih memakai keputusan sang Slytherin karena Harry tidak bisa memikirkan apapun kecuali betapa tidak bergunanya ia.
Menghela napas, Potter muda berjalan keluar. Masih ada satu setengah jam lagi sampai mereka menghadap sang kepala sekolah dan Harry kebingungan di tempat. Draco memang mengatakan jika mereka bisa mencari informasi apapun yang mungkin terkait dengan berkeliaran di sekitar, tambahan tegas bahwa Harry tidak membawa kesialan pada jiwa Gryffindor yang memungkinkan mereka mendapat masalah. Harry merengut, Draco mengatakannya seolah ia akan terlibat dan benar-benar membuat mereka dalam masalah.
Emerald mengedip bingung, mencari objek di sekitar. Harry tidak tahu apa yang harus ia lakukan, Draco memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan Harry tidak ingin mengganggu, tidak saat itu ia menemukan Profesor Snape yang menatapnya datar. Agak merinding melihat manik hitam kelam yang intens.
Harry berjalan pelan, menghindari beberapa pasang mata yang mungkin menatapnya. Jubah Gryffindor miliknya berkibar dan Harry bertanya-tanya mengapa orang lain hanya memandang sekilas dirinya. Mungkin ia akan menyusul Draco di perpustakaan, tapi pikirannya menolak untuk memenuhi isi kepala dengan sebuah bacaan. Harry merasa ia di sistem agar tidak menghabiskan waktu berjam-jam untuk satu buku yang tebal, masih saja terkesan bagaimana Draco bisa begitu betah pada kertas-kertas yang berisi tinta tulisan. Mungkinkah pewaris Malfoy itu seorang kutu buku? Mengingat Hermione setidaknya hanya bisa menghabiskan tiga buku tebal perhari, tapi Draco? Tumpukan buku tebal itu terlalu banyak dalam beberapa jam terakhir ia melihatnya.
Bayangan akan Draco yang angkuh itu ternyata adalah kutu buku membuat Harry bergidik lucu, itu bayangan yang menghibur walau, tidak ada salahnya menjadi seperti itu. Ia tidak bisa menyangkal tampilan pemuda pirang yang ia lihat di perpustakaan cukup menawan, memang elegan mengingat dari mana Draco berasal. Tapi hei, bukankah itu pose yang terlalu sempurna?! Atau bagaimana bisa Draco terlihat sangat tampan saat Malfoy muda itu tenggelam dalam bacaan?! Harry menganggap jika seandainya Draco menjadi seorang kutu buku pun, hal itu tidak mengurangi seberapa banyak kata menawan darinya.
Harry seketika merona dengan apa yang ia pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Time Travel
RomanceYAOI || DRARRY || APA?! Harry dan Draco terlempar ke zaman kedua orang tuanya masih bersekolah di Hogwarts?! || Cinta yang tumbuh dalam perjalanan waktu untuk mengungkap || OOC || semi -cannon || karya by Ichadray